Perkembangan Iptek di Iran dan Dunia (1)
-
Obat
Tulisan singkat ini berupaya untuk memperkenalkan hal-hal baru dalam dunia sains, teknologi dan ilmu kedokteran di Republik Islam Iran dan dunia. Cinnora atau Adalimumab adalah obat yang paling laris di dunia, dimana teknologi pembuatannya hanya tersedia di Amerika Serikat, namun kini Iran telah mampu memproduksi sendiri obat penting dan mahal tersebut. Iran pada tanggal 25 Oktober 2016 memamerkan Cinnora yang diproduksi dalam negeri.
Dewasa ini, perkembangan dan kemajuan negara didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Penelitian dan produksi sains dan teknologi merupakan unsur-unsur penting bagi perkembangan ekonomi, sosial, budaya, industri dan politik setiap negara. Hingga sekarang, tidak ada satupun negara di dunia ini yang mencapai pembangunan ekonomi dan industri tanpa pengembangan komprehensif di sektor ilmu pengetahuan.
Oleh sebab itu, penelitian, riset dan teknologi –sebagai sebuah masalah vital dan pendorong kemajuan dan pembangunan berkelanjutan serta sarana untuk mencapai kemakmuran dan kemandirian nyata bagi setiap masyarakat- harus dijadikan prioritas.
Iran telah sejak lama menjadi “buaian” ilmu pengetahuan. Dengan mengkaji sejarah negara ini, kita akan menemukan bahwa Iran di berbagai titik sejarah adalah terdepan di bidang ilmu pengetahuan alam, matematika, kedokteran, astronomi dan bidang-bidang ilmu lainnya, dan banyak ilmuwan dunia yang terlahir dari negeri ini. Saat ini pula, kita juga menyaksikan berbagai prestasi penting dan bernilai yang diraih para ilmuwan dan peneliti kontemporer Iran di berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Jumlah produksi sains Iran dalam tiga tahun terakhir menunjukkan bahwa negara ini mampu mencapai 1,53 persen dari total produksi ilmu dunia. Departemen teknik-engineering, departemen ilmu kedokteran dan kesehatan dan departemen ilmu pertanian masing-masing memiliki tingkat tertinggi dalam produksi ilmu pengetahuan di Iran. Serangkaian program dengan nama “Along with Scientific, Technical and Medical” akan memonitor peristiwa-peristiwa ilmiah di Iran dan dunia. Namun program ini akan terfokus pada hasil penelitian ilmiah di Iran.
Hari Selasa, 25 Oktober 2016 menjadi salah satu hari penting di Iran, dimana negara ini secara resmi memamerkan salah satu hasil produksinya di bidang kedokteran. Iran memamerkan produksi obat baru bernama Cinnora yang merupakan generasi paling canggih obat dan berteknologi tinggi di dunia. Obat ini sebelumnya hanya diproduksi di AS, namun sekarang Iran telah mampu memproduksinya sendiri. Berkat prestasi ini, negara Islam ini bisa menghemat biaya hingga 30 juta dolar.
Peluncuran obat ini digelar di provinsi Alborz dan dihadiri oleh Menteri Kesehatan, Pengobatan dan Pendidikan Kedokteran Iran. Cinnoa adalah kelompok obat antibodi monoklonal dan berguna menyembuhkan berbagai penyakit Autonium, kulit dan pencernaan. Penyakit Autonium adalah penyakit dimana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang jaringan sehat orang itu sendiri.
Sistem kekebalan tubuh atau disebut sistem imun berfungsi untuk melindungi tubuh dari “ancaman” yang dapat membahayakan tubuh seperti bakteri dan virus. Namun ketika sistem kekebalan tubuh seseorang mengalami gangguan, sistem ini justru menyerang jaringan tubuh itu sendiri. Padahal seharusnya, sistem imun hanya menyerang organisma atau zat-zat asing yang membahayakan tubuh.
Dari segi bahasa, “Auto” artinya diri sendiri dan “Imun” artinya sistem pertahanan tubuh. Jadi, pengertian Autoimun adalah sistem pertahanan tubuh mengalami gangguan sehingga menyerang sel-sel tubuh itu sendiri. Sistem kekebalan tubuh adalah kumpulan sel-sel khusus dan zat kimia yang berfungsi melawan agen penyebab infeksi seperti bakteri dan virus serta membersihkan sel-sel tubuh yang menyimpang, misalnya pada kanker. Gangguan Autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang keliru menyerng jaringan tubuh sendiri.
Gangguan Autoimun dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu organ spesifik dan no-organ spesifik. Organ-spesifik berarti satu organ tertentu yang terkena, sedang non-organ spesifik artinya sistem imun menyerang beberapa organ atau sistem tubuh yang lebih luas. Ada sekitar 80 gangguan Autoimun yang berbeda mulai dari yang ringan sampai yang berat. Hal itu tergantung pada sistem tubuh mana yang diserang dan seberapa besar fungsinya bagi tubuh.
Di antara jenis-jenis penyakit Autoimun adalah Diabetes Melitus (Tipe I), penyakit Graves, penyakit radang usus, Multiple Sclerosis, Psoriasis, Rheumatoid arthritis atau Rematik, Scleroderma dan sistemik lupus eritematosus atau SLE (Penyakit Lupus. Diabetes Melitus Tipe I akan mempengaruhi pankreas dan gejalanya termasuk haus, sering buang airkecil, berat badan turun dan leih rentan terhadap infeksi. Penyakit Graves mempengaruhi kelenjar tiroid dimana gejalanya termasuk penurunan berat badan, detak jantung meningkat, kecemasan dan diare.
Penyakit radang usus termasuk ulcerative colitis memiliki gejala seperti diare dan sakit perut. Multiple Sclerosis mempengaruhi sistem saraf, dimana gejalanya termasuk mati rasa, kelumpuhan dan gangguan penglihatan. Psoriasis mempengaruhi kulit. Rematik mempengaruhi sendi, dimana gejalanya termasuk sendi bengkak dan sakit. Scleroderma mempengaruhi kulit dan struktur lainnya, dimana cirinya termasuk penebalan kulit, borok kulit dan sendi kaku, Sementara itu, penyakit Lupus mempengaruhi jaringan ikat dan dapat menyerang sistem organ tubuh. Gejalanya adalah peradangan sendi, demam, penurunan berat badan dan ruam wajah yang khas.
Sebagian besar penyakit kronis berdasarkan jenis komplikasinya mungkin bisa dikontrol. Ada sekitar 80 jenis penyakit yang memiliki gajala yang mirip sehingga menyebabkan kesulitan untuk mendiagnosanya. Oleh karena itu, ada kemungkinan dalam satu waktu muncul beberapa jenis penyakit di badan seseorang.
Terkait dengan penyakit Autoimun, hingga sekarang belum diketahui secara pasti kenapa perempuan lebih rentan daripada laki-laki, terutama di usia reproduktif. Namun diperkirakan bahwa hormon seks memiliki pengaruh yang kuat. 75 persen orang yang terjangkit penyakit ini adalah perempuan. Disebutkan bahwa terjadi peningkatan resiko dari penyakit tersebut di antara warga Amerika-Afrika dan penduduk pribumi negara ini.
Penyebab pasti penyakit Autoimun belum diketahui. Menurut para pakar medis, secara teoritis, bakteri, virus, stimulus kimia dan pemicu lingkungan dianggap sebagai penyebab penyakit tersebut. Jika salah satu anggota keluarga terjangkit penyakit ini, maka ada kemungkinan anggota-anggota keluarga lainnya pun akan terkena penyakit itu.
Mengingat terdapat banyak jenis penyakit Autoimun, maka gejala dan tanda-tanda juga berbeda. Namun gejala-gejala umumnya adalah kelelahan, demam dan rasa lesu. Penyakit Autoimun mempengaruhi banyak bagian dan organ tubuh. Di antara bagian-bagian tubuh yang paling terpengaruh oleh penyakit ini adalah kulit, persendian, sel darah merah, otot, pembuluh darah, jaringan ikat dan sistem endokrin.
Sekali lagi, penyebab pasti gangguan Autoimun belum diketahui, namun ada sejumlah faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan terkena penyakit ini. Di antara faktor itu adalah, genetika, lingkungan, jenis kelamin, hormon seks dan infeksi. Terkait faktor genetika, kecenderungan penyakit Autoimun terjadi dalam keluarga atau karena faktor keturunan, namun genetik saja tidak cukup, sebab ada faktor lingkungan yang juga mempengaruhi.
Sementara faktor lingkungan adalah termasuk gaya hidup yang tidak sehat, dimana jenis kelamin perempuan lebih rentan dibandingkan laki-laki. Mengenai faktor hormon seks seperti estrogen dan progesteron, terbukti bahwa gangguan Autoimun cenderung menyerang pada usia produktif. Dan terakhir, yaitu faktor infeksi, biasanya beberapa penyakit Autoimun dipicu atau diperburuk oleh infeksi tertentu.
Seperti yang telah disebutkan bahwa Cinnora adalah kelompok obat antibodi monoklonal yang bergunga untuk menyembuhkan berbagai penyakit Autoimun persendian, kulit dan pencernaan. Menurut Menteri Kesehatan, Pengobatan dan Pendidikan Kedokteran Iran, Sayid Hassan Ghazizadeh Hashemi, Iran menjadi negara kedua di dunia yang mampu memproduksi Cinnora. Obat ini akan dipersembahkan untuk umum sehingga para penderita dapat menggunakannya secara berkelanjutan.
Sebelumnya, negara-negara seperti Iran mengimpor obat ini untuk memenuhi kebutuhan para penderita di dalam negeri, namun kini Iran bisa menjual obat tersebut ke negara-negara lain, bahkan menurut Ketua Organisasi Pangan dan Obat Iran, teknologi pembuatan Cinnora bisa ditularkan ke negara-negara seperti Turki dan Malaysia.
Perusahaan yang memproduksi Cinnora di Iran adalah CinnaGen. CinnaGen adalah sebuah perusahaan bioteknologi berbasis di Iran yang memproduksi produk-produk biologi molekuler, biofarmasi dan diagnostik. Menteri Kesehatan Rusia telah mengunjungi perusahaan ini dan mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk mengimpor obat tersebut.