Des 09, 2020 10:59 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 9 Desember 2020
    Lintasan Sejarah 9 Desember 2020

Sultan Mahmud Ghaznawi Wafat

1021 tahun yang lalu, tanggal 23 Rabiul Tsani 421 HQ, Sultan Mahmud Ghaznawi, Raja Ketiga Dinasti Ghaznawi meninggal dunia.

 

Sultan Ghaznawi sejak tahun 387 HQ setelah mengalahkan saudarahnya Ismail, berhasil merebut kekuasaan. Ia juga berhasil mengalahkan para gubernur Dinasti Shafari, Samani, Ali Buyeh, Ali Ziyar dan Khorazmshahian di Utara dan Timur Iran lalu menguasainya.

 

Sultan Mahmud Ghaznawi secara perlahan-lahan melakukan perluasan dan banyak daerah yang dikuasainya. Ia menyerang India sebanyak dua belas kali, tapi sebelum pergi ke Rey dan setelah berkuasa selama 34 tahun, ia meninggal dunia akibat penyakit TBC.

 

Sultan Ghaznawi merupakan raja yang independen dan merupakan pribadi besar dari Dinasti Ghaznawi. Ia terkenal dengan keberanian dan perluasan kekuasaan dalam sejarah Islam. Perang yang dilakukannya terhadap India dan pampasan perang yang didapatkan dari negara ini serta berkumpulnya ulama dan para penyair di istananya membuat namanya terkenal di mana-mana.

 

Intifada Palestina

 

Demonstrasi Hari Tasu’a Anti Penindasan Rezim Pahlevi

 

42 tahun yang lalu, tanggal 19 Azar 1357 HS, warga Iran melakukan demonstrasi Hari Tasu’a anti penindasan Rezim Pahlevi.

 

Bersamaaan dengan peringatan hari kesembilan atau Tasu’a Imam Husein as pada 19 Azar 1357 HS, warga Iran yang revolusioner mengikuti acara Azadari Imam Husein as sekaligus melakukan demonstrasi bersejarah melawan rezim Shah Pahlevi yang despotik. Di Tehran, sekitar 4 juta warga baik laki-laki, perempuan dan anak-anak ikut dalam aksi demonstrasi dengan tujun ke jalan-jalan.

 

Para demonstran selain memperingati Tasua Imam Husein as, meneriakkan yel-yel anti rezim Shah dan menyatakan kebencian mereka kepada rezim diktator. Bersamaan dengan aksi demo di Tehran, warga di kota-kota lainnya juga melakukan aksi demo. Aksi unjuk rasa rakyat ini mengakibatkan pondasi rezim Shah yang bergantung pada kekuatan asing semakin melemah dan hanya menanti kehancurannya.

 

Gerakan Intifada Pertama Dimulai

 

33 tahun yang lalu, tanggal 9 Desember 1987, dimulailah gerakan kebangkitan rakyat Palestina untuk melawan rezim Zionis yang telah menjajah tanah air mereka.

 

Kebangkitan rakyat Palestina yang dinamakan Intifada ini terjadi menyusul semakin kerasnya aksi teror dan represi dari kaum Zionis terhadap bangsa Palestina dan berlanjutnya pendudukan rezim tersebut atas tanah milik mereka. Di samping itu, bangsa Palestina juga telah putus harapan atas bantuan dari pemerintahan Barat dan organisasi-organisasi Plaestina yang ada.

 

Gerakan Intifada pertama setelah beberapa tahun terhenti, kembali dilanjutkan pada bulan September tahun 2000, yang diberi nama "Intifada Masjid Al-Aqsa". Di antara keistimewaan gerakan ini adalah adanya dukungan luas dari rakyat, kepercayaan bahwa Islam satu-satunya jalan keselamatan, dan ketiadaan ketergantungan pada negara-negara lain.

 

Oleh karena keistimewaan inilah, meskipun tidak berbekal senjata, namun gerakan ini tidak bisa dikalahkan oleh rezim penjajah Zionis.[]