Peristiwa Tragis yang Dialami Siswi Palestina dan Yaman
Guru-guru dan para siswi Palestina di kota Anata di Kegubernuran al-Quds, Tepi Barat pusat harus dievakuasi dari ruang-ruang kelas mereka setelah pasukan rezim Zionis Israel tiba-tiba menembakkan gas air mata ke arah sekolah mereka, 1 Desember 2019.
Peristiwa seperti itu juga pernah dialami oleh para siswa dan siswi Palestina di daerah lainnya. Pada 17 November 2019, pasukan keamanan rezim Zionis Israel menembakkan gas air mata dan granat kejut ke arah para siswi sebuah sekolah Palestina di pintu masuk utara kota Bethlehem.
Kejadian serupa, namun lebih tragis dialami oleh para siswa dan siswi Yaman ketika sekolah mereka menjadi korban serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi. Peristiwa seperti itu terjadi sejak Arab Saudi dan sekutunya melancarkan agresi militer ke Yaman.
Sebagai contoh, jet tempur koalisi pimpinan Arab Saudi menggempur sebuah sekolah dan perumahan di Sanaa, ibu kota Yaman pada 7 April 2019.
Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Yaman Youssef al-Hadrii, serangan keji tersebut merenggut nyawa 11 orang yang mayoritasnya adalah para siswa dan melukai lebih dari 100 lainnnya.
Namun menurut sumber-sumber medis setempat, korban tewas mencapai 13 orang, termasuk tujuh siswa.
"Semua orang histeris, ada yang menangis dan berteriak panik," kata Kepala Sekolah al-Raei Fatehiya Kahlani.
Dia menambahkan, situasinya mengerikan karena jumlah siswa mencapai 2.100 orang. Beberapa siswa tewas dan yang lainnya terluka dan berada di rumah sakit akibat serangan rudal, dan bangunan sekolah juga hancur.
"Kami tiba-tiba mendengar jet tempur saat kami berada di sekolah. Kami kemudian mendengar serangan pertama. Kami tetap tenang. Kemudian datang serangan kedua dan kemudian yang ketiga, yang merupakan yang terkuat dari semuanya," kata Ali Ahmed, seorang siswa yang terluka.
"Bangunan itu rusak dan kami terluka oleh pecahan kaca. Ketika serangan udara keempat masuk, kami panik dan berlari pulang," pungkasnya.
Agresi militer Arab Saudi dan sekutunya ke Yaman yang memperoleh lampu hijau dari Amerika Serikat dimulai sejak tanggal 26 Maret 2015.
Invasi militer ini telah merenggut nyawa puluhan ribu warga Yaman dan melukai banyak lainnya. Infrastruktur penting Yaman juga porak-poranda akibat agresi ini.
Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi juga memblokade Yaman dari darat, laut dan udara sehingga menambah penderitaan warga negara Arab ini. (RA)