Mengapa Zionis Menyesali Perang Sesungguhnya dengan Hizbullah?
(last modified Tue, 19 Nov 2024 08:09:38 GMT )
Nov 19, 2024 15:09 Asia/Jakarta
  • Tentara Zionis
    Tentara Zionis

Pars Today – Meskipun sebelum dimulainya serangan besar-besaran rezim Israel ke Lebanon, hampir 70% Zionis mendukung serangan ini, tapi setelah diberlakukannya perimbangan kekuatan di lapangan oleh perlawanan Lebanon, pendapat Israel berubah drastis.

Selama tahun pertama perang rezim Zionis terhadap Jalur Gaza, opini publik di wilayah yang diduduki Israel masih menginginkan kabinet rezim ini menyatakan perang terhadap Lebanon, dan 67% Zionis dua bulan lalu berbicara tentang perlunya perang dengan Lebanon dengan tujuan menghancurkan Hizbullah. Namun setelah dimulainya perang ekstensif rezim pendudukan melawan Lebanon dan dimulainya operasi darat rezim ini, pendapat mereka berubah.

Menurut Pars Today mengutip Mehr News, sebelum serangan ke Lebanon, tentara Zionis menetapkan jangka waktu untuk serangan darat ke negara ini dalam waktu 2 hingga 3 minggu dan percaya bahwa Hizbullah akan terpaksa melancarkan serangan rudalnya ke utara Palestina yang diduduki.

Selain itu, Zionis berpikir bahwa dengan memulai perang skala besar melawan Lebanon, mereka dapat menghancurkan struktur Hizbullah dan melucuti senjatanya serta memaksanya mundur ke belakang Sungai Litani, dan akhirnya, para pengungsi di front utara, yang melarikan diri karena ketakutan akan serangan Hizbullah, akan mampu kembali ke daerah tersebut. Namun, setelah satu setengah bulan melakukan serangan darat di wilayah perbatasan Lebanon, rezim pendudukan bahkan tidak dapat menduduki satu desa kecil pun di negara ini, dan terlebih lagi, tentara rezim ini menyaksikan banyak korban berjatuhan dalam konflik dengan pejuang Hizbullah dan masih terus berlanjut. Mereka terjebak dalam penyergapan perlawanan Lebanon. Pada saat yang sama, serangan rudal dan drone Hizbullah terus berlanjut di wilayah utara Palestina yang diduduki hingga pusatnya di Tel Aviv.

Dengan kekalahan berturut-turut tentara Israel di selatan Lebanon dalam beberapa minggu setelah dimulainya invasi darat, dukungan pemukim Zionis terhadap perang dengan Lebanon menurun dari 67% menjadi 46%, di mana alasannya adalah ketabahan kekuatan perlawanan Lebanon di bawah bayang-bayang dukungan rakyat negara itu terhadap perlawanan, serta posisi politik persatuan Lebanon yang mengacaukan perhitungan penjajah.

Dalam situasi di mana bahkan penduduk Tel Aviv terpaksa mengungsi ke tempat penampungan karena takut akan serangan Hizbullah, salah satu pemukim di pemukiman Kiryat Ata di wilayah utara Palestina yang diduduki mengejek Menteri Perang Rezim Zionis dengan mengatakan, Apakah ini kemenangan yang Israel peroleh melawan Hizbullah? Bagaimana Hizbullah bisa kalah ketika dalam waktu setengah jam dapat menembakkan 90 roket? Jadi kami meminta pihak berwenang untuk tidak menghina kecerdasan kami dengan cerita khayalan tentang kemenangan.

Namun, Walikota Haifa Yona Yahav mengatakan setelah Hizbullah sering melakukan serangan besar-besaran di kotanya, Hizbullah mengancam akan membuat Haifa terlihat seperti Kiryat Shmona dan semua penduduknya harus mengungsi. Saat ini, perekonomian Haifa sedang terpuruk dan berdampak negatif pada semua sektor.

Surat kabar Zionis Yediot Ahronoth mengumumkan dalam sebuah laporan, Lebih dari 80% pemilik usaha kecil di Al-Khalil Timur dan Golan menghadapi penurunan pendapatan yang tajam sejak awal perang, dan lebih dari 65% dari mereka menderita akibat pengurangan separuh pendapatan mereka.

Dampak perang juga melumpuhkan sektor industri, pertanian, perdagangan dan pariwisata di wilayah utara, dan antara Oktober 2023 dan Agustus 2024, kabinet Zionis membayar lebih dari satu miliar dolar sebagai kompensasi kepada perusahaan-perusahaan di wilayah utara. Tentu saja, jumlah tersebut belum termasuk kerugian langsung akibat serangan rudal dan drone Hizbullah.

Dengan semakin meluasnya aksi rezim Zionis dalam meneror para pemimpin dan komandan Hizbullah dan menyusul kegagalan operasi darat tentara pendudukan Israel di Lebanon selatan, para pemukim Zionis harus menyerahkan mayat-mayat baru dari tentara rezim setiap hari, menuntut diakhirinya perang.(sl)