May 01, 2016 10:54 Asia/Jakarta

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran baru-baru ini menyampaikan pidato mengenai pentingnya peran khusus remaja dan para pemuda dalam perang lunak menghadapi kubu imperalis. Pidato Ayatullah al-Udzma Sayid Khamenei tersebut disampaikan dihadapan ribuan anggota asosiasi dan perhimpunan-perhimpunan pelajar Islam dari seluruh Iran pada Rabu, 20 April 2016. Dalam pidatonya, Rahbar menjelaskan poros-poros penting dalam perang lunak melawan kekuatan-kekuatan arogan dunia.

Asosiasi-asosiasi Pelajar Islam adalah perhimpunan yang terdiri dari para pelajar mukmin dan komitmen kepada nilai-nilai revolusi. Mereka secara spontan dan atas inisiatif sendiri melakukan berbagai kegiatan keagamaan dan revolusioner di sekolah-sekolah. Semangat para remaja dan pemuda telah memberikan warna tersendiri bagi keindahan dan daya tarik perhimpunan-perhimpuan pelajar tersebut.

Ayatullah Khamenei menyebut pertemuan dengan para pelajar anggota Asosiasi Pelajar Islam sebagai pertemuan yang manis dan mengesankan. Di awal acara dalam pertemuan tersebut, dua pelajar yang mewakili berbagai pandangan pelajar lainnya menjelaskan kritikan dan usulan tentang aktivitas Asosiasi Pelajar Islam di berbagai sekolah di Iran. Setelah itu, Rahbar mulai menyampaikan pidatonya dan menjelaskan poin-poin penting mengenai pendidikan Islam dan aktivitas revolusi.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menegaskan pentingnya pembentukan diri bagi para remaja dan partisipasi aktif mereka bagi bangsa dan negara. Ayatullah Khamenei membuka pidatonya dengan menjelaskan pentingnya bulan Rajab dan keutamaan bulan ini. Rahbar menilai bulan Rajab sebagai peluang yang tepat untuk menguatkan dimensi spiritualitasme manusia.

Ayatullah Khamenei menjelaskan, manusia memiliki banyak dimensi termasuk naluri, keinginan, hasrat dan kebutuhan. Selain dimensi-dimensi ini, terdapat dimensi spiritualisme dalam diri setiap manusia. Dimensi tersebut sangat lembut, di mana kelembutan dan transparansi dimensi ini dalam diri remaja lebih banyak dan jernih. Jika kita mampu memperkuat dimensi ini dalam diri kita, maka ia akan mengarahkan dimensi lainnya yang ada dalam diri kita.

Menurut Rahbar, orang-orang jahat yang kejam, haus darah, bejat , gila materi dan kekuasaan, dan dimensi materialisme menguasai dirinya adalah orang-orang yang tidak mengembangkan dimensi spiritualisme yang ada dalam diri mereka, sehingga dimensi ini lemah dan kalah oleh keinginan-keinginan yang menyimpang.

Ayatulah Khamenei berpesan kepada para remaja dan pemuda untuk senantiasa mengingat Allah Swt dan menggunakan peluang yang ada di bulan Rajab, Sya`ban dan Ramadhan untuk mengerjakan berbagai amalan seperti berdoa, membaca al-Quran, shalat di awal waktu, menjaga akhlak yang baik dan menjauhi dosa.Rahbar menegaskan, para remaja lebih mampu untuk memanfaatkan peluang-pelung tersebut mengingat kelembutan ruh dan kekuatan serta semangat mereka. Rasulullah Saw bersabda, Rajab adalah bulan yang penuh rahmat (Allah swt). Di bulan ini, Allah Swt mencurahkan rahmat kepada hamba-hamba-Nya.

Di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung tanggung jawab besar dan peran sentral para pemuda dalam kondisi Iran dan global saat ini. Rahbar menegaskan, hari ini terdapat perseteruan serius antara Iran dan kekuatan-kekuatan serakah dunia termasuk Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel dalam banyak isu. Menurutnya, kemandirian ekonomi, politik dan budaya merupakan salah satu aspek penting yang menyebabkan timbulnya perselisihan Iran dengan AS dan sekutunya.

Ayatullah Khamenei lebih lanjut menyinggung sifat tamak kekuatan-kekuatan arogan dan bentuk-bentuk baru dari kolonialisme. Beliau mengatakan, tujuan kubu arogan adalah mengganggu kepentingan-kepentingan berbagai bangsa dan negara serta mendominasinya. Jika sebuah negara ingin melawan penindasan mereka dan mempertahankan kemandiriannya, maka tentunya negara itu akan bentrok dengan kekuatan-kekuatan tersebut, dan ini adalah salah satu medan perjuangan dalam melawan arogansi.

Rahbar menilai kemajuan yang diraih tanpa bersandar kepada kekuatan-kekuatan besar sebagai salah satu arena lain dari sengketa antara Iran dan AS. Ayatullah Khamenei menjelaskan, salah satu faktor paling mendasar yang memaksa kekuatan-kekuatan asing untuk bersatu memerangi Iran dalam kasus nuklir adalah kemampuan dan kesuksesan Republik Islam untuk mencapai bidang ilmu yang sangat sensitif seperti nuklir tanpa harus bersandar kepada AS, Inggris atau kekuatan-kekuatan lainnya.

Kemandirian dan kemajuan Iran di berbagai bidang ilmiah terutama di sektor nuklir tentunya sangat tidak diinginkan oleh AS dan sekutunya. Mereka dengan berbagai cara, terus berusaha menghambat kemajuan tersebut. Namun seandainya Iran menyerah dalam isu nuklir dan menyerahkan masalah tersebut kepada kekuatan-kekuatan arogan dunia, mereka pastinya juga akan mempersoalkan isu-isu di bidang lainnya seperti bioteknologi, nanoteknologi dan kemajuan-kemajuan ilmiah lain. Sebab, bagi mereka, persoalan utamanya bukan masalah nuklir, namun terkait kemandirian Iran.

Ayatullah Khamenei menilai kehadiran kuat Republik Islam di tingkat regional dan internasional sebagai persoalan lain yang menjadi perselisihan antara Iran dan kekuatan-kekuatan arogan dunia. Terkait hal ini, Rahbar menyinggung peran dan upaya AS untuk membentuk Timur Tengah baru, yang terhalang oleh kehadiran kuat Iran di Asia Barat.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran juga menilai masalah Palestina, perlawanan di kawasan dan penyebaran kebudayaan serta gaya hidup Barat sebagai masalah lain yang menjadi perseteruan Iran dengan AS dan sekutunya. Ayatullah Khamenei menuturkan, jka gaya hidup Barat menyebar di sebuah negara, maka para elit masyarakat di negara itu akan berubah seperti anak-anak domba dihadapan kebijakan AS dan Barat. Kekuatan-kekuatan arogan hingga sekarang berusaha agar hal itu terjadi, namun Republik Islam tidak membiarkannya.

Di bagian lain penjelasannya, Rahbar menilai masalah remaja dan generasi muda sebagai arena terpenting konflik antara Iran dan kekuatan arogansi. Ayatullah Khamenei menegaskan, dalam arena ini, para pemuda –baik mahasiswa dan pelajar– adalah perwira perang lunak untuk melawan kekuatan-kekuatan Barat. Rahbar menjelaskan, pemuda yang memiliki motivasi, rasa percaya diri, kekuatan berpikir dan keberanian, ia adalah perwira dalam perang lunak ini.

Menurut Ayatullah Khamenei, musuh-musuh Iran tidak memiliki keberanian dan kemampuan untuk melancarkan perang fisik terhadap negara ini. Namun Rahbar menegaskan bahwa perang lunak lebih berbahaya ketimbang perang fisik, dan saat ini bangsa Iran sedang dalam perang lunak melawan musuh.

Rahbar menjelaskan, ada dua jenis identitas bagi perwira dalam perang lunak. Pertama, perwira ini mungkin terjun ke medan pertempuan sebagai manusia yang memiliki tekad kuat, berani berkorban, waspada, optimis, pekerja keras, berpikir dan pemberani. Sementara identitas kedua adalah perwira yang masuk ke medan tempur dengan rasa malas, putus asa, mudah menyerah dan tertipu musuh serta mengabaikan nasibnya dan nasib orang-orang yang berharap kepadanya.

Dengan melihat kedua jenis identitas perwira dalam perang lunak tersebut, maka hasil peperangan sudah dapat diprediksi. Ayatullah Khamenei menegaskan, musuh berusaha supaya para perwira Iran dalam perang lunak ini tidak memiliki motivasi, tidak semangat, penakut dan putus asa, sehingga mudah menyerah dan mempercayai musuh.

Rahbar menilai propaganda media-media musuh sebagai upaya untuk mengubah generasi muda Iran sebagai orang-orang yang lemah, tidak punya komitmen, penakut dan putus asa. Sementera Republik Islam berupaya sebaliknya. Negara ini ingin menciptakan generasi muda yan aktif, mumpuni dan berpengaruh.

Ayatullah Khamenei lebih lanjut menegaskan pentingnya peran aktif para pemuda dalam perang lunak. Beliau menasihati para pelajar untuk membentuk diri dan menyiapkan diri mereka sebagai "perwira-perwira" yang handal. Menurutnya, pendidikan pemuda Mukmin Iran yang memiliki motivasi dan kemampuan tinggi adalah tugas utama asosiasi-asosiasi pelajar dan mahasiswa Islam. Rahbar meminta berbagai perhimpunan pelajar Islam untuk memperluas lingkaran audiens mereka dan mengejar pengaruh terhadap audiens dengan tujuan membangun identitas dan karakter pemuda Islam.

Ayatullah Khamenei menegaskan, Iran memerlukan pemuda-pemuda Mukmin, optimis, loyal, penuh harap, berani berkorban, semangat, aktif dan penuh inisiatif. Sebab, musuh memiliki agenda jangka panjang untuk mencapai tujuan-tujuan serakahnya. Rahbar menasihati para pemuda untuk saling membantu dalam meniti jalan kebenaran dan bertahan di jalan ini.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyinggung surah al-Asr ayat 3: "Kecuali orang-orang yang beriman kepada Allah, mengerjakan amal saleh dengan penuh kepatuhan, dan saling menasihati sesamanya untuk berpegang teguh pada kebenaran--baik berupa keyakinan, ucapan maupun tindakan--dan saling menasihati untuk bersabar atas segala kesulitan yang dialami orang yang berpegang teguh dalam beragama. Mereka adalah orang-orang yang selamat dari kerugian tersebut dan beruntung di dunia dan akhirat."

Pemimpin Besar Revolusi Islam juga menasihati para pejabat di sektor pendidikan untuk membuat agenda sedemikian rupa agar semua waktu, kemampuan, kekuatan dan bakat serta kekuatan mental dan fisik para pelajar tidak hanya dihabiskan untuk mempelajari buku-buku pendidikan saja, namun juga disediakan program untuk rekreasi, olahraga dan aktivitas-aktivitas revolusioner.

Rahbar menegaskan, meskipun terdapat gelombang serangan propaganda dan para pelaku penyimpangan, namun kita harus bersyukur karena di Iran masih ada komunitas besar para pemuda Mukmin, bertakwa, revolusioner, cinta spiritualitas dan al-Quran. Ayatullah Khamenei menegaskan, meskipun ada kesulitan dan persoalan, namun pada akhinya jalan kebenaran akan menang. Rahbar berharap persoalan yang dihadapi akan berkurang berkat kegigihan para pemuda dan secara bertahap akan teratasi.

Di bagian akhir pidatonya, Ayatullah Khamenei menyinggung kegagalan musuh yang menarget para pemuda revolusioner dan penjuang di Palestina dan Lebanon. Beliau menilai mereka sebagai sumber kebanggaan bagi dunia Islam. Rahbar menuturkan, para pemuda Hizbullah dan para pejuang Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah) menjadi sumber kebanggaan bagi dunia Islam. Mereka telah berhasil mengalahkan Israel selama 33 hari, di mana militer tiga negara Arab dalam dua atau tiga perang, gagal untuk melakukannya.

Tags