Jun 15, 2021 16:36 Asia/Jakarta
  • pilpres Iran, 2021
    pilpres Iran, 2021

Pelaksanaan pemilu presiden Iran ke-13 tinggal menunggu hari, tanggal 18 Juni 2021 perhelatan demokrasi ini akan digelar serentak di seluruh wilayah Iran.

Para capres Iran, selama batas waktu yang diberikan undang-undang untuk berkampanye, dengan berbagai cara, aktif mengenalkan diri, dan program kerja mereka. Dengan beraneka strategi mereka berusaha menyampaikan program kerja pemerintahannya kepada rakyat Iran.
 
Pemilu Iran dapat dikaji dari dua sisi. Pertama, partisipasi optimal, dan partisipasi sadar rakyat.
 
Sebagaimana yang disampaikan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, pemilu hanya berlangsung sehari, tapi dampaknya akan dirasakan selama bertahun-tahun. Maka dari itu, urgensitas pemilu yang sadar, sangat tinggi.
 
Selama ini, kampanye presiden selalu menjadi peluang bagi aktivitas sosial dan politik rakyat yang akan menentukan nasibnya kelak, dan menentukan calon yang paling layak. Panitia-panitia pemenangan pemilu rakyat, di sisi lain membawa nuansa baru dari harapan akan masa depan, dan perubahan kondisi yang ada. Sekarang seolah semua orang sedang menghitung hari untuk melangkah menuju kondisi yang lebih baik.
 
Ayatullah Khamenei di salah satu bagian pidato terbarunya saat bertemu secara virtual dengan anggota Parlemen Iran, menyinggung sejumlah kekhawatiran yang mungkin muncul terkait partisipasi rendah rakyat dalam pemilu presiden 18 Juni 2021 mendatang.
 
Ia mengatakan, “Saya percaya tingkat partisipasi rakyat tidak ada kaitannya dengan nama ini atau nama itu, rakyat menginginkan seseorang yang memiliki kemampuan manajemen dan tekad kuat, serta kinerja tinggi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi negara, bagi rakyat tidak penting juga apa jabatan orang ini dan dari kelompok politik mana ia berasal, tapi mungkin saja masalah ini penting bagi kelompok-kelompok politik, namun tidak bagi kebanyakan orang.”
 
Ayatullah Khamenei

 

Ayatullah Khamenei menambahkan, “Yang terpenting para capres bisa meyakinkan rakyat bahwa ia mengetahui permasalahan yang dihadapi masyarakat, capres haruslah seorang pemimpin, bijaksana, jujur dan memiliki kemampuan mengelola negara. Jika hal ini dipenuhi, maka atas bantuan Ilahi, rakyat akan menunjukkan partisipasi tinggi dengan mendatangi tempat-tempat pemungutan suara.”
 
Partisipasi politik kenyataannya adalah salah satu bukti keterkaitan mereka dengan demokrasi. Dengan maksud supaya pemerintahan memenuhi syarat demokrasi, maka mayoritas rakyat harus berpartisipasi dalam pembentukan kekuasaan, pengelolaan masalah publik, dan politik. Demokrasi di dalam dirinya sendiri mengandung banyak konsep seperti kedaulatan hukum, kebaikan bersama, kesetaraan, hak kodrati, hak individu, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.   
 
Tidak ada atau minimnya partisipasi rakyat dalam pemilu pada akhirnya akan melanggengkan kekuasaan pemerintahan non-demokrasi. Rahbar menegaskan, harus ada seseorang yang memikul tanggung jawab sebagai pemimpin lembaga eksekutif, dan mengetahui permasalahan yang dihadapi masyarakat, serta mampu menyelesaikannya.
 
Ayatullah Khamenei menuturkan, “Sekarang permasalahan mendesak dan utama negara adalah ekonomi, dan para capres harus menyampaikan program kerja dan solusinya untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi, juga mampu meyakinkan rakyat bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.”
 
Rahbar menyebut pemilu sebagai arena persaingan dalam memberikan pelayanan, dan perlombaan dalam kebaikan. Dengan menyarankan untuk menghindari slogan dan janji tidak realistis, dan menipu, Rahbar menjelaskan, “Para capres saat menyampaikan slogan dan janji sebaiknya memperhatikan fasilitas dan kenyataan negara. Jajak pendapat yang dilakukan menunjukkan bahwa prioritas untuk menarik dukungan rakyat bukanlah nama atau kelompok politik, tapi kualitas dan kinerja.”
 
Arahan Ayatullah Khamenei ini telah membuka cakrawala baru menjelang penyelenggaraan pemilu presiden ke-13 Iran.
Beberapa slogan sarat janji disampaikan oleh para capres, tapi sebenarnya yang lebih baik dari slogan adalah kemampuan untuk merealisasikannya.
 
Rakyat selain ide juga menuntut praktik nyata. Rakyat harus memperhatikan orang-orang yang memberikan janji-janji di bidang ekonomi apakah mereka punya kemampuan dan memiliki rekam jejak keberhasilan dalam melewati ujian atau tidak. Masalah ini jauh lebih penting bagi rakyat dalam menilai capres daripada hanya sekadar asal kelompok politik capres tersebut.
 

 

Sekarang dengan semakin jelasnya program kerja yang dikampanyekan para capres, pemilu presiden Iran ke-13 memasuki fase baru. Realitasnya seluruh kandidat capres yang lolos dalam kualifikasi Dewan Garda Konstitusi Iran, merupakan figur terkemuka dan merupakan “rijal siyasi”, istilah yang digunakan untuk menyebut orang-orang yang memenuhi syarat sebagai politisi menurut standar Republik Islam Iran.
 
Mereka pernah menjabat berbagai posisi penting di pemerintahan, oleh karena itu mereka memahami dengan baik kapasitas finansial, dan struktur pemerintahan.
 
Di sisi lain, tuntutan rakyat adalah terciptanya sebuah diskursus realistis di arena kampanye. Tuntutan ini sebenarnya selain menguntungkan para capres sendiri, juga rakyat sebagai pemilih sehingga berujung dengan terpenuhi tuntutan-tuntutan rakyat berdasarkan program kerja capres, dan dalam pengelolaan negara, pemerintah mendapat dukungan maksimal dari publik.
 
Mohammad Imani, salah seorang jurnalis Iran mengaku yakin pemilu adalah sebuah perlombaan untuk memberikan pelayanan kepada rakyat, dan tata cara kontestasi serta pelayanan itu harus dipatuhi.
 
Kontestasi ini harus menghasilkan keamanan, ketenangan, kemuliaan, kekuatan, kegembiraan, dan harapan yang lebih besar bagi sebuah bangsa, bukannya membuahkan kekalahan dan perpecahan, serta kemunduran dalam kekuatan nasional, sebagaimana contohnya kita saksikan dalam banyak pemilu di Amerika Serikat.
 
Dewasa ini semua orang percaya bahwa Iran sedang melewati tikungan sejarah penting, maka dari itu suasana kota dan negara secara umum dipenuhi harapan akan masa depan yang lebih baik, serta perubahan kondisi yang ada. Dari pemuda, paruh baya, dan orang lanjut usia, hingga mereka yang untuk pertama kalinya akan menggunakan hak pilih dalam pemilu, semua tengah menanti detik-detik mewarnai jari mereka pada 18 Juni 2021 mendatang.
 
Pada saat yang sama, musuh bebuyutan Iran juga menghitung waktu untuk menjadikan potensi rendahnya partisipasi rakyat dalam pemilu sebagai dalih untuk memberikan tekanan internasional, dan sanksi-sanksi baru terhadap Iran, namun dapat dipastikan bahwa kali ini seusai pemilu presiden ke-13 Iran, mereka akan mengatakan, “Satu Iran Menjadi Pemenang Pemilu Presiden.” (HS)

Tags