Mar 31, 2021 15:01 Asia/Jakarta
  • Saqakhaneh
    Saqakhaneh

Saqakhaneh dapat disebut sebagai fenomna sosial dan agama dengan usi yang cukup tua di Iran, di mana air sebagai sumber kehidupan dibagikan secara gratis kepada musafir yang kehausan. Kemudian fenomena ini ditetapkan sebagai sebuah budaya kuno dan terpuji.

Saqakhaneh menurut pandangan Muslim khususnya pengikut Syiah, senantiasa memiliki posisi terhormat. Warisan ini dan pelayanan kota tersebut sampai kini masih dapat disaksikan di berbagai kota negara Islam.

Merupakan sebuah perbuatan baik dan amal saleh membuat bagunan untuk pemanfaatan umum di bidang air di wilayah yang banyak penduduknya tidak memiliki sarana lain menghilangkan rasa dahaga mereka kecuali dengan air. Keyakinan masyarakat adalah merupakan suatu perbuatan baik dan layak pahala memberi air minum kepada musafir yang kehausan.

Salah satu model Saqakhaneh

Hubungan antara kepercayaan sebuah masyarakat akan perbuatan baik dan kelangkaan air, merupakan alasan untuk membangun saqakhaneh di berbagai kota kuno Iran. Jakfar Shahri, di buku "Tehran Kuno" saat menyebutkan Saqakhaneh menulis, "Saqakhaneh sebuah toko atau pintu kecil serta ada tempat air di dalamnya, sementara di luar ada gelas yang digantung untuk memberi air minum kepada mereka yang kehausan. Ini termasuk perbuatan baik dan layak mendapat pahala."

Saqakhaneh juga dapat disaksikan di lobi bangunan kota di Iran dan masyarakat yang haus minum darinya.

Saqakhaneh di bangunan tradisional Iran adalah sebuah bangunan kecil di pinggir jalan, yang dibangun untuk penyimpanan air dan memberi minum pejalan kaki yang kehausan. Saqakhaneh biasanya berupa wadah dari batu yang besar dan menampung air minum, serta dipinggirnya digantung gelas. Saqakhaneh pada awalnya sekedar sebuah pelayanan dan pembuatnya ingin mendapat pahala.

Sejumlah Saqakhaneh merupakan bangunan kuno dan sebagian lainnya dibangun di kondisi khusus, misalnya ketika ada acara pawai duka di bulan Muharram. Untuk memberi tanda bagi pejalan kaki di tengah malam, dinyalakan lilin di Saqakhaneh dan kemudian muncul sisi religius serta mereka yang memiliki nazar, maka setiap malam Jumat menyalakan lilin di Saqakhaneh. Kemudian Saqakhaneh besar dibangun dan ada simbol-simbol tokoh agama seperti Abul Fadhl Abbas, saudara Imam Husein as dan Ali Akbar.

Kekurangan air di Iran membuat penampilan Saqakhaneh dan pekerjaan memberi minum lebih terlihat. Terutama di tempat-tempat keagamaan di mana banyak rumah Saqakhaneh dibangun oleh pejabat yang bertanggung jawab dan Saqakhaneh menyediakan air untuk para peziarah. Kebutuhan masyarakat Iran akan elemen vital ini menyebabkan air menemukan aspek-aspek khusus dalam budaya dan sastra negara dan kehidupan sosial masyarakat, serta budaya memberi minum, pembangunan tempat air dan Saqakhaneh serta pemasangannya di gang-gang, permukiman, dan tempat-tempat keagamaan dibentuk atas dasar ini.

Saqakhaneh adalah tempat penyimpanan air untuk orang haus, atau air diberikan kepada orang-orang. Di masa lalu, disediakan tempat bagi peserta acara duka di hari Asyura untuk minum air dingin dan hari-hari panas. Sangabkhaneh juga merupakan tempat ditempatkannya wadah besar untuk minum air dingin di hari-hari  berkabung untuk Imam Husein as. Dalam banyak kasus, Saqakhaneh memiliki atap dan keteduhan, dan orang-orang menganggapnya suci, dan karena itu adalah perbuatan yang baik dan menyenangkan Tuhan, maka hal itu dihormati oleh orang-orang dan mereka bernazar untuk menyediakan air dingin.

Dalam beberapa kasus, Saqakhaneh juga menjadi tempat nazar, doa dan kebutuhan. Saqakhaneh dibangun oleh Syiah untuk mengenang kesyahidan Imam Hussein as dan untuk mendapatkan pahala, dan sebagian besar dindingnya dihiasi dengan ubin dan dihiasi dengan gambar Sayidina Abul Fadhl Abbas as. Mayoritasnya di bawah Saqakhaneh dibangun gudang penyimpanan air untuk memenuhi kebutuhan Saqakhaneh.

Saqakhaneh tua itu seperti sebuah ruangan di tengah tembok. Beberapa berukuran tiga kali empat meter dan seringkali lebih kecil dan terkadang sangat kecil sehingga terlihat seperti lubang di dinding. Sebagian besar dibangun di samping pintu masuk masjid dan musala, atau di pasar dan umumnya di lingkungan yang sibuk. Beberapa Saqakhaneh didanai oleh sumbangan masjid, sementara yang lain didedikasikan untuk pasokan air oleh para simpatisan.

Beberapa Saqakhaneh dibatasi untuk memberi minum masyarakat umum, dan lainnya, yang diyakini untuk orang-orang lebih membutuhkan, dihiasi dengan atribut nazar dan simbol simbolis yang berakar pada budaya dan agama. Saqakhaneh ini memiliki simbol seperti cermin, lilin, kunci, figur logam, cakar, mata, bintang, dan cat hijau, dan mereka memiliki tempat khusus untuk menyalakan lilin.

Saqakhaneh kuno di Isfahan

Setidaknya sejak periode Dinasti Buwayhiyah, dengan dimulainya upacara berkabung Imam Husein as, Saqakhaneh juga didirikan di gang-gang dan jalan, dan seringkali di samping masjid. Aspek religius Saqakhaneh terlihat jelas dalam gambar dan tipe arsitektur tradisional kubus hijau ini. Atap altar, ubin berwarna biru kehijauan dan ikon-ikon yang biasanya dipasang di dinding bagian dalam gedung dengan nama "Abbas as" adalah tempat orang-orang yang membutuhkan yang menyalakan lilin di gerbang Saqakhaneh setiap saat, siang dan malam dan memohon keinginan mereka dari Tuhan.

Meski saat ini jumlah Saqakhaneh semakin sedikit di masa lalu, namun begitu bagungan lama ini masih dapat disaksikan di sejumlah gang dan jalan di daerah lama Tehran. Bangunan ini masih memiliki fungsi utamanya, yakni menyediakan air bagi pejalan kaki yang haus.

Masalah terpenting yang ingin dibahas dalam studi fenomena Saqakhaneh adalah masalah air. Perlu dicatat bahwa air Saqakhaneh bukanlah air biasa di mata umat Syi'ah, tetapi itu adalah cairan suci dan penyembuhan rasa sakit fisik dan menenangkan jiwa-jiwa yang terganggu. Air ini adalah tanda iman, pengorbanan diri, pengorbanan dan cinta, dan akhirnya kemartiran.

Salah satu Saqakhaneh di gang

سقایت و سقایی berasal dari bahasa Arab dan dalam bahasa Persia berarti memberi air minum atau juga terkadang berarti menjual air. Sementara di agama Islam, saqai memiliki nilai tinggi dan bahkan Allah Swt menyebutkan hal ini di al-Quran. Memberi air termasuk salah satu lapangan kerja penting di masa lalu. Di budaya umum Iran, tradisi memberi air sejatinya muncul sebagai simbol dari tragedi Karbala dan gugurnya Imam Husein as serta saudaranya, Abul Fadhl Abbas.

Di antara Saqakhaneh terkenal Iran adalah Saqakhaneh Sheikh Safiuddin Ardebili di Ardabil yang dibangun abad 16 Masehi, Saqakhaneh Kuche Dabbaghkhaneh di Yazdi dan dibangun di abad 16 Masehi, Saqakhaneh Azizollah di samping Masjid Jum'ah Isfahan yang dibangun di abah 17 Masehi, serta Saqakhaneh Esmaili Talai di Mashhad yang dibangun di abad 18.

Di kompleks Makam Imam Ridha as di kota Mashad, ada tiga Saqakhaneh yang dibangun. Salah satunya adalah Saqakhaneh Esmail Talai dan yang tertua serta dibangun atas perintah Fathali Shah serta kubahnya dilapisi emas.

Dr. Elahi Mahboob, Ketua Kantor Dokumen Astane Razavi mengatakan, di kompleks makam Imam Ridha ada tiga Sangab (tempat air), Saqakhaneh dan penyimpanan air, di mana fungsinya adalah menyimpan dan menjamin kebutuhan air kompleks ini. Saqa adalah petugas yang bertanggung jawab menjamin kebutuhan air tersebut. Mahboob mengisyaratkan dokumen pertama di pemerintahan Shah Abbas I dan di zaman itu, ada sekelompok Saqayan, dan tercatat sebagai petugas dan mendapat gaji.

Sejak pemerintahan Shah Solaiman Safawi, dan Mirza Shah Taqiuddin Razavi, ada dokumen pembaywan kepada para Saqayan. Para Saqayan ini selain bertugas memberi air kepada para peziarah, juga memiliki tanggung jawab membersihkan kompleks dan halaman.

Saqakhaneh adalah salah satu atraksi nostalgia Teheran dan menurut dokumen sejarah, sebagian besar Saqakhaneh di kota ini adalah wakaf warga dan organisasi wakaf bertanggung jawab atas Saqakhaneh. Ada lebih dari 290 Saqakhaneh di Teheran, beberapa di antaranya terkenal.

Saat ini tidak ada lagi pembangunan Saqakhaneh baru, dan yang ada adalah bagunan lama. Selain memiliki sisi sejarah, sosial dan agama, Saqakhaneh senantiasa mengingatkan simbol kebebasan, kehormatan, tuntutan keadilan,dan pengorbanan. Bangunan ini juga menyiratkan identitas agama, budaya, nasional dan semangat heroik sebuah bangsa.

 

Tags