Apr 21, 2016 19:42 Asia/Jakarta

Hari ini, Rabu tanggal 16 Maret 2016 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 6 Jumadil Tsani 1437 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 26 Isfand 1394 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari di tahun-tahun yang lampau.

Dimulainya Petualangan Tujuh Tahun Nasir Khosrou

1000 tahun yang lalu, tanggal 6 Jumadil Tsani tahun 437 Hq, Nasir Khosrou Qubadiani, penyair dan penulis terkenal Iran memulai petualangan tujuh tahunnya ke berbagai kawasan Timur Tengah dan Mediterania.

Khosrou melakukan perjalanan ke jazirah Arab, Mesir, Irak, dan Roma. Hasil petualangannya itu ia tuliskan ke dalam sebuah buku sastra terkenal berjudul "Safar Nameh" yang artinya catatan perjalanan.

Buku ini kemudian menjadi terkenal dan dianggap penting karena sejumlah alasan. Pertama, dari sisi bahasa, kitab Safar Nameh diakui memiliki kualitas yang sangat hebat. Kemudian, karena Safar Nameh berisikan catatan perjalanan seorang yang jenius seperti Khosrou, maka di dalam buku itu terdapat keterangan-keterangan antropologis penting mengenai budaya, bahasa, dan keyakinan masyarakat di tempat-tempat yang dikunjungi oleh Khosrou.

Peraih Nobel Sastra Pertama Lahir

 

177 tahun yang lalu, tanggal 16 Maret 1839, Rene Armand Sully Prudhomme, seorang penyair Perancis yang merupakan pemenang Nobel pertama di bidang sastra, terlahir ke dunia.

Awalnya, Prudhomme ingin menjadi seorang insinyur, namun karena menderita penyakit mata, ia terpaksa berhenti kuliah di institut politeknik. Ia kemudian mempelajari sastra dan bergabung dalam sebuah kelompok pelajar yang mendorongnya untuk menulis puisi.

 

Karya puisi pertamanya dirilis tahun 1865, berjudul "Bait dan Puisi", dan berhasil menciptakan reputasi yang positif. Pada tahun 1881, Sully Prudhomme diangkat sebagai anggota Akademi Perancis dan tahun 1901, dia menerima hadiah Nobel. Sully Prudhomme meninggal dunia tahun 1907.

 

Pembunuhan Massal di Vietnam Selatan oleh Tentara AS

 

48 tahun yang lalu, tanggal 16 Maret tahun 1968, tentara AS membunuh massal antara 200 hingga 500 warga desa My Lai 4, di bagian utara Vietnam selatan. Desa My Lai 4 terletak di kawasan yang banyak disusupi oleh gerilyawan Vietkong dan banyak tentara AS yang terbunuh di kawasan itu.

 

Pada hari itu, Letnan L. Calley dan pasukannya datang ke desa itu untuk melancarkan operasi pencarian dan penghancuran. Namun, yang mereka temukan di desa itu hanyalah perempuan, anak-anak, dan lelaki tua. Para tentara AS itu kemudian melampiaskan kemarahan mereka dengan membunuhi warga desa yang tidak bersenjata tersebut. Pembunuhan itu berhenti setelah seorang pilot bernama Hugh Thompson mendaratkan helikopternya di antara pasukan AS dan warga desa.

 

Peristiwa ini semula ditutup-tutupi, namun setahun kemudian terbongkar dan investigasi militer pun dilaksanakan. Letnan Calley dijatuhi hukuman seumur hidup, namun akhirnya diampuni dan hanya mendekam di penjara selama beberapa tahun.

Sayid Ahmad Khomeini Wafat

21 tahun yang lalu, tanggal 26 Isfand 1373 Hs, Sayid Ahmad Khomenei meninggal dunia akibat penyakit serius dan setelah dishalati oleh Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, beliau dikuburkan di sisi ayahnya.

Hujjatul Islam Sayid Ahmad Khomeini lahir pada 24 Isfand 1324 Hs (15 Maret 1946) di tengah keluar agamis dan ulama di kota Qom. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas, saat ayahnya diasingkan ke Najaf, Irak, Sayid Ahmad Khomeini baru memulai pendidikan agamanya dan menyelesaikan dengan cepat pendidikannya.

Setelah kakaknya, Sayid Mostafa Khomeini syahid, Sayid Ahmad Khomeini memegang tanggung jawab utama yang menghubungkan Imam Khomeini ra dengan rakyat Iran hingga kemenangan Revolusi Islam. Pasca berdirinya pemerintahan Islam di Iran, hubungan ini tetap terjaga dan senantiasa ia berada bersama Imam Khomeini ra.

Selama di Paris, selain menghadapi kelompok politik menyimpang dari garis Imam Khomeini ra, Sayid Ahmad Khomeini menyusun urusan kantor Imam Khomeini dengan penuh ketelitian. Semua ini dapat dilakukan berkat pengalaman yang cukup selama bertahun-tahun berjuang di Iran.

Setelah tiba di Iran dan kemenangan Revolusi Islam, Sayid Ahmad Khomeini seperti sebelumnya memegang urusan kantor Imam Khomeini dan menjamin kondisi yang lebih luas dan leluasa bagi Imam Khomeini ra untuk berhubungan dengan masyarakat dan para pejabat negara. Beliau setiap harinya mengatur pertemuan yang dilakukan Imam Khomeini ra dengan pelbagai kalangan dan pribadi.

Sebagai kepala kantor Imam Khomeini ra, Sayid Ahmad Khomeini bertanggung jawab atas sejumlah pekerjaan penting dan dengan penuh keikhlasan beliau berhasil melakukan tanggung jawabnya. Ketika dimulainya perang delapan tahun dengan Irak akibat agresi rezim Saddam Husein, Sayid Ahmad Khomeini ra berusaha mendapat informasi detil mengenai perang, menyusun informasi dan menyampaikannya pada saat yang tepat kepada Imam Khomeini ra. Semua tanggung jawab ini dilakukannya dengan baik.

Setelah meninggalnya Imam Khomeini ra, Sayid Ahmad Khomeini menjadi anggota Dewan Ahli Kepemimpinan dan wakil Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran, selain tetap bertugas sebagai pengelola Yayasan Penyusunan dan Dokumentasi Karya Imam Khomeini ra. Banyak buku dan tulisan-tulisan tangan Imam Khomeini ra yang berhasil dipublikasikan.