Mengapa Bernegosiasi dengan Amerika Tidak Ada Gunanya?
https://parstoday.ir/id/news/iran-i177338-mengapa_bernegosiasi_dengan_amerika_tidak_ada_gunanya
Pars Today - Pejabat Republik Islam Iran selalu mengemukakan berbagai alasan mengenai ketidakkonsistenan negosiasi dengan Amerika Serikat.
(last modified 2025-09-24T08:16:52+00:00 )
Sep 24, 2025 16:30 Asia/Jakarta
  • Presiden AS Donald Trump
    Presiden AS Donald Trump

Pars Today - Pejabat Republik Islam Iran selalu mengemukakan berbagai alasan mengenai ketidakkonsistenan negosiasi dengan Amerika Serikat.

Menurut laporan Pars Today, para pejabat Republik Islam Iran selalu mengemukakan beberapa alasan atas ketidakkonsistenan negosiasi dengan Amerika Serikat, berdasarkan pengalaman historis dan ideologis, serta analisis perilaku pihak Amerika.

Para pejabat Republik Islam Iran juga selalu menekankan bahwa Amerika Serikat memasuki negosiasi dengan pendekatan hegemonik dan tidak mencari kesepakatan yang adil, melainkan tujuan Washington untuk memaksakan tuntutannya sendiri.

Perilaku para pejabat Amerika ini bertentangan dengan prinsip-prinsip "independensi" dan "anti-penindasan", yang merupakan salah satu prinsip Revolusi Islam.

Pengalaman masa lalu, terutama dalam proses negosiasi JCPOA, dengan jelas menunjukkan bahwa negosiasi dengan Amerika Serikat bukan hanya tidak menyelesaikan masalah ekonomi, tetapi juga bahwa para pejabat Amerika, dengan menyalahgunakan kondisi ini, berupaya menjalankan kebijakan tidak manusiawi mereka untuk mengintensifkan sanksi terhadap Iran.

Kondisi ini menunjukkan bahwa negosiasi merupakan alat bagi Amerika Serikat untuk memberikan lebih banyak tekanan dan mendapatkan konsesi tanpa memberikan konsesi timbal balik. Negosiasi jenis ini dianggap bukan hanya tidak efektif tetapi juga berbahaya.

Selama dan setelah negosiasi JCPOA, para pejabat Amerika menggunakan instrumen diplomatik dan hukum untuk memperketat sanksi terhadap Iran. Tindakan ini dipandang oleh banyak analis dan pejabat Iran sebagai bentuk penyalahgunaan ruang negosiasi dan perjanjian internasional.

Meskipun secara resmi menarik diri dari JCPOA pada tahun 2018, Amerika Serikat berupaya menggunakan mekanisme pemicu (Snapback) dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231 untuk menerapkan kembali sanksi PBB terhadap Iran.

Selama berbagai periode negosiasi, alih-alih mengurangi ketegangan, Amerika justru menjatuhkan sanksi baru kepada lembaga dan individu Iran untuk digunakan sebagai daya tekan dalam negosiasi. Perilaku ini menyebabkan pihak Iran sangat tidak percaya dan menghambat proses negosiasi.

Ketika Iran juga mencapai kesepakatan dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk transparansi, Amerika Serikat dan sekutunya mengabaikan kesepahaman ini dengan mengaktifkan mekanisme pemicu. Para pejabat Iran menganggap perilaku ini sebagai contoh "diplomasi yang menipu" dan "penyalahgunaan hukum internasional".

Pendekatan anti-Iran yang dilakukan AS bukan hanya tidak melemah selama negosiasi, tetapi para pejabat Gedung Putih justru memanfaatkan setiap kesempatan untuk menerapkan sanksi lebih lanjut dan menciptakan pembatasan ekonomi terhadap Iran.

Kebijakan anti-Iran dari Gedung Putih ini diterapkan dalam situasi di mana Republik Islam Iran telah memenuhi semua kewajibannya dalam JCPOA dan bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada tahun-tahun sebelumnya, tetapi pihak lawanlah yang tidak mematuhi satu pun kewajibannya.

Perilaku bermuka dua Amerika terus berlanjut dalam negosiasi tidak langsung dengan Iran, dan bertentangan dengan prinsip-prinsip diplomatik dan hukum internasional, para pejabat Gedung Putih inilah yang berpartisipasi dalam serangan rezim Zionis dalam perang 12 hari dengan Iran dan mengebom fasilitas nuklir damai Iran dalam tindakan agresif.

Serangkaian tindakan permusuhan Gedung Putih ini, dari perspektif para pejabat Iran, merupakan tanda keterlibatan dan partisipasi aktif dalam agresi militer yang tidak sah dan pelanggaran hukum internasional.

Menjelaskan alasan mengapa bangsa Iran yang gigih tidak menyerah pada tekanan dan ancaman musuh untuk meninggalkan teknologi pengayaan uranium yang bermanfaat, Ayatullah Khamenei menekankan, Negosiasi yang hasilnya ditentukan dan didikte oleh Amerika Serikat sejak awal tidak berguna dan berbahaya, karena membuat musuh yang menindas serakah untuk memaksakan tujuan-tujuan selanjutnya dan tidak mencegah kerugian apa pun dari kita, dan tidak ada bangsa yang terhormat dan politisi yang bijaksana yang akan menerima negosiasi semacam itu.

Dari perspektif pejabat Republik Islam Iran, negosiasi dengan Amerika Serikat tidak hanya sia-sia tetapi juga berbahaya. Alasan untuk pandangan ini meliputi pelanggaran komitmen yang berulang, penggunaan negosiasi secara instrumental, keterlibatan dalam tindakan permusuhan rezim Zionis, dan ketidakpercayaan struktural terhadap kebijakan Amerika.(sl)