Lintasan Sejarah 23 Maret 2021
Ibnu Barraj Tharablusi Meninggal Dunia
961 tahun yang lalu, tanggal 9 Sya'ban 481 HQ, Ibnu Barraj Tharablusi, seorang ulama besar Mesir meninggal dunia.
Ibnu Barraj sebenarnya dilahirkan di Mesir. Akan tetapi, dikarenakan selama beberapa tahun menjadi hakim di Kota Tharablus (Tripoli), sebuah kawasan di utara Lebanon, ia lantas dikenal dengan nama Tharablusi.
Semasa hidupnya, ia belajar kepada ulama-ulama besar zaman itu, di antaranya Syaikh Thusi. Dia kemudian banyak menulis buku-buku agama, yang paling terpenting adalah kitab "al-Jawamiul Fiqih " yang berisi sekitar 820 tanya-jawab di bidang fiqih. Kitab ini dianggap sebagai salah satu rujukan utama dalam ilmu agama Islam.
Gerakan Fasisme Dimulai
102 tahun yang lalu, tanggal 23 Maret tahun 1919, gerakan Fasisme di Italia didirikan oleh Benito Mussolini.
Fasisme adalah sebuah gerakan politik otoritarian yang dikembangkan di Italia dan beberapa negara Eropa lainnya sebagai reaksi atas perubahan politik dan sosial yang diakibatkan oleh PD I serta meluasnya sosialisme dan komunisme. Nama fasisme berasal dari kata "fasces" yaitu simbol kekuasaan Romawi kuno yang terdiri dari seikat tangkai dan sebuah kapak.
Partai Fasis Italia berkembang dengan cepat dan hingga tahun 1921, telah memiliki 300.000 anggota. Pada tahun itu pula, partai ini berhasil menghantarkan 35 anggotanya sebagai anggota parlemen. Pada tahun 1922, Musolini diangkat sebagai perdana menteri Italia.
Pemerintahan berideologi fasis bersifat nasionalis ekstrim, melakukan teror, menciptakan budaya takut, militerisme, hegemoni, penjinakan ideologi tertentu, merepresi para oposan, serta amat bergantung pada kharisma seorang pemimpin. Ideologi serupa diterapkan Adolf Hitler di Jerman. Ideologi ini telah menyeret umat manusia dalam perang besar yaitu PD II.
Imam Khomeini Buat Pernyataan Soal Penyerangan Madrasah Feizieh
58 tahun yang lalu, tanggal 3 Farvardin 1342 HS, Imam Khomeini ra buat pernyataan soal penyerangan Madrasah Feizieh.
Sore hari tanggal 3 Farvardin 1342 HS (23 Maret 1963), setelah pasukan keamanan rezim Pahlevi menyerang madrasah Feizieh Qom, rumah Imam Khomeini ra menjadi tempat pertemuan rakyat dan ulama. Setelah mendapat informasi mengenai serangan ke madrasah Feizieh, Imam Khomeini ra mengeluarkan pernyataan yang membongkar kedok rezim Shah dan mengajak rakyat untuk turun ke jalan melakukan demonstrasi.
Dalam pernyataan beliau menyebutkan, "Dalam kondisi saat ini taqiyah hukumnya haram dan menyatakan kebenaran wajib hukumnya, apapun akibatnya, dan apa yang akan terjadi tidak lagi penting."
Dalam pernyataan ini Imam Khomeini ra menyebut siapa saja yang pro Shah maka ia sama dengan seorang penjarah dan berusaha menghancurkan al-Quran dan Islam.