Mari Mengenal Lingkungan (9)
Samudra dalah laut yang luas dan merupakan massa air asin yang sambung-menyambung meliputi permukaan bumi yang dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yang besar. Samudra meliputi 71% permukaan bumi, dengan area sekitar 361 juta kilometer persegi, isi samudra sekitar 1.370 juta km³, dengan kedalaman rata-rata 3.790 meter. (Perhitungan tersebut tidak termasuk laut yang tak berhubungan dengan samudra, seperti Laut Kaspia).
Sementara laut adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra. Laut adalah kumpulan air asin yang sangat banyak dan luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua dengan benua lainnya dan suatu pulau dengan pulau lainnya.
Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni. Terkadang istilah samudra dan laut kerap digunakan untuk arti yang sama, tapi biasanya laut merupakan bagian dari samudra.
Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 miliar tahun yang lalu, di mana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100 °C) karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan dan menyebabkan laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam Bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu juga bertipe mamut atau tinggi/besar sekali tingginya karena jarak Bulan yang begitu dekat dengan Bumi.
Ada lima samudra di bumi, Samudera Antarktika (Laut Selatan), Samudra Arktik, Samudra Atlantik, Samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Samudra Antarktika adalah massa air laut yang mengelilingi benua Antartika. Ia merupakan samudra terbesar keempat dan telah disepakati untuk disebut sebagai samudra oleh Organisasi Hidrografik Internasional (IHO) pada 2000. Sebelum itu, pandangan umum adalah Samudra Atlantik, Samudra Hindia dan Samudra Pasifik langsung berbatasan dengan bibir pantai Antartika.
Sementara Samudra Arktik berlokasi di belahan utara bumi dan kebanyakan berada di wilayah Arktik Kutub Utara, adalah samudra terkecil dan terdangkal di antara lima samudra di dunia. Meskipun Organisasi Hidrografik Internasional (IHO) menganggapnya sebagai samudra, para ahli samudra menyebutnya Laut Mediteranian Arktik atau Laut Arktik, mengklasifikasikannya sebagai satu dari Laut Mediteranian yang tergabung dalam Samudra Atlantik.
Samudra Atlantik adalah samudra terbesar kedua di dunia, meliputi sekitar 1/5 permukaan Bumi. Kata Atlantik berasal dari mitologi Yunani yang berarti "Laut Atlas". Samudra ini berbentuk huruf S, memanjang dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan, terbagi dua oleh garis khatulistiwa menjadi Atlantik Utara dan Atlantik Selatan. Dibatasi oleh Amerika Utara dan Amerika Selatan di bagian barat samudera dan Eropa dan Afrika di bagian timur samudra.
Samudra Hindia, Samudra Indonesia atau Samudra India adalah kumpulan air terbesar ketiga di dunia, meliputi sekitar 20% permukaan air Bumi. Di utara dibatasi oleh selatan Asia; di barat oleh Jazirah Arabia dan Afrika; di timur oleh Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, dan Australia; di selatan oleh Antartika. Samudra ini dipisahkan dengan Samudra Atlantik oleh 20° timur meridian, dan dengan Samudra Pasifik oleh 147° timur meridian. Samudra Hindia atau Samudra India adalah satu-satunya samudra yang menggunakan nama negara yaitu India.
Samudra Pasifik atau Lautan Teduh (dari bahasa spanyol Pacifico, artinya tenang) adalah kawasan kumpulan air terbesar di dunia, serta mencakup kira-kira sepertiga permukaan Bumi, dengan luas sebesar 179,7 juta km² (69,4 juta mi²). Panjangnya sekitar 15.500 km (9.600 mi) dari Laut Bering di Arktik hingga batasan es di Laut Ross di Antartika di selatan. Samudra Pasifik mencapai lebar timur-barat terbesarnya pada sekitar 5 derajat U garis lintang, di mana ia terbentang sekitar 19.800 km (12.300 mi) dari Indonesia hingga pesisir Kolombia. Batas sebelah barat samudra ini biasanya diletakkan di Selat Malaka.
Titik terendah permukaan Bumi—Palung Mariana—berada di Samudra Pasifik. Samudra ini terletak di antara Asia dan Australia di sebelah barat, Amerika di sebelah timur, Antartika di sebelah selatan dan Samudra Arktik di sebelah utara.
Samudra Pasifik dilihat dari pesisir di bagian tengah Chili. Samudra Pasifik terdiri atas sekitar 25.000 kepulauan (lebih dari jumlah kepulauan yang berada di lautan dunia lainnya jika digabung), yang mayoritas terletak di selatan khatulistiwa.
Di antara laut di bumi adalah laut tengah, karibia, hitam, utara, baltik, Norwegia, sargasso, Okhotsk, Bering, Kreta dan masih banyak lagi. Adapun laut terluas adalah Laut Tengah (Mideterania), Karibia, Okhotsk dan Bering. Sementara kedalaman rata-rata samudra 3,7 km dan menampung sekitar 1340 juta km kubik air. Setiap tahun tercatat 3,3 juta km kubik air samudra menguap dan kemudian berubah menjadi air hujan atau salju. Hujan yang diakibatkan penguapan air samudra dan laut tersebut menghasilan 8,2 juta kilometer kubik air tawar di bawah tanah dan sekitar 1,2 juta kilometer kubik air tawar di danau.
Laut dan samudra juga dapat menyerap karbon dioksida sehingga udara tetap stabil. Misalnya selama 200 tahun lalu, sekitar 50 persen karbon dioksida yang sebarkan manusia ke lingkungan hidup diserap oleh laut dan samudra. Pendapat lain mengenai laut menjadi penyimpan karbon salah satunya dilatarbelakangi oleh peran terumbu karang yang menghasilkan produktifitas primer sangat tinggi. Produktifitas primer tersebut berasal dari tumbuhan dan Zooxanthelae berasosiasi dengan terumbu yang memiliki kemampuan untuk berfotosintesis sangat besar.
Zooxanthelae juga berfungsi menjaga terumbu dari berbagai faktor yang merusaknya. Proses fotosintesis tersebut merupakan aktivitas carbon sink, sebaliknya proses respirasi (penguraian gula menjadi zat lain untuk menjalankan metabolisme tubuh) oleh organisme lainnya di laut, merupakan aktivitas carbon source. Selain terumbu karang, hewan kecil yang bernama plankton juga memiliki peran dalam siklus karbon di laut karena kebutuhannya untuk melakukan fotosintesis.
Sedangkan di dalam perairan, kebutuhan karbon diperoleh dari hasil pengendapan organisme yang mengendap dan terdekomposisi. Hasil dekomposisi tersebut akan terangkat kembali ke permukaan laut akibat upwelling. Menurut penelitian Canadell et. al, ditemukan adanya kenaikan rata-rata CO2 secara alamiah di atmosfer terhadap total tingkat pelepasan karbon. Pada periode 1960-2000 diprediksikan adanya penurunan kemampuan atmosfer dalam menyerap karbon karena peningkatan penyerapan karbon ke alam sudah melebihi kemampuannya.
Laut dan samudra juga membuat cuaca di muka bumi menjadi stabil. Salah satu fungsi penting laut adalah mempengaruhi suhu dan cuaca di bumi. Jika tidak ada samudra dan seluruh muka bumi berupa daratan, akibat pengaruh gas rumah kaca, maka suhu udara di bumi akan sangat tinggi. Jika bumi memiliki iklim seperti saat ini namun tidak ada samudra dan menerima energi radiasi sama seperti energi yang saat ini sampai ke bumi, maka rata-rata suhu di muka bumi mencapai 67 derajat celcius.
Mengingat karakteristik samudra yang terus bergelombang dan bergerak, energi panas ini disebarkan ke seluruh bumi dan hal ini menyebabkan sepanjang musim panas, udara menjadi panas dan di musim dingin, suhu udara menjadi dingin. Dengan kata lain, samudra dan laut membuat suhu udara di bumi stabil.
Laut juga berperan dalam siklus air dan nitrogen. Gelombang air di kedalaman laut diakibatkan berbedaan suhu dan kadar garam. Pergerakan di permukaan juga diakibatkan gesekan gelombang akibat angin dan pasang surut air. Perubahan di permukaan laut juga diakibatkan gravitasi bulan dan matahari. Sementara itu, perbedaan kepadatan air laut juga menjadi faktor siklus air dan menciptakan gelombang di samudra.
Pengetahuan manusia akan laut dan samudra, khususnya dasar laut, di beberapa tahun terakhir tak kalah dengan pengetahuan mereka akan planet lain. Bahkan dewasa ini pengetahuan astronom terhadap bulan lebih tinggi ketimbang pengetahuan pakar geologi terhadap dasar samudra. Mungkin sangat menakjubkan bahwa sampai saat ini ada 12 astronom yang menjelajah bulan dan berhasil kembali ke bumi, namun samai kini hanya ada dua penyelam yang berhasil menyelam ke dasar samudra dan selamat kembali ke permukaan.
Meski laut memiliki banyak potensi dan manfaat bagi lingkungan hidup, namun justru manusia yang merusak. Perilaku keliru manusia dalam memanfaatkan sumber alam ini semakin mengkhawatirkan. Banyak tumbuhan, karang, ikan dan ekosistem laut terancam musnah akibat ulah manusia. Belum lagi pembuangan limbah pabrik dan rumah tangga ke laut membuat kehidupan hewan dan tumbuhan laut terancam.