Lintasan Sejarah 11 Februari 2021
Hari ini, Kamis 11 Februari 2021 bertepatan dengan 28 Jumadil Tsani 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 23 Bahman 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Abul Qasim Syatibi Wafat
852 tahun yang lalu, tanggal 28 Jumadil Tsani 590 HQ, Abul Qasim Syatibi ulama dan pembaca al-Quranul Karim asal Mesir, meninggal dunia.
Meskipun buta, Syatibi yang termasyhur dengan nama Imamul Qurra'. Selain menguasai ilmu pembacaan al-Quran, juga menguasai ilmu tajwid, nahwu, tafsir Quran, hadis, bahasa, dan ilmu-ilmu agama lainnya. Dia juga sangat banyak menghapal hadis.
Abul Qasim Syatibi banyak meninggalkan karya di antaranya "Qasidah Syatibiah" yang berisi berbagai masalah tajwid dan telah dicetak berkali-kali di Mesir dan India.
Vatikan Meraih Kemerdekaan
92 tahun yang lalu, tanggal 11 Februari tahun 1929, dengan ditandatanganinya Perjanjian Lateran antara Vatikan dan Italia, kota Vatikan secara resmi meraih kemerdekaannya.
Dalam gerakan penyatuan Italia pada tahun 1870, wilayah kekuasaan para pemimpin gereja juga dimasukkan ke dalam wilayah Italia. Namun, gereja Katolik Roma tidak menerima hal ini dan timbullah konflik antara gereja dengan kerajaan Italia yang akhirnya diselesaikan dengan perjanjian Lateran.
Perjanjian ini ditandatangani oleh Kardinal Gaspari yang mewakili Pius XI dan Benito Mussolini yang mewakili Raja Victor Emmanuel III. Dalam perjanjian ini, Italia mengakui negara baru bernama Vatikan City yang berdaulat dan independen. Italia juga menjamin pelayanan publik di Vatican City. Perjanjian Lateran ini tetap diakui meskipun setelah perang Dunia Kedua, sistem kerajaan Italia berakhir dan berubah menjadi negara republik.
Imam Perintahkan Bentuk Komite Revolusi Islam Iran
42 tahun yang lalu, tanggal 23 Bahman 1357 HS, Imam Khomeini ra memerintahkan dibentuknya Komite Revolusi Islam Iran.
Setelah rezim Shah lengser dan kemenangan Revolusi Islam Iran, rakyat masih tetap terlibat kontak senjata untuk menghancurkan pertahanan terakhir sisa-sisa anasir rezim. Sementara sebagian rakyat bertanggung jawab melindungi pusat-pusat penting di kota-kota. Dalam kondisi yang semacam ini, dirasa ada kebutuhan penting dibentuknya sebuah organisasi yang bertugas melawan kaki tangan rezim Shah.
Dengan dasar ini, pada 23 Bahman 1357 HS, sehari setelah kemenangan Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini ra mengeluarkan perintah agar segera dibentuk Komite Revolusi Islam untuk mengontrol situasi serta menciptakan stabilitas dan keamanan. Sejak didirikan, lembaga ini serius mengatur dan melindungi Revolusi Islam, di samping menjaga jiwa, harta dan kehormatan rakyat. Imam Khomeini ra juga memerintah agar senjata yang ada di tangan rakyat harus dikumpulkan oleh lembaga ini.
Kewajiban paling penting Komite Revolusi Islam adalah menghadapi konspirasi asing, menangkap orang-orang dekat rezim Pahlevi, mencegah penyelundupan senjata, menyita harta rezim Pahlevi, menciptakan keamanan di kota, desa dan perbatasan, menjaga tempat-tempat penting dan menghadapi munafikin dan perusuh. Akhirnya pada tahun 1369 Hs, sesuai dengan maslahat lembaga ini digabungkan dengan lembaga-lembaga lain menjadi Kepolisian Republik Islam Iran.