Lintasan Sejarah 15 Maret 2016
Hari ini, Selasa tanggal 15 Maret 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 5 Jumadil Tsani 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 25 Isfand 1394 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.
Julius Caesar Terbunuh
1972 tahun yang lalu, tanggal 15 Maret tahun 44 Sebelum Masehi, Julius Caesar, pemimpin Republik Roma, tewas terbunuh di tangan dua pembantu dekatnya, Marcus Brutus dan Cassius Longinus. Julius Caesar adalah seorang pemimpin yang diktator. Namun, kebijakan land reforms-nya membuat Julius populer di tengah rakyat Roma. Selain itu, ia melakukan berbagai program ambisius dalam kerajaannya, di antaranya pembuatan kalender Masehi yang hingga kini masih dipergunakan dan rencana untuk melakukan ekspansi dari Eropa tengah hingga ke timur.
Sebagian pihak yang tidak menyukai kepemimpinan Julius Caesar akhirnya mengadakan konspirasi untuk membunuhnya dengan tujuan untuk memperbaiki Republik Roma. Namun, tujuan ini tidak tercapai karena keturunan Julius bernama Oktavian merebut kekuasaan dan merubah bentuk pemerintahan Roma menjadi sebuah kekaisaran dan ia mengangkat diri sebagai kaisar dengan nama Kaisar Agustinus.
Ibnu Qudamah Muqaddasi Meninggal
817 tahun yang lalu, tanggal 5 Jumadil Tsani tahun 620 Hq, Ibnu Qudamah Muqaddasi, seorang ulama fiqih dan ahli hadits terkenal meninggal dunia di kota Damaskus, Suriah. Dasar-dasar ilmu keagamaannya ia pelajari di Damaskus. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke Baghdad, Irak.
Selama hidupnya, Muqaddasi berhasil menyusun sejumlah kitab. Di antara karyanya yang terkenal adalah buku "Raudhatun Nazhir" yang berisikan pelajaran ilmu ushul fiqih.
Jalaluddin Rumi Wafat
765 tahun yang lalu, tanggal 5 Jumadil Tsani tahun 672 Hq, Maulana Jalaluddin Muhamad Balkhi, yang lebih dikenal dengan nama Maulawi atau Rumi, meninggal dunia di kota Qaunie, yang kini termasuk ke dalam wilayah Turki.
Rumi adalah penyair paling legendaris dunia Islam abad ketujuh hijriah. Kemampuannya dalam menyusun kata-kata syair, serta makna irfani yang terkandung dalam bait-bait syairnya, hingga kini masih menjadi bahan penelaahan para kritikus sastra dunia.
Rumi dilahirkan tahun 604 hijriah di kota Balkh, Afghanistan utara. Kemudian, saat ia mulai menanjak usia remaja, Rumi bersama ayahnya pergi menuju Qaunie. Di kota itulah ayahandanya wafat. Rumi kemudian pergi menuju Damaskus dan Halab untuk menuntut ilmu-ilmu agama. Setelah merasa cukup, Rumi kembali ke Qaunie untuk mengajarkan apa yang pernah dipelajarinya. Beberapa tahun kemudian, Rumi bertemu dengan Syams Tabrizi, sufi paling terkenal saat itu. Perjumpaannya dengan Syams Tabrizi itu ternyata menimbulkan revolusi besar dalam jiwanya. Ia kemudian melakukan kehidupan zuhud dalam rangka pembersihan jiwa dan mulai menulis syair-syair berbahasa Persia yang berisikan hikmah dan ajaran-ajaran sufistik.
Karya Jalaluddin Rumi yang paling legendaris adalah kitab syair dalam bahasa Persia berjudul "Matsnawi Ma'nawi". Rumi juga menulis sejumlah buku lainnya, yang di antaranya berjudul "Fihi Ma Fihi", "Maktubat Maulana", dan "Ruba'iyat".
Parvin Etesami Lahir
109 tahun yang lalu, tanggal 25 Isfand 1285 Hs (15 Maret 1907), Parvin Etesami, seorang penyair kontemporer terkemuka Iran, terlahir ke dunia.
Ayahnya adalah seorang penulis dan penerjemah ternama, bernama Yusuf Etesam-mulk. Sejak kecil, Parvin telah mempelajari sastra Persia dan Arab dari ayahnya. Dia pun bersama ayahnya melakukan perjalanan ke berbagai kota di dalam dan luar negeri sehingga memperoleh pengalaman yang memperkaya syair-syairnya.
Karya-karya syair Parvin umumnya berisi perenungan relijius serta masalah-masalah sosial dan moral. Penyair besar Iran ini meninggal dunia tahun 1942 dalam usia 35 tahun.
Kota Halabche Diserang Dengan Senjata Kimia
28 tahun yang lalu, tanggal 25 Isfand 1366 Hs (15 Maret tahun 1988), rezim Baath Irak di bawah pimpinan Sadam Husein dengan mengirimkan puluhan pesawat tempur, membombardir kota Halabche dengan senjata kimia.
Pengeboman ini dilakukan setelah munculnya gerakan-gerakan separatis dari penghuni kota Halabche yaitu warga Irak dari suku Kurdi yang telah lama menderita direpresi oleh Rezim Sadam.
Warga kota itu berniat untuk menggabungkan diri dengan Republik Islam Iran yang baru berdiri. Rezim Sdadam saat itu juga tengah kewalahan menghadapi perlawanan bangsa Iran dalam Perang Irak-Iran yang meletus akibat invasi Irak ke Iran. Akibat pengeboman dengan bahan kimia yang disuplai oleh negara-negara Barat itu, lebih dari 5000 warga kota Halabche tewas.
Wilayah Taba Dibebaskan
27 tahun yang lalu, tanggal 15 Maret 1989, wilayah Taba yang terletak di timur laut Mesir, setelah bertahun-tahun diduduki oleh rezim Zionis, akhirnya berhasil dibebaskan. Pada tahun 1978, Zionis menduduki Gurun Sinai, yang termasuk di antaranya kawasan Taba. Setelah ditandantanganinya perjanjian Camp David pada tahun 1987, Tel Aviv bersedia mengembalikan Gurun Sinai kepada Mesir.
Namun, tentara Zionis masih tetap bercokol di kawasan strategis Taba di utara Teluk Aqabah. Setelah diadakan berbagai perundingan dan mendapatkan tekanan internasional, akhirnya Zionis pada tahun 1989 bersedia mundur dari Taba.