Mengapa Trump Bersikeras agar Masyarakat Internasional Memercayai Kebohongannya tentang Iran?
https://parstoday.ir/id/news/world-i177334-mengapa_trump_bersikeras_agar_masyarakat_internasional_memercayai_kebohongannya_tentang_iran
Dalam pidatonya di sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Presiden AS sekali lagi mengulangi klaimnya yang tidak berdasar dan tidak berdasar terhadap Iran.
(last modified 2025-09-24T07:15:44+00:00 )
Sep 24, 2025 13:33 Asia/Jakarta
  • Mengapa Trump Bersikeras agar Masyarakat Internasional Memercayai Kebohongannya tentang Iran?

Dalam pidatonya di sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Presiden AS sekali lagi mengulangi klaimnya yang tidak berdasar dan tidak berdasar terhadap Iran.

Tehran, Pars Today- Presiden AS yang kontroversial, Donald Trump mengulangi klaimnya terhadap Iran di Majelis Umum PBB dan mengatakan bahwa Iran seharusnya tidak memiliki senjata nuklir, tanpa menyebutkan selama ini terjadi inspeksi paling ekstensif terhadap fasilitas nuklir Iran oleh IAEA.

Ia menuding Iran mendukung terorisme dan pada saat yang sama secara eksplisit menyatakan bahwa negaranya telah menyerang wilayah Iran dengan bersekongkol dengan rezim Zionis.

Trump mengklaim dirinya telah menulis dan mengirim surat kepada pemimpin Iran untuk mengumumkan posisi AS terkait program nuklir Iran. Trump mengatakan bahwa respons Iran adalah melanjutkan aktivitas nuklirnya. Tanpa menyebutkan bahwa Israel adalah satu-satunya rezim di dunia yang bukan penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir, Presiden AS mengatakan,"Untuk mengekang pengembangan senjata nuklir, kita harus mulai dengan Iran." Trump mengklaim bahwa tidak ada negara lain di dunia selain AS yang mampu menghancurkan fasilitas nuklir Iran.

Trump juga melanjutkan bualan dan klaimnya yang mengejutkan tentang upaya perdamaian dunia dengan mengklaim telah mengakhiri tujuh perang tanpa akhir dalam tujuh bulan, beberapa di antaranya berlangsung selama 31 tahun, satu selama 36 tahun, dan satu lagi selama 28 tahun.

Ia menyebut perang-perang ini sebagai perang antara Kamboja dan Thailand, Kosovo dan Serbia, Kongo dan Rwanda, Pakistan dan India, Israel dan Iran, Mesir dan Etiopia, Armenia dan Azerbaijan. Klaim yang pernah dilontarkan Trump ini telah dibantah oleh negara-negara seperti India.

Selain itu, meskipun ia berjanji untuk mengakhiri perang di Ukraina dalam satu hari, ia belum mencapai keberhasilan apa pun dalam hal ini. Mengenai serangan Israel terhadap Iran, yang dilakukan dengan keterlibatan Amerika Serikat, pada dasarnya tidak ada gencatan senjata resmi, dan sekarang tidak ada perang maupun perdamaian antara Iran dan rezim Zionis.

Pada saat yang sama, dalam pidatonya di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Trump, seperti yang telah diduga, menyebarkan kebohongan terhadap Iran dan mengulangi klaimnya yang biasa tentang upaya Iran untuk memperoleh senjata nuklir dan dugaan dukungannya terhadap terorisme.

Alasan mengapa Trump dan beberapa pejabat pemerintahannya bersikeras bahwa komunitas internasional mempercayai kebohongan yang mereka sebarkan tentang Iran dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Agenda politik dan strategis: Selama masa kepresidenannya, Trump telah mencoba menyesuaikan kebijakan luar negeri AS dengan kepentingan Amerika Serikat, tentu saja dari perspektifnya sendiri.

Salah satu kebijakan tersebut adalah menekan Iran melalui kampanye tekanan maksimum, terutama pemotongan ekspor minyak, serta upaya mengurangi atau memutus hubungan antara Iran dan negara-negara lain. Oleh karena itu, tuduhan dan kebohongan terhadap Iran, terutama di bidang aktivitas nuklir dan terorisme, dipandangnya sebagai cara untuk meningkatkan tekanan terhadap Tehran dan memaksanya untuk menerima tuntutan AS.

2. Mempromosikan citra negatif Iran: Selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden, Trump sangat menentang kesepakatan nuklir JCPOA dan, dengan menarik diri dari perjanjian ini, mencoba menciptakan citra negatif Iran di mata publik global.

Pendekatan ini telah ditempuh lebih intensif oleh Trump di masa jabatan keduanya, dengan melanjutkan dan memperluas kampanye tekanan maksimum, mempromosikan Iranofobia, dan tuduhan terhadap Iran. Citra negatif ini memungkinkan Trump menggunakan berbagai alat tekanan dalam interaksi masa depan dengan Iran atau dalam meminta negara lain untuk mengurangi atau memutuskan hubungan dengan Iran.(PH)