Mengejar Berkah Ramadhan (6)
Bulan suci Ramadhan adalah salah satu simbol persatuan dan keharmonisan kaum Muslim yang paling menonjol di seluruh penjuru Dunia Islam. Muslim dari setiap negara dan suku bangsa menyambut bulan suci ini dengan gembira dan penuh penghormatan.
Ramadhan adalah bulan yang mendekatkan hati dan menyatukan bangsa-bangsa Muslim dunia. Di bulan ini, setiap orang Islam menyadari bahwa dirinya adalah anggota dari sebuah umat yang satu, dan ia menjalankan ibadah puasa bersama Muslim lainnya di belahan bumi lain yang berjarak ribuan kilometer, sehingga ia merasakan betul makna persatuan.
Meski kewajiban puasa di bulan suci Ramadhan seragam di antara seluruh umat Islam, namun karena setiap negara memiliki budaya, tradisi dan kebiasaan yang berbeda-beda, maka hal itu berpengaruh pada tata cara melaksanakan kewajiban ini. Dalam kesempatan ini, sekilas akan dibahas seputar tradisi bulan Ramadhan di beberapa negara Muslim.
Salah satu negara yang menyambut Ramadhan dengan cara unik dan khusus adalah Pakistan. Sekitar 90 persen penduduk Pakistan adalah Muslim, oleh karena itu Ramadhan di negara ini begitu meriah. Masyarakat Pakistan, sebagaimana warga negara Muslim lain, sebelum tibanya bulan Ramadhan sudah mempersiapkan diri, mereka membersihkan dan menghias masjid-masjid. Di negara ini, panitia ru'yat hilal yang dibentuk pemerintah bertugas mengumumkan dimulainya bulan Ramadhan. Setelah awal Ramadhan diumumkan, masyarakat Pakistan, terlepas dari mazhab, suku dan rasnya, tampak lebih banyak mencurahkan perhatian pada Al Quran dan menjadikan kitab suci ini sebagai perantara penyucian diri, pengampunan dosa, media untuk membangun diri di dunia dan sebagai bekal bagi akhirat, karena mereka menganggap Ramadhan sebagai "Musim Semi Al Quran".
Memberikan makanan untuk berbuka kepada orang berpuasa sangat dianjurkan dalam Islam. Di tengah masyarakat Pakistan, salah satu kebiasaan baik yang sering dilakukan pada bulan Ramadhan adalah menyediakan makanan untuk berbuka di masjid-masjid. Selain di masjid, warga Pakistan juga membagikan makanan berbuka di jalan-jalan, dan dalam hal ini setiap orang bekerjasama sesuai kemampuannya.
Di bulan Ramadhan, masyarakat Pakistan biasa membuat berbagai jenis kue, Jalebi dan beraneka ragam penganan khusus negara ini, dan di kebanyakan pasar juga dijual beragam makanan khas semacam Jalebi khusus yang dinamai Kaleja Paani. Makanan khusus Pakistan lain yang terkenal dan biasa didapati di jamuan-jamuan berbuka puasa adalah Pakora.
Hari-hari akhir bulan Ramadhan dan Idul Fitri, merupakan hari terbaik dalam setahun bagi masyarakat Pakistan, karena hari raya ini adalah hari raya utama umat Islam di negara ini. Pada hari-hari ini, di semua tempat begitu terasa nuansa hari raya, dan perempuan serta remaja-remaja putri tampak mengenakan Henna atau pacar di hari Idul Fitri dengan berbagai corak. Henna ini dalam bahasa lokal Pakistan disebut Mehndi. Umat Islam Pakistan mengisi hari raya Idul Fitri dengan melaksanakan shalat Ied di masjid-masjid, setelah itu mereka mengunjungi orang tua, pembesar keluarga dan memberi hadiah kepada anak-anak.
Negara lain yang ditinggali banyak umat Islam adalah India. India adalah sebuah negara yang sangat beraneka ragam dan plural. Keanekaragaman ini sangat mudah ditemui di antara suku-suku dan agama berbeda di India. Mayoritas penduduk India beragama Hindu dan umat Islam hanya berjumlah 15 persen dari total populasi negara ini, yaitu sekitar 175 juta orang.
Di tengah keragaman agama dan jumlah penduduk yang sangat besar, di India terdapat sebuah bentuk solidaritas sosial unik dari lapisan masyarakat non-Muslim yang ikut berpuasa di bulan Ramadhan untuk membersihkan jiwa mereka. Orang-orang ini meyakini Ramadhan adalah bulan yang menunjukkan bahwa seluruh agama dapat hidup berdampingan secara damai tanpa masalah apapun.
Penduduk India sudah mulai berpuasa sejak akhir bulan Syaban untuk menyambut Ramadhan dan mendekorasi rumah-rumah serta wilayah sekitar tempat tinggalnya. Mereka membersihkan masjid-masjid dan menara, serta menghiasnya dengan rangkaian bunga yang merupakan tradisi rakyat India. Mereka juga meramaikan majelis-majelis tadarus Al Quran.
Masjid-masjid di India di bulan Ramadhan bukan hanya tempat ibadah, tapi menjadi pusat berkumpulnya umat Islam dan kelas untuk belajar agama. Di bulan ini digelar ceramah agama dan pelajaran agama Islam di masjid-masjid yang sebagian besar dihadiri oleh kaum pria, sementara kaum perempuan sibuk mempersiapkan makanan berbuka di rumah. Selain beribadah dan berpuasa, kaum perempuan Muslim India juga mengurus rumah, mempersiapkan makanan untuk sahur dan berbuka di dapur. Beberapa jenis makanan tradisional India yang kerap ditemui selama Ramadhan adalah Khichdi, Keema, Paratha, Pakora, Dahi Vada dan Haleem.
Tanggal 1 Syawal, umat Islam bersiap menyambut hari raya Idul Fitri. Muslim India, di hari ini menghias tempat tinggalnya dan masjid-masjid, serta mengenakan pakaian yang seragam putih-putih dan bergegas menuju masjid untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Mereka, terutama yang tinggal di kota-kota, memadati masjid-masjid hingga ke jalan. Pemerintah India menetapkan hari raya Idul Fitri sebagai hari libur nasional. Perayaan Idul Fitri bahkan berlangsung selama beberapa hari di sejumlah kota dan negara bagian India.
Di belahan dunia lain, Afghanistan adalah negara yang penduduknya 99 persen Muslim. Masyarakat negara ini sebagaimana juga warga Muslim di negara lain, menyambut dan menghormati bulan suci Ramadhan, dan mereka menjalankan puasa serta ibadah di bulan ini.
Penduduk Afghanistan memiliki tradisi kuno saat hilal bulan Ramadhan muncul yaitu menyalakan api dengan maksud agar orang lain juga diberitahu akan tibanya bulan suci ini. Untuk menghormati bulan Ramadhan, pemerintah Afghanistan meliburkan hari pertama bulan suci dan mengurangi jam kerja instansi pemerintah sebanyak tiga jam.
Masyarakat Afghanistan di bulan Ramadhan banyak membantu fakir miskin dan orang yang membutuhkan, dan mereka terlihat berlomba dalam kebaikan ini. Tradisi memberikan makanan berbuka di tengah masyarakat Afghanistan di bulan Ramadhan juga menjadi hal lazim yang banyak ditemukan di setiap sudut kota. Menu makanan berbuka orang Afghanistan sangat beragam, dan mereka selalu menyajikan Torshi (acar) khusus yang disebut dengan Chutney, selain itu ada juga kurma dan Jalebi yang sangat diminati warga Afghanistan.
Salah satu tradisi unik masyarakat Afghanistan adalah menjadikan malam sebelum Idul Fitri sebagai Hari Raya Orang-orang yang Sudah Meninggal. Di malam itu, kaum perempuan membagikan Halva, Samanu dan Sheermal sebagai bentuk nazar dan memintakan doa serta pengampunan untuk anggota keluarga yang sudah meninggal.
Di hari-hari terakhir bulan Ramadhan, keluarga-keluarga di Afghanistan mendatangi pasar-pasar untuk berbelanja. Idul Fitri adalah hari raya utama di negara ini dan penduduk Afghanistan berbondong-bondong mendatangi masjid di hari raya untuk melaksanakan shalat Idul Fitri. Mereka percaya shalat Idul Fitri adalah penyempurna puasa.
Bangladesh, negara berpenduduk sekitar 164,7 juta jiwa berdasarkan data tahun 2017, 90 persen warganya adalah Muslim, dan di negara ini, bulan suci Ramadhan termasuk sangat meriah. Di negara ini terdapat lebih dari 250 ribu masjid yang selama bulan Ramadhan menggelar berbagai acara mulai dari tadarus Al Quran, pelajaran tafsir Al Quran, hingga ceramah agama. Selain itu, masjid-masjid di Bangladesh juga membuka kelas-kelas Al Quran untuk anak-anak dan menyelenggarakan seminar-seminar persatuan Islam.
Bulan Ramadhan menjadi pemandangan yang indah di kota Dhaka, ibukota Bangladesh. Saat berbuka, pasar-pasar tradisional dipadati pengunjung. Sebagian besar penduduk Bangladesh membeli bahan makanan untuk berbuka di pasar-pasar itu. Salah satu kebiasaan baik masyarakat Muslim Bangladesh di bulan Ramadhan sebagaimana juga di tempat lain adalah memberikan makanan berbuka kepada orang miskin, masjid-masjid merupakan yang terdepan dalam hal ini, dan selama bulan Ramadhan tanpa henti menyajikan makanan berbuka puasa untuk masyarakat. (HS)