Ini Alasan Mengapa Jerman Selalu berpihak pada Israel sebagai Penjahat Bersejarah?
(last modified Sat, 02 Nov 2024 06:37:10 GMT )
Nov 02, 2024 13:37 Asia/Jakarta
  • Ini Alasan Mengapa Jerman Selalu berpihak pada Israel sebagai Penjahat Bersejarah?

Selama delapan puluh tahun terakhir, Jerman telah menunjukkan suatu karakteristik yang mungkin hanya dimiliki oleh sedikit negara lain. Selama itu, Jerman bertanggung jawab atas banyak kejahatan perang di seluruh dunia.

Jika pada tahun-tahun Perang Dunia II, seseorang dari masa depan membawakan berita tentang kerja sama Jerman dan Yahudi dalam genosida umat Islam, orang-orang pada waktu itu akan menganggapnya gila. Tetapi Jerman melakukannya sejak Perang Dunia II dan kamp konsentrasi dan pembunuhan orang-orang Yahudi, maupun selama perang kejam dan pembantaian yang dilakukan Yahudi Zionis terhadap rakyat Gaza dalam satu tahun terakhir. Gaza telah menjadi pusat semua kejahatan dan genosida dalam sejarah kontemporer.

Menurut Parstoday, kantor berita IRNA dalam artikel berjudul “Dari Auschwitz ke Gaza; Kaki Jerman Selalu Berada di Tengah-Tengah” menganalisis perilaku radikal masyarakat Jerman dalam mendukung kejahatan Israel dalam sejarah Jerman.

Selama delapan puluh tahun terakhir, Jerman telah menunjukkan suatu karakteristik yang mungkin hanya dimiliki oleh sedikit negara lain. Selama hampir delapan puluh tahun, Jerman bertanggung jawab atas banyak kejahatan perang di seluruh dunia. Pembunuhan brutal terhadap rakyat Rusia pada Perang Dunia II, pembunuhan terhadap orang-orang Yahudi selama perang tersebut, dukungan produksi dan ekspor senjata kimia ke rezim Baath Irak dan penggunaan bom kimia Jerman oleh Saddam terhadap pejuang Iran dan rakyat tertindas di Sardasht dan Halabja, serta dukungan finansial, senjata, dan diplomasi internasional terhadap rezim kriminal Zionis dalam setahun terakhir hanyalah sebagian kecil dari catatan hitam penguasa Jerman dalam delapan dekade ini.

Sementara itu, perang Gaza, selain mengungkap standar ganda pemerintah Jerman dalam menangani persoalan Palestina, juga mengungkap kebohongan kebebasan berpendapat di negara ini, yang menjadi ajang baru dukungan Jerman terhadap kriminalitas Israel.

Pada tahun 2023 saja, pemerintah Jerman mengeluarkan izin untuk mengekspor senjata senilai total 326,5 euro ($355,3 juta) kepada rezim Zionis, dimana 20 juta euro digunakan untuk senjata dan amunisi dan sisanya untuk peralatan pertahanan.

Peralatan tersebut meliputi 3.000 senjata antitank bergerak, 500.000 butir amunisi senjata otomatis dan semi-otomatis, mesin lainnya, kendaraan lapis baja, truk militer, dan kaca antipeluru.

Hingga musim gugur tahun 2023, hanya 38,5 juta euro ekspor militer Jerman ke Israel yang disetujui, namun angka ini meningkat tajam setelah dimulainya perang kejam Israel terhadap rakyat Gaza.

Departemen Federal Urusan Ekonomi dan Pengendalian Ekspor Jerman BAFA mengumumkan pada November 2023 mengenai ekspor senjata Jerman ke luar negeri bahwa akibat perang rezim Zionis di Gaza, program ekspor peralatan militer ke Israel telah diprioritaskan dalam pengambilan keputusan negara ini.

Berdasarkan hal itu, pangsa ekspor senjata Jerman ke Israel meningkat dari 2% pada tahun 2022 menjadi hampir 6%. Rezim Zionis saat ini berada di peringkat ketujuh di antara penerima utama teknologi militer Jerman.

Ukraina berada di puncak daftar, menerima lebih dari 4 miliar euro dari Jerman, sementara Norwegia dan Hongaria masing-masing berada di urutan kedua dan ketiga, dan keduanya membeli lebih dari 1 miliar euro senjata dari Jerman.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengumumkan kunjungannya ke Israel pada Maret 2024, dan bertemu dengan Benjamin Netanyahu untuk mendukung tindakan rezim Zionis.

Selama perang Gaza, Jerman mengambil posisi paling ekstrim dalam mendukung rezim Zionis yang membunuh anak-anak. Ketika kejahatan tentara Zionis mengguncang dunia, pejabat tertinggi pemerintah Jerman terus menekankan bahwa tentara Israel mematuhi hukum internasional dan hak asasi manusia!

Perlu dicatat bahwa selama bertahun-tahun setiap oposisi di Jerman telah ditindas dengan tuduhan anti-Semitisme dan penindasan ini mencapai puncaknya selama perang Gaza.

Kebijakan ini menempatkan Jerman pada posisi sulit, di saat rezim Israel semakin terisolasi di dunia.(PH)