Normalisasi Hubungan dengan Suriah, Apa Tujuan Geopolitik Israel?
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i177266-normalisasi_hubungan_dengan_suriah_apa_tujuan_geopolitik_israel
Pars Today – Dalam beberapa hari terakhir media banyak memberitakan kemungkinan dicapainya normalisasi hubungan Israel dengan Suriah.
(last modified 2025-09-22T13:59:50+00:00 )
Sep 22, 2025 20:51 Asia/Jakarta
  • Benjamin Netanyahu dan Al Joulani
    Benjamin Netanyahu dan Al Joulani

Pars Today – Dalam beberapa hari terakhir media banyak memberitakan kemungkinan dicapainya normalisasi hubungan Israel dengan Suriah.

Sembilan bulan sejak tumbangnya pemerintahan politik Suriah di bawah pimpinan Bashar Assad, Rezim Zionis berulangkali menjadi sasaran serangan udara, dan sekarang fasilitas militer negara ini hancur.
 
Israel dengan melancarkan serangan luas ke infrastruktur pertahanan Suriah, terutama pasca-jatuhnya Assad, berusaha untuk mencegah Suriah memiliki persenjataan berat, dan Angkatan Udara.
 
Meskipun demikian Rezim sementara Al Joulani, tidak lama lagi akan menandatangani kesepakatan keamanan dengan Israel, dalam rangka menormalisasi hubungan.
 
Nampaknya dua musuh bebuyutan yaitu Israel dan Suriah, lebih memilih jalan normalisasi hubungan daripada terjun ke dalam pertempuran baru.
 
Damaskus dan Tel Aviv, yang sampai saat ini telah bermusuhan selama delapan dekade, berpotensi untuk mencapai kesepakatan keamanan dengan mediasi AS.
 
Pertanyaan pentingnya adalah apa tujuan yang dicari oleh Israel dari normalisasi hubungan dengan Suriah? Sepertinya Israel, mengejar tujuan-tujuan geopolitik dan politik lewat normalisasi hubungan dengan Suriah.
 
Tujuan politik Israel, dari normalisasi hubungan dengan Suriah, adalah menghidupkan kembali proses normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab yang terhenti.
 
Normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Israel terhenti sejak akhir tahun 2020 sampai sekarang, dan operasi Badai Al Aqsa, pada 7 Oktober 2023, yang disertai dengan genosida Rezim Zionis atas penduduk Gaza, menyebabkan negara-negara penting seperti Arab Saudi, tidak tergerak untuk normalisasi.
 
Sekarang PM Rezim Zionis Benjamin Netanyahu, sedang berusaha menghidupkan kembali normalisasi dengan memperhatikan situasi Suriah saat ini dimana pemerintah yang berkuasa di negara itu bergantung, dan rapuh.
 
Lebih dari itu, Israel juga berusaha mengubah konstelasi kawasan sehingga berubah menguntungkan diirnya, dan meningkatkan pengaruh dengan memanfaatkan kevakuman kekuasaan di Suriah.
 
Kenyataannya bersamaan dengan serangan militer yang dilakukan Rezim Zionis, dan upayanya untuk menjadikan dirinya kekuatan unggul regional, rezim ini sedang berusaha meningkatkan pengaruh regional lewat normalisasi.
 
Selain itu, Israel, melalui normalisasi hubungan dengan Suriah, berusaha menyampaikan pesan bahwa mereka bukanlah rezim terkucil dan terisolasi. Meskipun Al Joulani dan Kabinetnya di Suriah, tidak terlalu memiliki legitimasi, dan demonstrasi-demonstrasi rakyat memprotes pemerintah negara itu terus berlanjut.
 
Tujuan lain yang dikejar Israel, dari normalisasi hubungan dengan Suriah, adalah menurunkan pengaruh poros perlawanan di kawasan Asia Barat. Suriah merupakan pemain penting di poros perlawanan yang hubungannya dengan poros perlawanan terputus bersamaan dengan tumbangnya pemerintahan Bashar Assad, namun perlawanan di Suriah masih mendapat dukungan besar dari rakyat.
 
Rezim Zionis melalui normalisasi hubungan dengan Suriah, berusaha menurunkan kehadiran dan pengaruh para pemain regional seperti Iran dan Hizbullah di Suriah. Dengan kata lain Rezim Zionis berusaha mengurangi pengaruh geopolitik poros perlawanan dan meningkatkan perannya.
 
Selain tujuan-tujuan di atas, Rezim Zionis juga berusaha memperkuat kehadirannya di Dataran Tinggi Golan, dengan menekan pemerintah Suriah. Beberapa sumber mengabarkan Israel mendesak pengakuan resmi Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah miliknya, dan menyebut kondisinya “tidak bisa dirundingkan”.
 
Maka dari itu Israel, dengan memanfaatkan perubahan di dalam negeri Suriah, berusaha mengukuhkan posisinya di kawasan, mengurangi ancaman perbatasan, dan menciptakan situasi yang dapat memaksa Suriah menerima kenyataan baru. (HS)