Lintasan Sejarah 17 Februari 2016
Hari ini, Rabu tanggal 17 Februari 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 8 Jumadil Awal 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 28 Bahman 1394 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.
Perang Zaragoza Berakhir
207 tahun yang lalu, tanggal 17 Februari 1809 perang Zaragoza yang meletus antara Perancis dan Spanyol akhirnya berakhir dengan kemenangan Perancis dan didudukinya kota Zaragoza yang terletak di timur Spanyol oleh tentara Perancis.
Perang ini dimulai tanggal 15 November 1808 dengan serangan tentara Napoleon ke kota Zaragoza dab mendapatkan perlawanan gigih dari rakyat kota itu.Perang ini menimbulkan korban yang sangat banyak.
Pada tahun 1812, setelah Napoleon mundur dari Rusia dan setelah persatuan negara-negara Eropa juga mengalami kekalahan, akhirnya Spanyol pun lepas terbebas dari pendudukan Perancis.
Johann Heinrich Pestalozzi Meninggal
189 tahun yang lalu, tanggal 17 Februari 1827, Johann Heinrich Pestalozzi, seorang ahli pendidikan terkemuka Swiss, meninggal dunia.
Pestalozzi adalah orang yang pertama membangun konsep pendidikan seperti training para guru dan inovasi dalam kurikulum seperti kelompok kerja, studi kerja, tingkatan nilai, kemampuan dalam kelompok, dan memberi kesempatan tiap individu untuk mengembangkan diri.
Pestalozzi mengabdikan hidupnya untuk memberi kesempatan kepada anak-anak miskin di Eropa untuk memperoleh pendidikan. Pestalozzi juga menulis buku dan artikel-artikel di surat kabar untuk menarik masyarakat agar memberikan perhatian kepada anak-anak miskin.
Mirza Meninggal Dunia
124 tahun yang lalu, tanggal 8 Jumadil Awal 1313 Hq, seorang ulama besar bernama Mirza Muhammad Baqir Zainal Abidin Khansari, meninggal dunia di Isfahan. Dia adalah seorang ahli fiqih dan ahli hadis yang terkenal. Ia juga telah berhasil mendapatkan izin dari beberapa guru dan ulama besar untuk menukil hadis.
Ilmuwan agung ini mengenal secara baik biografi dan silsilah sejarah ulama dan ilmuan fiqih, setelah beberapa kali menjadi pimpinan hauzah ilmiah Isfahan. Beberapa karya tulis seperti, Hasyiyeh Lum'ah dan Raudlatul Jannat adalah sejumlah buku utama yang pernah beliau tulis.
Syeikh Muhammad Abduh Meninggal
114 tahun yang lalu, tanggal 8 Jumadil Awal 1323 Hq, Syeikh Muhammad Abduh, cendikiawan dan pejuang muslim terkemuka Mesir meninggal dunia. Muhammad Abduh awalnya belajar di Universitas al-Azhar dan kemudian menuntut ilmu dari Sayid Jamaluddin al-Afghani, ulama pejuang kemerdekaan Mesir.
Setelah Jamaluddin al-Afghani diasingkan oleh pemerintah, Muhammad Abduh menggantikannya dalam mengajar. Namun, seiring dengan meluasnya imperialisme Inggris di Mesir, Abduh juga diasingkan oleh pemerintah ke Suriah.
Setelah enam tahun mengajar di Suriah, Syekh Muhammad Abduh pergi ke Paris dan bergabung dengan Jamaluddin al-Afghani dalam menerbitkan surat kabar yang memperjuangkan kebebasan bertajuk "Urwatul Wutsqa".
Sebagaimana al-Afghani, Syeikh Muhammad Abduh giat menyuarakan persatuan kaum muslimin sedunia dan meyakini bahwa kaum muslim harus bersatu melawan imperialisme Barat.
Perundingan Segi Tiga Iran-Irak dan Sekjen PBB di New York
27 tahun yang lalu, tanggal 26 Bahman 1367 Hs, dilakukan perundingan segi tiga antara Iran dan Irak yang dihadiri Sekjen PBB waktu itu di New York.
Perundingan ini dilakukan setelah perundingan beberapa bulan sebelumnya tidak memberikan hasil, bahkan ada kemungkinan perundingan menjadi gagal, Republik Islam Iran menunjukkan niat baiknya kepada masyarakat internasional dan PBB, khususnya Sekjen PBB waktu itu. Hal itu membuat Sekjen PBB meminta kepada Dewan Keamanan PBB agar memberikannya kewenangan yang lebih besar untuk melakukan perundingan dan permintaan itu disetujui.
Sekalipun pihak Irak tidak ingin melanjutkan perundingan dan usulan transparan Sekjen PBB, tapi ternyata perundingan berlangsung cepat dan mencapai kesepakatan yang baik.
Sebenarnya, jalan buntu dalam proses perundingan antara Iran dan Irak di bawah pengawasan Sekjen PBB dan setelah berlangsungnya gencatan senjata dari kedua negara menunjukkan Irak lamban dalam menjalankan isi Resolusi 598.
Wafatnya Mohammad Deihim Tabrizi, Sejarawan Azerbaijan
16 tahun yang lalu, Tanggal 28 Bahman 1378 Hs, Ustad Mohammad Deihim Tabrizi meninggal dunia dalam usia 92 tahun dan dikebumikan di Tehran.
Mohammad Deihim Tabrizi lahir di Tabriz tahun 1286 Hs. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya dan berkat bimbingan ayahnya ia mampu menyelesaikan pendidikannya dengan baik pada jurusan sastra dan matematika. Aktivitas budaya yang digelutinya membawanya menjadi wartawan dan sejak tahun 1311 Hs ia memulai profesi wartawanan.
Selain profesi wartawan yang digelutinya, perlahan-lahan Ustad Mohammad Deihim Tabrizi mulai memasuki dunia politik dan pada tahun 1325 Hs beliau termasuk yang paling aktif berusaha mengusir kelompok Demokrat dari Azerbaijan, Iran. Akhirnya, Mohammad Deihim Tabrizi lebih memilih menjadi politikus dan pada tahun 1335 Hs ia meninggalkan kotanya dan memilih tinggal di Tehran
Di bidang budaya, Ustad Mohammad Deihim Tabrizi berhasil mendirikan Asosiasi Sastra Mowlavi, Saeb dan Azarbadgan. Beliau juga mengorganisir lebih dari 15 organisasi sastra di Tehran. Ia juga meninggalkan banyak karya ilmiah mulai dari matematika, tata bahasa Persia hingga sejarah. Buku Tadzkirah Syuara Azerbaijan dalam lima jilid juga merupakan hasil karya beliau.