Nasib Perang setelah AS Izinkan Ukraina Serang Rusia Pakai Rudal Jarak Jauh
(last modified Tue, 19 Nov 2024 12:40:06 GMT )
Nov 19, 2024 19:40 Asia/Jakarta
  • Nasib Perang setelah AS Izinkan Ukraina Serang Rusia Pakai Rudal Jarak Jauh

Parstoday – Dewan Keamanan PBB, hari Senin (18/11/2024) menggelar pertemuan bertepatan dengan 1.000 hari perang yang terjadi di Ukraina.

Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, dalam pertemuan itu berpidato sebagai Ketua periodik DK PBB, dan menekankan bahwa perang Ukraina, bukan hanya masalah bagi keamanan negara itu atau Eropa saja, tapi bagi perdamaian dan keamanan global, serta prinsip-prinsip asasi Piagam PBB.
 
 
Perang Ukraina
 
Perang yang sudah berlangsung selama 1.000 hari ini sepertinya memiliki masa depan yang semakin suram setelah Amerika Serikat, memberi izin kepada Ukraina, untuk menyerang wilayah Rusia dengan rudal-rudal jarak jauh Barat.
 
Perang Ukraina, yang dimulai 24 Februari 2022, sampai sekarang telah menimbulkan banyak korban jiwa dan ekonomi. Lebih dari 11.000 warga sipil terbunuh, dan sekitar 25.000 orang lainnya terluka, sementara jumlah sebenarnya kemungkinan lebih besar.
 
Perusakan infrstruktur dan pengungsian sekitar 10 juta warga Ukraina, termasuk 6,8 juta orang yang menyelamatkan diri ke negara-negara lain, termasuk di antara dampak perang ini.
 
Selain itu daratan Ukraina, saat ini telah berubah menjadi salah satu wilayah paling tercemar di dunia akibat ranjau darat. Menurut perkiraan, rekonstruksi Ukraina, membutuhkan dana sekitar 500 miliar dolar Amerika, dan memakan waktu 10 tahun.
 
Pada saat yang sama, kedua pihak bertikai yaitu Rusia dan Ukraina, mengaku telah menimbulkan korban jiwa di pihak lawan dalam jumlah banyak, dan menciptakan kerusakan besar pada peralatan militer lawan.
 
Sekarang sepertinya perubahan substansial dalam perang Ukraina, terjadi secara perlahan. Perubahan itu yang terpenting dipengaruhi oleh naiknya kembali Donald Trump, dan dimulainya putaran kedua dirinya sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2024, serta strateginya terkait perang Ukraina, sehingga negara-negara Eropa pendukung Ukraina, terutama Jerman, berkesimpulan bahwa perang Ukraina tidak bisa dilanjutkan dengan cara sebelumnya.
 
Banyak dan kerasnya protes Trump terhadap kebijakan Washington terkait perang Ukraina, selama masa kampanyenya, terutama pemberian bantuan militer dan senjata senilai sekian puluh miliar dolar, telah membangkitkan kekhawatiran NATO, soal kebijakan pemerintah Trump, atas Ukraina, dan perang Rusia dan Ukraina.
 
Trump memprotes keras volume bantuan Amerika Serikat terhadap Ukraina, dan sebelumnya menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, sebagai pedagang terbesar di muka bumi.
 
Perubahan penting dan determinan lain adalah langkah-langkah baru serta koordinatif AS, yang didukung Inggris dan Prancis, dalam hal pengeluaran izin serangan ke dalam wilayah Rusia, dengan menggunakan rudal-rudal jarak jauh Barat, seperti rudal Army Tactical Missile Systems (ATACMSs), dengan jarak tempuh 300 kilometer, dan rudal-rudal jelajah udara Scalp atau Storm Shadow, dengan jarak tempuh maksimal lebih dari 500 kilometer. Ini adalah perubahan baru dan berbahaya dalam perang Ukraina.
 
Masalah tersebut meskipun tidak terlalu mendapat sambutan dari pemerintah Ukraina, akan tetapi membuat Rusia, memberikan peringatan terkait dampak-dampak langkah tersebut yang bisa memicu ketegangan lebih besar.
 
Poin pentingnya adalah Uni Eropa, yang merasa takut dengan kemungkinan perubahan strategi AS terkait perang Ukraina, di periode kedua kepemimpinan Trump, menyambut baik keputusan pemerintah berkuasa AS di bawah Presiden Joe Biden itu.
 
Media-media Barat mengabarkan sambutan luas Menteri Luar Negeri negara-negara Eropa, dalam pertemuan di Brussels, atas keputusan Joe Biden, yang memberikan izin kepada Ukraina, untuk melancarkan serangan ke dalam wilayah Rusia, menggunakan rudal-rudal jarak jauh Barat.
 
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyambut baik keputusan Washington memberikan izin serangan ke dalam wilayah Rusia, kepada Ukraina, dengan rudal-rudal jarak jauh, dan menyebutnya sebagai keputusan yang baik.
 
Sepertinya negara-negara Eropa, mengira izin serangan ke dalam wilayah Rusia, dengan senjata Barat, yang tentu saja akan memicu reaksi keras dari Rusia, secara praktis akan menyeret semakin jauh AS ke dalam perang Ukraina, dan dengan demikian bahkan jika Trump bermaksud mengakhiri perang ini, ia akan berhadapan dengan banyak hambatan.
 
Meskipun demikian, dengan memperhatikan peringatan Rusia, bahwa langkah Barat, tersebut akan berujung dengan kerusakan total Ukraina, bahkan kebinasaan negara itu, PBB mendesak supaya peningkatan ketegangan dapat dicegah.
 
Sekjen PBB Antonio Guterres, terkait persetujuan AS dengan serangan Ukraina ke dalam wilayah Rusia, mendesak supaya peningkatan konflik di Ukraina dicegah. Tentu saja provokasi Ukraina oleh negara-negara Barat, dan langkah baru di bidang ini, serta sikap keras kepala para pejabat senior Kiev, terkait Volodymyr Zelenskyy, untuk melanjutkan perang tak berguna ini, semata-mata akan menambah korban jiwa di negara itu, dan kerusakan luas di Ukraina. (HS)