Pemerintah AS Bertanggung Jawab atas Berlanjutnya Perang di Gaza
Sami Abu Zuhri, salah satu pemimpin senior Hamas menegaskan bahwa pemerintah Amerika bertanggung jawab atas berlanjutnya perang di Gaza.
Sami Abu Zuhri, salah satu pemimpin senior gerakan Hamas mengatakan, Pemerintah Amerika adalah mitra dalam perang terhadap rakyat Palestina dan membenarkan agresi rezim pendudukan, serta pemerintahan Joe Biden bertanggung jawab atas kelanjutan perang dengan menyediakan senjata dan peralatan kepada pasukan pendudukan.
Menyatakan bahwa rezim pendudukan Zionis tidak tertarik untuk mencapai kesepakatan demi menghentikan perang, Abu Zuhri menambahkan, Brigade Al-Qassam siap menghadapi rezim pendudukan jika perang terus berlanjut dan berkepanjangan.
Anggota senior Hamas ini melanjutkan dengan mengingatkan bahwa penjajah tidak dapat menghancurkan atau melemahkan perlawanan.
"Ada kebingungan besar di antara para penjajah dan tentara mereka berperang tanpa tujuan," ungkap Sami Abu Zuhri.
Abu Ubaidah, Juru Bicara Berigade Perlawanan Izzuddin Al-Qassam juga mengatakan dalam sebuah file video bahwa senjata Amerika yang digunakan untuk menghancurkan rakyat Gaza telah menyebabkan kehancuran yang luas dan ini adalah satu-satunya pencapaian “musuh yang dilanda krisis”.
Pemerintah Amerika adalah pendukung utama rezim Zionis, dan dalam beberapa tahun terakhir, dukungan finansial Washington kepada Tel Aviv terus berlanjut.
Dengan dimulainya operasi kelompok pejuang Palestina (Badai Al-Aqsa) pada 7 Oktober 2023 dan kekalahan berturut-turut tentara Zionis melawan kelompok perlawanan, dukungan Gedung Putih terhadap rezim ini meningkat secara signifikan.
Meningkatnya protes global terhadap kejahatan rezim Zionis, di sebagian besar negara di dunia, terutama universitas-universitas bergengsi dan ternama di Amerika Serikat, rupanya telah mengubah nada bicara otoritas Amerika, tapi dalam praktiknya, Washington melanjutkan proses pengiriman senjata kepada tentara rezim Zionis dalam agendanya dan juga bantuan keuangan kepada rezim ini seperti di masa lalu.
Pihak berwenang Amerika terus mengirimkan senjata ke rezim Zionis, dan dalam beberapa hari terakhir, Amerika Serikat telah mengirimkan kapal ke Wilayah Pendudukan Palestina, yang membawa sekitar 27 ton bahan peledak.
Pemerintah AS mulai mengirimkan senjata ke Wilayah Pendudukan Palestina dalam situasi yang sebelumnya mengancam rezim Zionis untuk menunda pengiriman senjata jika terjadi operasi militer skala besar di Rafah.
Proses dukungan senjata oleh Amerika Serikat dan sekutu Gedung Putih di Eropa tidak mengubah kondisi perang Gaza, dan kelompok perlawanan telah mampu menahan agresi dan serangan tentara Zionis dengan kekuatan sedemikian rupa otoritas militer Zionis mengakui kekalahan mereka.
Protes dari berbagai kelompok di Amerika dan Barat, termasuk beberapa pejabat pemerintah terkait pengiriman senjata yang terus berlanjut dan dukungan Amerika kepada rezim Zionis, begitu juga dengan aktivis sipil yang memperingatkan tentang konsekuensi dari tindakan dan sikap diam Washington dalam menghadapi genosida di Gaza dan berarti keterlibatan pejabat Amerika dengan kejahatan rezim Zionis.
Intervensi Amerika di wilayah tersebut telah menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur ekonomi, dan tentara Amerika telah dituduh dalam berbagai kasus di Irak, Afghanistan dan negara-negara lain sebagai penyebab utama pembunuhan orang-orang yang tidak berdaya.
Perang Gaza adalah contoh lain dari kolaborasi Washington dengan para penjahat yang telah membunuh ribuan perempuan dan anak-anak yang tidak berdaya di Gaza.
Perkembangan internasional menunjukkan bahwa pemerintah Amerika dan Zionis harus bertanggung jawab atas tindakan mereka mengingat kondisi di Gaza, dan ada kemungkinan untuk mengadili mereka di pengadilan internasional karena melakukan kejahatan perang.(sl)