Lintasan Sejarah 10 April 2021
Hari ini, Sabtu 10 April 2021 bertepatan dengan 27 Sya'ban 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 21 Farvardin 1400 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Ibnu Funduq Lahir
952 tahun yang lalu, tanggal 27 Sya'ban 490 HQ, Abul Hasan Ali bin Zaid, yang terkenal dengan nama Ibnu Funduq, salah seorang ilmuwan besar Islam, terlahir ke dunia di kota Baihaq, Iran.
Ibnu Funduqa menguasai berbagai ilmu, seperti hadis, fiqih, sastra, agama, dan hikmah. Buku terpenting karya Ibnu Funduq berjudul "Sejarah Baihaq". Di dalamnya, dia menuliskan kondisi geografis, sejarah, dan keadaan para bangsawan dan dinasti terkenal di Baihaq.
Buku ini merupakan salah satu sumber sejarah penting pada abad ke-6 Hijriah dan salah satu contoh dari karya berbahasa Persia yang baik. Karya lain dari Ibnu Funduq adalah "Lubabul Ansab", "Tafsir Nahjul Balaghah", dan "Qawaid Ulumith-Thib". Ibnu Funduq meninggal dunia pada tahun 565 Hijriah.
Sikap Imam Khomeini Soal Ulama dan Politik
56 tahun yang lalu, tanggal 21 Farvardin 1343 HS, Imam Khomeini ra mengeluarkan sikap soal ulama dan politik.
Pasca pidato tanggal 13 Khordad 1342 HS dan penahanan beliau oleh rezim Shah Pahlevi dan terjadinya peristiwa kebangkitan 15 Khordad, Imam Khomeini ra harus menjalani penahanan hampir 10 bulan dan setelah itu beliau dibebaskan, namun rumah beliau mendapat pengawasan ketat pemerintah. Tapi reaksi keras rakyat soal blokade rumah beliau memaksa rezim Shah mengendorkan pengawasan ketat itu dan pada 18 Farvardin 1343, Imam Khomeini ra dibebaskan.
Pasca pembebasan Imam Khomeini ra, rezim Shah berusaha menunjukkan bahwa Imam dan rezim Pahlevi telah menemukan kesepahaman. Sekaitan dengan hal ini, surat kabar Ettelaat menulis, "Betapa indahnya ketika masyarakat ulama dan rakyat bersama-sama melaksanakan program revolusi Shah dan rakyat."
Ketika berita ini sampai kepada Imam Khomeini ra, beliau mereaksinya dengan keras. Oleh karenanya, hanya dalam tiga hari setelah pembebasannya, pada 21 Farvardin 1343 Hs, Imam menyampaikan pidatonya:
"Pada harian Ettelaat ditulis judul besar mengenai "persatuan suci" yang menyebutkan ada kesepahaman dengan para ulama dan mereka menyepakati Revolusi Putih Shah dan bangsa. Mereka berbicara tentang revolusi yang mana? Bangsa yang mana? Apakah revolusi ini ada kaitannya dengan ulama dan rakyat? Mereka yang ada di universitas, sampaikan kepada siapa saja bahwa ulama menolak revolusi ini. Bila Mereka menggantung Khomeini, tetap saja tidak akan ada kesepakatan!"
Pidato ini menyebabkan rezim Shah kebingungan dan akhirnya mengirim seorang utusan kepada Imam untuk menyampaikan maaf secara langsung. Langkah selanjutnya rezim Shah memperingatkan Imam untuk tidak ikut campur dalam masalah politik. Mereka berusaha menunjukkan politik itu isinya tipu muslihat dan kebohongan. Tapi Imam Khomeini membongkar kedok tagut dan mengingatkan pentingnya campur tangan ulama dalam masalah politik dan menyebut politik adalah agama.
Tiga Tokoh Perjuangan Palestina Diteror Mossad
48 tahun yang lalu, tanggal 10 April tahun 1973, para petugas Badan Intelejen Rahasia Israel (Mossad) melakukan aksi teror atas tiga orang tokoh perjuangan Palestina, yaitu Kamal Nashir, Kamal ‘Udwan, dan Mohamad Yusuf Najjar.
Ketiganya menjadi sasaran teror Mossad saat berada di Beirut, Lebanon. Aksi teror terhadap para tokoh perjuangan Palestina yang sedang berada di luar negeri menjadi model Mossa dalam menekan perjuangan bangsa Palestina. 10 tahun berikutnya, pada tahun 1983, aksi yang sama dilakukan Mossad terhadap ‘Usham Sarthawi, penasehat politik Yasser Arafat.
Sarthawi dibunuh oleh agen-agen Mossad saat sedang melakukan lawatan ke Portugis. Meskipun tindakan ini jelas-jelas melanggar hukum internasional dan mendapatkan kecaman keras dari dunia Islam, akan tetapi Rezim Zionis tidak segan-segan melakukan tindakan-tindakan serupa di kemudian hari.
Negara-negara Barat yang selalu mengklaim sebagai pendekar HAM serta penegak supremasi hukum, ternyata malah menunjukkan sikap apatisnya atau malah mendukung aksi-aksi rezim Zionis tersebut.