Okt 03, 2018 13:05 Asia/Jakarta
  • Teknologi
    Teknologi

Dalam uraian singkat ini, akan dijelaskan mengenai pembuatan “robot sosial” untuk melatih bahasa isyarat, alat desinfeksi sekam dan jerami di peternakan unggas, produksi semen hijau dan penciptaan alat desinfeksi air.

Para peneliti Republik Islam Iran di Sharif University of Technology telah merancang dan membuat robot untuk mengajarkan bahasa isyarat Farsi (bahasa Persia) kepada anak-anak tunarungu. Dengan menyempurnakan bagian pemrosesan gambar, mereka berusaha membuat robot interaktif untuk keperluan tersebut.

Saat ini, banyak upaya sedang dilakukan untuk menciptakan robot-robot sosial guna mengobati perlaku anak-anak penderita autisme. Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang kompleks dan ditandai dengan kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi dan perilaku terbatas, berulang-ulang serta karakter stereotip. Anak-anak penderita autis akan kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, Robot Interaktif dibuat untuk meningkatkan interaksi anak-anak penderita autis.

Robot

Kegunaan lain dari Robot Interaktif adalah untuk mengurangi stres pada anak-anak yang menderita kanker. Robot ini telah digunakan di berbagai rumah sakit untuk mengurangi kecemasan dan stres anak-anak ini. Proyek Robot Ekspresif di Universitas Teknologi Sharif Iran juga telah dijalankah dalam konteks robot-robot interaktif untuk mengajarkan bahasa isyarat kepada anak-anak tunarungu.

Mohammad Zaki Pour, pelaksana proyek dan juga mahasiswa pascasarjana jurusan mekanik Universitas Teknologi Sharif menjelaskan fitur dan perbedaan robot-robot yang dibuat dalam proyek ini dengan robot sejeni di dalam negeri atau buatan asing. Ia mengatakan, derajat kebebasan robot ini sedemikian rupa sehingga mampu mempraktekkan bahasa isyarat Farsi dan menggerakkan semua jarinya secara independen.

Di antara kelebihan lainnya adalah robot ini memiliki 29 derajat kebebasan pada tubuh bagian atas dan tiga derajat kebebasan pada bagian bawahnya. Keistimewaan ini jarang dimiliki oleh robot-robot sejenisnya. Pemrosesan gambar dan suara juga menjadi kelebihan lain dari robot ciptaan peneliti Iran itu. Robot tersebut mampu mengolah gambar dan suara sehingga mampu mengajarkan bahasa isyarat kepada anak-anak tunarungu.

Menurut Zaki Pour, bagian pemrosesan ucapan dari robot tersebut telah sempurna, sementara bagian pengolahan gambar masih dalam tahap penyempurnaan. Ia mengatakan, dengan menggunakan kemampuan pengolahan gambar, robot ini mampu melakukan interaksi dengan anak-anak tunarungu. Yaitu, jika seorang anak tunarungu memberikan bahasa isyarat, maka robot akan langsung meresponnya dan berinteraksi dengan anak tersebut.

Prestasi penting lainnya di bidang teknologi adalah pembuatan alat untuk desinfektan jerami dan sekam di ruangan peternakan unggas. Alat ini mampu menghancurkan, mengeringkan dan membasmi kuman dan bakteri sekam dan jerami yang digunakan untuk kepentingan perkembangbiakan unggas. Dengan demikian, tempat untuk ternak unggas akan selalu bersih dan tercegah dari munculnya penyakit.

Mohammad Khosravi, pakar senior di bidang makanan ternak dan unggas dari Universitas Ilmu Pernatian dan Sumber Daya Alam Gorgan mengatakan, alat yang serupa baru-baru ini juga diproduksi di Spanyol, namun di Iran dan di negara-negara lain sebelumnya digunakan peralatan nonspesifik untuk melakukan pekerjaan ini atau dengan menggunakan cara manual seperti menggunakan sekop. Setelah penemuan ini dipatenkan, hingga sekarang beberapa sampel dari alat penghancur, pengering dan desinfeksi sekam ini telah dibuat dan masuk ke pasar Iran.

Semen

Para peneliti Iran di Provinsi Isfahan juga berhasil memproduksi semen hijau yang dapat digunakan dalam masa 100 tahun, sementara semen biasa rata-rata digunakan selama 25 tahun. Semen baru ini juga memiliki ketahanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lama. Semen hijau dapat digunakan untuk membantun jembatan, bendungan, dermaga, dan bangunan-bangunan canggih lainnya. Produksi ini dibuat oleh para peneliti Iran dengan menggunakan Terak (ampas leburan logam/timah dan sebagainya).

Terak adalah mirip kaca dan produk yang tersisa setelah logam yang diinginkan telah dipisahkan, misalnya dilebur, dari biji tambang mentahnya. Terak biasanya campuran oksida logam dan silikon dioksida. Namun, terak dapat diisi sulfida logam dan unsur logam. Terak umumnya digunakan untuk keperluan lainnya. Di antara keperluan itu adalah untuk membantu dalam mengontrol suhu peleburan dan meminimalkan setiap re-oksidasi dari produk final logam cair sebelum logam cair itu dihapus dari tungku dan digunakan untuk membuat logam padat.

Mohammad Assadi, Direktur Sepahan Cement Co Isfahan mengatakan, 30 peneliti dalam jangka waktu tiga tahun telah berhasil melakukan alih teknologi pembuatan semen hijau. Ia menambahkan, para pegawai pabrik semen ini membeli peralatan dari perusahaan-perusahaan asing dan membangun fasilitas yang diperlukan sehingga berhasil membawa produksi semen hijau ke tahap industri.

Semen hijau merupakan bahan yang memenuhi atau melebihi kemampuan kinerja fungsional semen portland biasa. Semen hijau memiliki kandungan bahan daur ulang yang optimal, sehingga mengurangi konsumsi bahan alam mentah, air dan energi fosil. Setiap tahun, pabrik semen Sepahan Isfahan memproduksi 1,5 juta ton semen hijau.

Salah satu keistimewaan terpenting lainnya dari jenis semen ini adalah mengurangi pencemaran lingkungan. Setiap tahun, diproduksi 70 juta ton klinker di Iran. Oleh karena itu, jika semuapabrik semen di negara ini menggunakan teknologoi tersebut, maka akan terjadi pengurangan konsumsi produk ini hingga 25 juta ton. Klinker adalah bahan utama dalam pembuatan semen yang dengan penambahan kalsium sulfat sedikit akan menjadi semen.

Baru-baru ini, para peneliti Iran meraih pengetahuan teknis untuk desinfeksi air dengan elektrolisis membran natrium klorida. Dengan demikian, Iran sekarang menjadi salah satu dari tiga negara yang memiliki teknologi tersebut. Peneliti di Amirkabir University of Technology (AUT) dalam sebuah langkah inovatif, telah menggantikan gas klorin yang berbahaya dengan natrium klorida dalam proses desinfeksi air, sehingga selain bisa mengurangi bahaya dari klorin, juga merupakan cara mudah dan murah untuk menyediakan air bersih untuk dikonsumsi dan untuk keperluan pertanian dan industri.

Penggunaan utama teknologi ini adalah untuk membasmi kuman, dimana dengan menggunakan metode multi-oksidan maka dihasilkan sebuah produk unik yang diguanakn untuk pemurnian mikroba air minum, air kolam renang dan air untuk berbagai konsumsi. Dalam metode-metode tradisional dengan menggunakan gas klorin, biasanya digunakan bubuk klorin dan pemutih untuk desinfeksi air kolam renang dan tanki air minum, dimana cara ini selalu membawa risiko dan ancaman dan selalu ada dampak bahaya dari gas klorin yang beracun di lingkungan ini.

Air minum

Banyak dari kita yang sehari-harinya memakai air ledeng. Klorin merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses khlorinasi. Sudah umum pula bahwa khlorinasi adalah proses utama dalam proses penghilangan kuman penyakit air ledeng, air bersih atau air minum yang akan kita gunakan. Sebenarnya proses khlorinasi tersebut sangat efektif untuk menghilangkan kuman penyakit terutama bila kita menggunakan air ledeng. Tetapi di balik keefektifannya itu klorin juga bisa berbahaya bagi kesehatan kita.

Dari berbagai studi, ternyata orang yang meminum air yang mengandung klorin memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih, dubur ataupun usus besar. Sedankan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak atau urat saraf tulang belakang. Hal  itu juga menyebabkan berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat mengalami keguguran kandungan.

Hamid Reza Faqihi, pelaksana proyek desinfeksi air dengan elektrolis membran natrium klorida mengatakan, di dunia telah dimulai aktivitas untuk menciptakan metode pengganti metode tradisional dan berbahaya dalam proses desinfeksi air, dan Iran menjadi negara ketiga setelah Amerika Serikat dan Jerman yang mencapai pengetahuan teknis desinfeksi air dengan elektrolis membran natrium klorida.

Ia menambahkan, alih teknologi dan pengetahuan teknis lokal serta pembuatan alat desinfeksi air dengan elektrolis membran natrium klorida adalah hasil dari kerjasama dan upaya selama tujuh tahun para peneliti di AUT. Kini, lanjut Reza Faqihi, kita berhasil melakukan sebuah proses, dimana perusahaan-perusahaan Eropa menjalankannya dalam skala semi-industri, namun kita telah melakukannya dalam skala industri dan mandiri.

Implementasi percontohan proyek ini dilakukan dua tahun lalu dengan memasang alat di berbagai wilayah yang kurang terlayani di selatan Iran, termasuk di pulau Minoo dan zona bebas Arvan. Saat ini, alat tersebut menyediakan air minum untuk 16.000 penduduk di kawasan tersebut. Alat desinfeksi air dengan metode elektrolisis membran natrium klorida dipasang di sepertiga kota Abadan dan dibuka secara resmi di Dah-e Fajr tahun ini.