Lintasan Sejarah 25 Oktober 2020
Hari ini, Ahad 25 Oktober 2020 bertepatan dengan 8 Rabiul Awal 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 4 Aban 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Imam Hasan Askari as Gugur Syahid
1182 tahun yang lalu, tanggal 8 Rabiul Awal 260 HQ, Imam Hasan Askari as, cucu Raulullah Saw generasi ke-9, gugur syahid di kota Samara, Irak.
Imam Hasan Askari lahir di Madinah pada tahun 232 Hijriah. Ayah beliau adalah Imam Hadi, imam ke-9 kaum muslimin. Setelah Imam Hadi gugur syahid, Hasan Askari as mengemban tugas untuk melanjutkan tampuk keimamahan kaum muslimin.
Periode kepemimpinan Imam Askari merupakan periode yang sangat berat karena kelahiran putra beliau, Imam Mahdi as. Saat itu, kekhalifahan Islam berada di tangan Dinasti Abbasiah yang menunggu dan mengawasi lahirnya calon imam ke-12 kaum muslimin ini untuk dibunuh. Berkat perlindungan Allah Swt, imam terakhir itu hingga kini tetap hidup dan selamat. Namun, Imam Hasan Askari sendiri akhirnya dibunuh dengan menggunakan racun oleh pemerintahan Abbasiah. Imam Hasan Askari dikenal berilmu tinggi dan banyak melakukan langkah berpengaruh dalam pengembangan keilmuan Islam.
Di antara hadis beliau berbunyi, "Ada dua fitrah manusia yang terbaik , yaitu iman kepada Tuhan dan berbuat kebaikan kepada saudara. Aku mewasiatkan kepada kalian agar kalian bertakwa dalam beragama, jujur dalam berbicara, dan menunaikan amanah."
Kaum Komunis Meraih Kekuasaan di Rusia
103 tahun yang lalu, tanggal 25 Oktober 1917, kaum komunis di Rusia meraih kekuasaannya. Rakyat Rusia selama bertahun-tahun berjuang melawan para kaisarnya yang kejam dan despotik.
Secara bertahap, perjuangan ini meluas hingga ke kalangan miskin Rusia, seperti buruh dan penduduk desa. Akhirnya, kelompok komunis dengan menduduki pusat-pusat dan lembaga-lembaga pemerintah, berhasil meraih kekuasaannya.
Pada akhir tahun 1980-an, pemerintahan komunis bubar setelah tujuh dekade berkuasa di Uni Soviet. Negara-negara yang selama ini bergabung dengan Soviet dan berada di bawah kontrol pemerintah pusat di Rusia, satu persatu memisahkan diri dan mengumumkan kemerdekaannya.
Pidato Historis Imam Khomeini ra Mengungkap UU Kapitulasi
57 tahun yang lalu, tanggal 4 Aban 1342 HS, Imam Khomeini ra menyampaikan pidato historisnya mengungkap undang-undang Kapitulasi.
Setelah pemerintah dan parlemen Iran meratifikasi undang-undang Kapitulasi pada bulan Mehr 1342, ternyata undang-undang ini tidak dipublikasikan lewat media-media. Namun beberapa waktu setelah itu, koran internal parlemen yang berisikan teks lengkap pidato, dialog para anggota parlemen dan kepala negara sampai ke tangan Imam Khomeini ra. Imam memutuskan untuk menyampaikan hakikat yang ada ini kepada masyarakat agar mereka mengetahui tragedi besar yang telah terjadi.
Imam Khomeini ra baru beberapa bulan dibebaskan dari penjara rezim Shah Pahlevi. Namun hal itu tidak menyurutkan niat beliau mengungkapkan apa yang terjadi. Imam menyampaikan pidato historisnya dengan memrotes keras ratifikasi undang-undang Kapitulasi atau pemberian kekebalan hukum kepada warga Amerika yang tinggal di Iran.
Pernyataan penting Imam dalam pidatonya pada 4 Aban 1342 HS di depan para rohaniwan dan rakyat Qom pada hakikatnya merupakan pengadilan terhadap pemerintah Amerika atas campur tangan mereka dalam urusan dalam negeri Iran, sekaligus mengungkap kejahatan Shah Pahlevi terhadap Islam dan bangsa Iran. Imam Khomeini juga mengutuk rezim Zionis Israel dan dukungan Amerika terhadapnya.
Imam Khomeini ra dalam pengumuman yang disebarkan ke seluruh penjuru Iran menyatakan ratifikasi Kapitulasi bertentangan dengan Islam dan al-Quran dan sikap ini sama dengan mengakui Iran dijajah Amerika.
Pidato Imam Khomeini dan pernyataan kerasnya diliput luas media, sehingga rezim Shah Pahlevi kembali diprotes rakyat Iran. Rezim Shah tidak menyangka bakal mendapat protes sehebat ini. Karena gerakan protes ini berubah menjadi protes umum yang terjadi di seluruh negeri. Melihat kenyataan ini, rezim Shah Pahlevi mulai menerapkan aturan baru yang membatasi gerak-gerik Imam Khomeini ra. Beberapa hari setelah itu, tepatnya tanggal 13 Aban 1342 (4 November 1963) beliau ditahan dan diasingkan ke Turki.
Periode ini sangat penting dalam sejarah kebangkitan Islam di Iran. Karena perlawanan terhadap rezim despotik Shah Pahlevi berubah menjadi revolusi melawan arogansi internasional.