Apr 07, 2021 16:31 Asia/Jakarta
  • perkembangan iptek di Iran
    perkembangan iptek di Iran

Entitas Perserikaan Bangsa-Bangsa, PBB untuk Kesetaraan Jender dan Pemberdayaan Perempuan atau UN Women memasukkan nama Maryam Mirzakhani, matematikawan asal Iran sebagai salah satu dari tujuh ilmuwan perempuan paling berpengaruh di dunia.

Sejak berabad-abad lamanya perempuan memberikan kontribusi yang tak terhitung jumlahnya di bidang ilmu pengetahuan. Mereka menemukan obat-obat yang menyelamatkan hidup manusia, menciptakan alat-alat yang merevolusi dunia, dan melakukan penelitian-penelitian besar.
 
Akan tetapi di banyak kasus, kemajuan pesat perempuan dianggap sebelah mata, dan bahkan di bidang STEM (sains, teknologi, teknik dan matematika) perempuan sejak lama menghadapi masalah diskriminasi jender. Akses yang tidak adil terhadap pendidikan, teknologi dan posisi kepemimpinan, menyebabkan banyak perempuan berbakat terhambat dalam meraih kemajuan di bidang sains.
 
Di tengah semua hambatan dan tantangan ini, banyak perempuan, dan gadis remaja berhasil menggeser batas-batas ilmu pengetahuan, dan berusaha mencari solusi atas berbagai tantangan global yang dihadapi sehari-hari. Kerja keras mereka menyebabkan pandangan manusia terhadap dunia, berubah.
 
Dalam hal ini UN Women memilih tujuh ilmuwan perempuan yang telah mempengaruhi dunia kontemporer. Salah satu perempuan itu adalah Maryam Mirzakhani. Peneliti asal Iran ini meninggal dunia pada tahun 2017 akibat kanker. Pada tahun 2014, Mirzakhani menjadi satu-satunya perempuan dunia yang berhasil menerima Fields Medal, penghargaan paling bergengsi di bidang matematika. Meski ia sudah meninggal dunia, namun kontribusi besarnya di matematika tetap lestari, dan aktivitasnya telah membuka jalan bagi banyak matematikawan perempuan dunia di masa depan. 
 
Selain Mirzakhani, UN Women juga memasukkan nama Tu Youyou, ahli kimia farmasi asal Cina yang melakukan penelitian visioner terkait pengobatan penyakit Malaria berbasis metode pengobatan kuno Cina, Kiara Nirghin, pemenang Google Science Fair pada tahun 2016 karena menciptakan sebuah polimer absorben, Katherine Johnson, matematikawan asal Amerika Serikat yang kalkulasinya dianggap sangat penting bagi eksplorasi ruang angkasa negara ini, Marie Curie, fisikawan dan ahli kimia asal Polandia penemu uranium, Marcia Barbosa, fisikawan asal Brazil yang meneliti struktur rumit molekul air, dan Segenet Kelemu, patologis asal Ethiopia yang penelitiannya membantu para petani kecil agar hasil pertanian mereka lebih banyak. 
 
----
 
karikatur Maryam Mirzakhani (tengah)

 

Baru-baru ini Dr. Mohsen Bahmani Kashkouli dari Pusat Riset Mata, Universitas Ilmu Kedokteran Iran, mengenalkan sebuah tes baru yang untuk pertama kalinya dimuat dalam jurnal Plastic and Reconstructive Surgery, Amerika Serikat. Tes ini dilakukan untuk mendiagnosa prolaps kelenjar lakrimalis pada orang-orang yang mengalami mata panda atau mata berkantung dan menjalani operasi kelopak mata blepharoplasty.
 
Pada orang-orang yang menjalani operasi blepharoplasty ditemukan adanya prolaps kelenjar lakrimalis pada saat yang bersamaan, dan harus diperbaiki. Diagnosa prolaps kelenjar lakrimalis ini menjadi sangat sulit diakibatkan oleh adanya kantung pada kelopak mata, dan terkadang sama sekali tidak bisa didiagnosa, sehingga menyebabkan banyak masalah seperti tetap tinggalnya kantung bagian luar, atau fistula kelenjar lakrimalis.
 
Tes yang diperkenalkan oleh Dr. Kashkouli dan tim riset medis mata Universitas Ilmu Kedokteran Iran dengan akurasi 100 persen, dapat mendiagnosa prolaps ini dalam pemeriksaan sebelum operasi blepharoplasty. Peneliti ini merupakan tim pengajar di Universitas Ilmu Kedokteran Iran, dan sampai sekarang sudah memperkenalkan 14 teknik, metode pengobatan dan tes baru di bidang bedah kelopak mata, kening, biji mata, dan kelenjar air mata.
 
Metode-metode ini disampaikan di berbagai lembaga internasional dan diterbitkan di sejumlah jurnal terkemuka dunia. Peneliti Iran ini mengaku sudah menyampaikan pemaparan ilmiahnya terkait metode-metode baru tersebut di lebih dari 15 negara dunia termasuk Amerika Serikat, Meksiko, Jepang, Spanyol, India, Cina, Turki dan Yunani. Makalah ilmiah yang terkait dengan tes baru diagnosa prolaps kelenjar lakrimalis dapat diakses di situs Perpustakaan Nasional Amerika Serikat.
 
----
 
Para peneliti di Pusat Riset Royan, Universitas Amirkabir, dan Fakultas Kedokteran, Universitas Utrecht, Belanda, meneliti dampak mekanis, dan biologis terhadap sel-sel progenitor untuk memproduksi biomaterial tulang alternatif.
 
Penggunaan alternatif pengganti buatan untuk mengobati kerusakan tulang, mendapat perhatian yang cukup luas. Perancah tulang dengan merekonstruksi kondisi fisik, kimiawi dan biomaterial tulang, dapat membantu mendiferensiasi sel-sel progenitor tulang, dan memulihkan kerusakan fisiologis tulang. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa nanotopografi dan stiffness, merupakan faktor fisika efektif paling penting bagi sel.
 
diagnosa prolaps kelenjar lakrimalis

 

Meskipun demikian metode-metode umum untuk memproduksi dan memangkas nanofiber (trimming), tidak mampu mengontrol dua masalah penting ini. Oleh karena itu, dampak topografi dan stiffness belum dikaji secara menyeluruh dalam mengatur diferensiasi sel-sel tulang dalam nanofiber.
 
Dalam hal ini, para peneliti di sebuah penelitian mengkaji karakteristik fisika Functionalized Multiwalled Carbon Nanotubes (f-MWCNTs) terhadap nanofiber PCL, dan mengevaluasi bagaimana struktur ini menyebabkan perbedaan pada fenotipe di sel-sel progenitor tulang.
 
Perubahan pada karakteristik bahan yang diamati melalui mikroskop elektron, diukur dengan tingkat kejelasan tinggi, penyerapan protein, dan pengujian tarik. Begitu juga dampak struktur yang diproduksi pada diferensiasi sel punca mesenkimal terhadap sel-sel tulang, diukur dengan mengkaji ekspresi gen.
 
Hasil penelitian menunjukkan, penggunaan F-MWCNT secara independen mengontrol PCL sesuai tingkat kekentalan F-MWCNTs. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan perbedaan dalam stiffness dan topografi yang menyebabkan aktifnya jalur-jalur pembawa pesan berbeda pada pembentukan tulang sel-sel progenitor.
 
Hasil penelitian yang dapat membantu meningkatkan pemahaman terkait dampak mekanis-biologis terhadap sel-sel progenitor tulang yang berujung dengan pemulihan produksi biomaterial alternatif pengganti tulang, dimuat di jurnal ilmiah Materials Science and Engineering.
 
----
 
nanotechnology

 

Di dunia sains dan teknologi baru-baru ini sekelompok peneliti dari California Institute of Technology, Amerika Serikat, berhasil membunuh sel-sel kanker dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Dalam metode ini, sel-sel sehat yang berada di samping sel-sel kanker tidak ikut mati. Di masa lalu metode ini sudah digunakan untuk melawan kanker, namun saat itu belum ditemukan cara untuk mendiferensiasi dua jenis sel satu dari yang lainnya.
 
Gelombang ultrasonik dikarenakan memiliki frekuensi tinggi, tidak bisa ditangkap oleh telinga manusia, dan dalam metode baru ini digunakan jenis khusus dari gelombang ultrasonik yang memiliki denyut yang jauh lebih kecil untuk menyerang secara akurat sel-sel kanker.
 
Gelombang ultrasonik ini bekerja sesuai dengan struktur dan komposisi khusus sel tumor kanker, dan hanya menyerang mereka, dengan metode aman. Metode pengobatan ini dapat menciptakan revolusi dalam dunia pengobatan kanker. Para peneliti mengatakan, jika metode ini sudah disempurnakan, di masa depan dapat digunakan bersama metode-metode lain semacam kemoterapi, radioterapi, operasi bedah dan yang lainnya, sebagai salah satu metode penyempurna yang bisa dipercaya.
 
Para peneliti Prancis baru-baru ini menciptakan sejenis benang dari sel kulit manusia yang dapat dibentuk seperti bentuk rajutan, dan digunakan dalam operasi bedah. Para peneliti menggunakan serat ini dalam operasi bedah terhadap binatang dan mereka percaya di masa depan serat tubuh manusia ini dapat digunakan untuk transplantasi atau menyembuhkan anggota tubuh yang rusak. Dalam penelitian yang diakukan, sel-sel bernama fibroblast yang digunakan di dalam laboratorium kulit, terbukti fleksibel, dan efektif. Kulit ini disinari sampai membentuk sejenis benang, dan bisa diubah ke berbagai bentuk berbeda.
 
Salah seorang peneliti di Institut Nasional Penelitian Medis dan Kesehatan Inggris, mengatakan benang ini bisa digunakan untuk menjahit saku, membuat pipa atau selaput berongga. Dengan bantuan benang ini dapat dibuat rajutan. Benang yang sangat fleksibel ini, berbeda dengan kulit buatan yang memakan tempat banyak, bisa mempercepat proses penyembuhan.
 
Selain itu ia tidak ditolak oleh sistem imun tubuh, oleh karena itu benang ini sangat ideal untuk digunakan dalam proses medis. Untuk memproduksi serat ini, lembaran-lembaran kulit dipotong dalam bentuk pita, dan disinari sehingga dapat dibuat benang yang kuat. Benang ini sudah diuji coba pada binatang.[]

Tags