Jun 29, 2019 09:49 Asia/Jakarta
  • 29 Juni 2019
    29 Juni 2019

Hari ini, Sabtu 29 Juni 2019 bertepatan dengan 25 Syawal 1440 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 8 Tir 1398 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini di masa lampau.

Imam Jakfar Shadiq Gugur Syahid

1292 tahun yang lalu, tanggal 25 Syawal 148 HQ,  Imam Jakfar Shadiq as, cucu Rasulullah Saw generasi ke-lima, gugur syahid akibat dibunuh oleh rezim yang berkuasa saat itu, yaitu Dinasti Abbasiah.

Imam Jakfar Shadiq

Imam Jakfar Shadiq lahir pada tahun 83 Hijriah di kota Madinah dan dibesarkan oleh ayah beliau, Imam Baqir as.  Setelah Imam Baqir gugur syahid, tampuk imamah (kepemimpinan kaum Muslimin) dilanjutkan oleh anak beliau, Imam Jakfar Shadiq as yang saat itu berusia 31 tahun.

Sebagaimana yang juga dialami ayah dan kakek-kakek beliau, serta kelak anak dan cucu beliau, Imam Jakfar Shadiq dan para pengikutnya mengalami tekanan dan represi dari dinasti yang berkuasa saat itu. Namun, karena saat itu tengah terjadi perebutan kekuasaan kekhalifahan Islam antara Dinasti Umayah dan Abbasiah, tekanan terhadap Imam Jakfar Shadiq dan para pengikut Ahlul Bait tidak terlalu besar, sehingga beliau memiliki kesempatan untuk menyebarluaskan ajaran dan ilmu-ilmu Islam.

Tercatat ribuan ahli fiqih dan cendikiawan Islam datang ke majelis ilmu Imam Jakfar Shadiq untuk menuntut ilmu di berbagai bidang, mulai dari agama, teologi, kedokteran, kimia, hingga astronomi. Jabar bin Hayan, seorang kimiawan besar dunia Islam adalah salah satu murid Imam Jakfar Shadiq. Imam Jakfar Shadiq dan ayah beliau, Imam Muhamamd Baqir, adalah pendiri pusat keilmuwan terbesar di dunia Islam saat itu, di kota Madinah.

Isabela Peron Diangkat Sebagai Presiden

45 tahun yang lalu, tanggal 29 Juni tahun 1974, setelah kematian Presiden Argentina, Juan Peron, istrinya, Isabela Peron yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden, diangkat sumpahnya untuk menjadi Presiden Argentina.

Bendera Argentina

Namun, Isabela Peron tidak mampu menyelesaikan kekacauan ekonomi dan politik yang diwariskan oleh suaminya. Ia juga tidak mampu menggalang dukungan dari kekuatan-kekuatan dalam negeri.

Mendiang suaminya, Juan Peron, meraih kekuasaan pada tahun 1943 melalui sebuah kudeta. Namun dua tahun kemudian, Juan Peron giliran dikudeta dan dipenjarakan. Atas usaha keras istri pertamanya, Evita  Peron, Juan Peron dibebaskan dan kembali menjadi presiden.

Pada tahun 1952, Evita Peron meninggal dunia dan Juan Peron menikahi Isabela Peron. Isabela Peron hanya mampu bertahan dua tahun di kursi kepresidenan dan pada tanggal 24 Maret 1976, dia digulingkan dalam sebuah kudeta oleh kelompok militer dan dipenjarakan selama lima tahun.

Ayatullah Abolqasem Danesh Ashtiani Wafat

18 tahun yang lalu, tanggal 8 Tir 1380 HS, Ayatullah Abolqasem Danesh meninggal dunia di usia 90 tahun dan dimakamkan di komplek suci makam Sayidah Maksumah, Qom.

Sejarah

Ayatullah Haj Sheikh Aboqasem Nahesh Ashtiani, lahir pada 1290 HS dari keluarga ulama di kota Ashtian. Beliau merupakan cucu Akhond Mullah Ahmad Ashtiani. Sejak kecil beliau telah mempelajari ilmu-ilmu agama dan di usia 15 tahun Ayatullah Danesh Ashtiani memasuki hauzah ilmiah Qom. Selama di hauzah ilmiah Qom, beliau melanjutkan pendidikan agamanya di bawah pengawasan Mirza Mohammad Feiz Qommi. Beliau kemudian belajar fiqih dan ushul fiqih untuk tingkatan mujtahid bersama Sheikh Abdolkareem Hairi Yazdi, Sayid Mohammad Hojjat Kouh Kamareh-i dan Sayid Mohammad Taqi Khonsari.

Kemudian selama bertahun-tahun beliau kembali ke kampung halamannya untuk berdakwah. Tapi ketika mendapat kabar datangnya Ayatullah Boroujerdi ke kota Qom, Ayatullah Danesh Ashtiani kembali ke Qom dan belajar kepada Ayatullah Boroujerdi. Beliau mendapat perhatian besar dari Ayatullah Boroujerdi, sehingga diangkat menjadi penanggung jawab perpustakaan Masjid Azam, Qom. Dalam menjalankan tugasnya, Ayatullah Danesh Ashtiani berhasil memajukan perpustakaan ini sejajar dengan perpustakaan terkenal Iran dan juga mencetak koran.

Dalam kebangkitan Islam yang dipimpin oleh Imam Khomeini, Ayatullah Ashtiani ikut melawan rezim Shah Pahlevi dan nama beliau tertera dalam pernyataan protes ulama dan pengajar hauzah ilmiah Qom. Pasca kemenangan Revolusi Islam, Imam Khomeini ra mengangkat beliau sebagai Imam Jumat kota Ashtian.

Beliau juga meninggal banyak karya tulis seperti Taqriraat Fiqh Ayatullah Boroujerdi, Majmu'ah Maqalaat, terjemah buku Saqifah dan lain-lain.