Krisis Air Global; Kekhawatiran dan Harapan (23)
Di episode sebelumnya kita telah mengkaji bersama sistem Inter-basin transfer sebuah rencana merelokasi air dari sebuah sumber ke wilayah lain yang memiliki sumber air minim. Namun dengan mempelajari pengalaman negara yang menerapkan sistem ini dan mengingat keragaman geografi berbagai wilayah, dapt dikatakan bahwa progam ini gagal.
Di Iran relokasi air dengan pipa termasuk program yang dipertahankan dan kali ini kami akan mengkaji dua contoh dari program ini.
Provinsi Sistan-Baluchestan di tenggara Iran sebelumnya adalah kawasan hijau dan rindang, menjadi tuan rumah beragam burung dan satwa liar serta promenade dan pemasok makanan rakyat tenggara Iran. Warga kawasan ini bukan imigran tapi warga berbagai wilayah Iran justru berimigrasi ke wilayah ini untuk bekerja dan berdagang. Namun demikian sejak beberapa waktu, warga kawasan ini khususnya petani menghadapi kendala serius kekeringan beruntun. Kondisi ini membuat warga kawasan ini menjadi imigran dan setiap tahun mereka pergi ke wilayah lain untuk bekerja.
Sejak beberapa tahun telah diratifikasi program relokasi air untuk mengairi 46 ribu hektar lahan pertanian kawasan ini dan tengah dijalankan. Program pengairan ini berhasil memulihkan secara relatif krisis di utara kawasan ini akibat kekeringan.
Untuk mentransfer dan mendistribusikan air di tingkat masing-masing bagian (unit konstruksi), itu bercabang di berbagai titik pipa dan menggunakan pipa utama dan semi-utama, air yang dibutuhkan didistribusikan di tingkat tanah. Berdasarkan hal ini, saluran pipa utama dan semi-utama telah ditempatkan di permukaan tanah sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk mengalirkan air ke sekitar 20 hektar lahan pertanian di bawah tekanan.
Tetapi rencana lain yang didasarkan pada transfer air dengan pipa adalah rencana untuk mentransfer air Laut Kaspia ke Semnan. Sebuah rencana yang, berlawanan dengan rencana Sistan dan Baluchestan, telah memicu reaksi tajam dari para aktivis lingkungan di Iran. Mereka yang percaya rencana ini dapat memiliki konsekuensi yang tidak dapat diubah untuk ekosistem Iran utara.
Penentang rencana mengatakan implementasi rencana transfer air adalah bencana besar bagi lingkungan Laut Kaspia dan provinsi Mazandaran, dan memperingatkan akan mengganggu ekosistem Kaspia karena pemompaan air dan peningkatan garam.
Mohammad Darvish, seorang anggota fakultas dari Lembaga Penelitian Hutan dan Rangelands, saat menentang rencana tersebut mengatakan: "Kami menghabiskan miliaran untuk proyek transfer air Kaspia ke Semnan untuk mengurangi kualitas hidup masyarakat." Ada juga pembicaraan tentang mengubah penggunaan ratusan hektar lahan pertanian dan menghancurkan hutan Hyrcanian di sepanjang pipa. Namun, Badan Lingkungan Hidup mengatakan hutan tidak boleh rusak.
Alasan lain yang diberikan oleh para ahli lingkungan untuk menolak proyek ini adalah: kerusakan serius dan bahkan pengeringan sebagian hutan Hyrcanian, lebih banyak polusi di Laut Kaspia dan risiko nelayan, pengabaian pengelolaan lahan, konsekuensi berbahaya penduduk di sumber dan tujuan transfer.
Sementara kritikus proyek transfer air Kaspia mengatakan itu berbahaya bagi lingkungan, para pendukungnya percaya proyek itu tidak merusak lingkungan dan, di sisi lain, provinsi Semnan membutuhkan air. Provinsi Semnan telah berjuang dengan kekeringan parah dalam beberapa tahun terakhir dan banyak dari desa-desanya telah ditinggalkan penghuninya.
Aspek lain dari pengelolaan sumber daya air yang komprehensif adalah masalah eksploitasi sumber daya air permukaan dan air tanah secara terpadu. Manfaat dari operasi terpadu termasuk mencegah pembangunan bendungan dan investasi tambahan dalam sumber daya air permukaan, serta merancang sistem transmisi air dengan kapasitas yang terlalu optimal. Mencegah tekanan berlebihan pada sumber daya air tanah dan menggunakan sumber daya air yang ada di daerah gurun adalah manfaat lain dari rencana ini. Dalam sistem ini, hubungan hidrolik antara akuifer dan ruang bawah tanah diselidiki berdasarkan persamaan dan model aliran permukaan.
Proyek ini dibanding dengan pemanfaatan air permukaan, memiliki kelebihan da nkarakteristik khusus. Kebaikannya adalah kualitas air yang baik dan tidak membutuhkan penyaringan atau penyulingan, tidak banyak berdampak pada kekeringan, investasi murah dan hanya membutuhkan perencanaan yang lebih terbatas.
Selain itu, pengembakan proyek ini tidak tergantung pada langkah kolektif dan besar serta ketika produksi air permukaan tidak seimbang dengan konsumsinya, maka hal ini akan didukung dengan penggunaan air bawah tanah melalui pompa air, tapi dengan kontrol dan manajemen yang tepat serta sesuai dengan permintaan. Oleh karena itu, sumber air bawah tanah di berbagai kawasan kering atau semi kering di dunia merupakan sumber vital untuk suplai air dan harus dimanfaatkan dengan benar.
Untuk memahami lebih tentang model proyek pemindahan air ini, pertama-tama kita harus mengenal akuifer. Akuifer adalah lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air. Melalui akuifer inilah air tanah dapat diambil. Penelitian aliran air di akuifer dan karakterisasi akuifer disebut hidrogeologi. Aquifer ada dalam berbagai kedalaman.
Air tanah tersimpan dalam akuifer. Akuifer adalah lapisan di dalam tanah yang dapat menampung dan meloloskan air. Baca juga: Siklus Air: Pendek, Sedang, dan Panjang Lapisan akuifer mengandung formasi batuan yang mampu melepaskan air dalam jumlah banyak. Air yang keluar dalam jumlah banyak mampu membentuk mata air.
Jenis akuifer
Akuifer dapat dibedakan menjadi empat jenis yakni:
- Akuifer bebas (unconfined aquifer)
Akuifer bebas atau akuifer tak tertekan adalah lapisan jenuh air dan memiliki muka air tanah.
Permukaan tanah pada akuifer ini disebut water table (freatik level). Water table memiliki tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.
Bagian bawah akuifer ini dibatasi oleh aquitard. Aquitard adalah lapisan jenuh air yang hanya sedikit meloloskan air.
Jenis air tanah berdasarkan kedalamannya. Air di bagian atas adalah air freatik atau preatis. Air di bagian bawah yang berwarna biru tua adalah air artesis.Andrew Dunn Jenis air tanah berdasarkan kedalamannya. Air di bagian atas adalah air freatik atau preatis. Air di bagian bawah yang berwarna biru tua adalah air artesis.
Air di akuifer bebas bisa dimanfaatkan dengan membuat sumur gali dan sumur pantek pada kedalaman kurang dari 20 meter di bawah permukaan tanah.
Akuifer bebas dikenal juga dengan istilah sumur pantek.
- Akuifer tertekan (confined aquifer)
Air pada akuifer tertekan dibatasi oleh lapisan aquitard di atas dan di bawah.
Akuifer ini memiliki tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.
Akuifer tertekan yang dimanfaatkan dikenal juga dengan istilah sumur dalam.
- Akuifer semi tertekan (semi-confined aquifer)
Akuifer semi-tertekan adalah akuifer yang seluruhnya bersifat jenuh air.
Bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air, sedangkan bagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.
- Akuifer semi-bebas (semi-unconfined aquifer)
Lapisan bawah akuifer semi bebas kedap air, sedangkan lapisan atasnya berupa material berbutir halus sehingga masih memungkinkan adanya gerakan air.
Akuifer ini disebut juga peralihan antara akuifer bebas dengan akuifer semi tertekan.
Di banding dengan sumber air permukaan, dampak pompa air dan penggunaan berlebihan sumber air tanah akan muncul seiring berlalunya waktu. Prediksi cadangan sumber air tanah tidak mudah.