8 Tahun Perang Yaman: Capaian dan Prospek
(last modified Mon, 27 Mar 2023 12:06:33 GMT )
Mar 27, 2023 19:06 Asia/Jakarta
  • Perang Yaman
    Perang Yaman

Tahun kedelapan perang yang dikobarkan Arab Saudi terhadap Yaman berakhir, dan perang ini mulai 16 Maret 2023 memasuki tahun kesembilan.

Kini pertanyaan penting adalah apa capaian delapan tahun perang yang dikobarkan Koalisi Arab Saudi terhadap Yaman dan bagaimana prospek perang ini ?

Arab Saudi dengan membentuk koalisi yang terdiri dari negara-negara Arab, memulai serangan serangan udara ke Yaman pada 26 Maret 2016 dengan dalih mendukung Abd Rabbu Mansour Hadi, presiden Yaman yang telah mengundurkan diri. Selama operasi yang di bulan pertama disebut " Decisive Storm" dan kemudian disebut "Renewal of Hope", Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Kuwait menjadi sekutu Arab Saudi, sementara neagra-negara seperti Sudan, Mesir dan Yordania bekerja sama dengan Riyadh dengan menyuplai senjata militer. Tujuan utama dari perang ini adalah mengembalikan Abd Rabbuh Mansur Hadi ke tampuk kekuasaan dan mencegah berkuasanya Gerakan Ansarullah Yaman.

Image Caption

Setelah 8 tahun berperang, yang terjadi justru bertentangan dengan tujuan Arab Saudi dan sekutunya. Abd Rabbuh Mansur Hadi, presiden Yaman yang mengundurkan diri, secara resmi disingkirkan dari kekuasaan oleh Arab Saudi pada tahun kedelapan perang ini. Abd Rabbuh Mansur Hadi dan wakilnya, Mayor Jenderal Mohsen Al-Ahmar, pada 7 April 2022, menyerahkan semua kekuasaan mereka tanpa dapat ditarik kembali ke Dewan Pimpinan Presiden yang dipimpin oleh Rashad Muhammad al-Alimi, salah satu tokoh utara dan anggota Kongres Rakyat Partai yang dekat dengan Arab Saudi, dan salah satu mantan menteri rezim Ali Abdullah Saleh, berdasarkan isi konstitusi dan inovasi Dewan Kerja Sama Teluk Persia (P-GCC) "Inisiatif Teluk".

Mansur Hadi mulai 2012 hingga 2022 menyebut dirinya sebagai presiden sah Yaman dihadapan komunitas internasional, bahkan di selatan Yaman, sebuah pemerintahan paralel dibentuk oleh Dewan Transisi Selatan di bawah dukungan Emirat dan dipimpin oleh Aidarus al-Zoubaidi, dia tidak memiliki kekuasaan di Aden dan masih bergantung pada dukungan Saudi. Nyatanya, Manour Hadi tidak memiliki konsensus dalam dukungannya tidak hanya dari rakyat tapi juga dari koalisi Saudi, dan terakhir, versi akhir kehidupan politiknya diperumit oleh Riyadh, Abu Dhabi dan rival politik di selatan Yaman.

Sementara Manour Hadi disingkirkan dari kekuasaan oleh Riyadh, Ansarullah membentuk Pemerintah Penyelamatan Nasional di Sana'a, ibu kota Yaman, dan tidak hanya tidak meninggalkan kekuasaan, tetapi hari ini dianggap sebagai kelompok politik paling penting dan terorganisir di Yaman dan bahkan Arab Saudi bersedia berunding dengan Ansarullah. Selain kasus-kasus tersebut di atas, eskalasi perselisihan internal di Arab Saudi di satu sisi dan ketegangan antara anggota koalisi di sisi lain menyebabkan Saudi menerima kekalahan di Yaman. Oleh karena itu, perang di Yaman setelah 8 tahun merupakan kegagalan politik dan militer total bagi Arab Saudi.

Salah satu dampak penting dan terasa dari perang 8 tahun terhadap Yaman adalah korban jiwa dan kerugian materi yang besar serta diberikan Koalisi Saudi terhadap rakyat Yaman. Juru bicara militer Yaman, Yahya Saree di akhir delapan tahun perang Yaman menjelaskan:

  • Musuh melancarkan serangan udara lebih dari 274.302 kali, di mana 59 kali serangan ini dilancarkan dalam satu tahun terakhir.
  • Sejak tahun 2015, sekitar 282.879 tentara dan perwira militer Yaman serta Koalisi Saudi terbunuh.
  • Korban di pihak militer Saudi dalam 8 tahun perang ini sekitar 10.849 tewas dan terluka, di antaranya terdapat 36 perwira dan tentara yang terbunuh serta 45 orang lainnya di tahun kedelapan.
  • Sementara korban di pihak Uni Emirat Arab tercatat lebih dari 1.251 tentara tewas dan terluka. Adapun tentara Sudan menderita 9.545 korban tewas dan terluka.
  • Korban tentara bayaran (pasukan pemerintah yang berafiliasi dengan Arab Saudi) lebih dari 261.243 korban tewas dan terluka, di mana di tahun kedelapan tercatat 2.500 orang tewas dan lebih dari 5.050 orang terluka.

Sementara itu, lembaga internasional memerinci kerugian dan korban perang 8 tahun sebagai berikut:

  • Lebih dari 80 persen dari populasi Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan asing, dan ekonomi negara ini menghadapi kehancuran total.

Selama 8 tahun penghancuran oleh koalisi Saudi, sekitar 47 ribu warga sipil Yaman telah terbunuh dan terluka. Jumlah syuhada dan korban luka terbanyak terkait dengan perempuan dan anak-anak. Sementara itu, anak-anak dianggap sebagai korban terbesar perang di Yaman. Selain dibunuh oleh pengeboman koalisi Saudi, banyak dari mereka yang meninggal karena kekurangan gizi dan penyakit akibat sanksi dan pengepungan kejam yang dilakukan musuh terhadap Yaman. Informasi menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen anak-anak yang menjadi korban perang di Yaman berusia di bawah 5 tahun.

Image Caption

Menurut Mutahar Al-Marouni, Direktur Biro Kesehatan Sanaa, saat ini terdapat 80.000 pasien kanker di Yaman, di mana setidaknya 30.000 orang terinfeksi selama perang, tetapi karena pengepungan yang mencekik yang diberlakukan di negara ini, hampir semua fasilitas untuk merawat pasien kanker mencapai nol dan setidaknya satu orang meninggal di pusat onkologi Yaman setiap hari. Selain itu, lebih dari 2 juta orang terjangkit kolera di Yaman, termasuk 25 persen anak di bawah usia lima tahun.

Pertanyaan penting di sini adalah bagaimana prospek perang ini di akhir tahun kedelapan perang ?

Tampaknya perang di Yaman akan segera berakhir, dan para pihak menekankan masalah ini dalam pembicaraan mereka. Selama 8 tahun terakhir, tentara Yaman dan komite rakyat berhasil mencapai perbatasan keseimbangan militer melawan musuh di tengah pengepungan yang berat dan kurangnya fasilitas yang parah. Sejak 4 tahun lalu, serangan rudal dan drone jauh ke posisi negara-negara anggota koalisi Saudi, termasuk Arab Saudi sendiri, telah menjadi tren umum dalam operasi militer Yaman.

Laporan tidak resmi menunjukkan bahwa Saudi menghabiskan lebih dari 300 miliar dolar dalam perang di Yaman; Tanpa hasil apapun. Erosi proses perang bersamaan dengan UEA menjauhkan diri dari koalisi Saudi sebagai sekutu terpenting negara itu dalam perang Yaman, serta kekuatan Yaman untuk melanjutkan perjuangan, menyebabkan Saudi secara terbuka mencari jalan keluar dari rawa Yaman mulai tahun 2020.

Selama beberapa bulan terakhir, Saudi telah menunjukkan keinginan yang tinggi untuk gencatan senjata permanen dalam perang. Kondisi terpenting yang diajukan Yaman untuk mengakhiri perang adalah menyelesaikan kasus kemanusiaan melalui pencabutan blokade sepenuhnya terhadap negara ini, pembayaran kompensasi perang, pembukaan kembali bandara Sana'a dan pelepasan kapal bahan bakar, dll. ., yang kabarnya telah disetujui oleh pihak Saudi.

Kesepakatan antara Iran dan Arab Saudi untuk memulihkan hubungan setelah 7 tahun juga mempengaruhi perang di Yaman. Sumber berita mengumumkan bahwa Saudi telah meminta Iran untuk membantu mengakhiri perang di Yaman. Tak lama setelah kesepakatan antara Iran dan Arab Saudi, Abd al-Aziz Al-Bakir, Menteri Penasihat Pemerintah Penyelamatan Nasional Yaman, mengacu pada negosiasi langsung dengan UEA untuk perdamaian, mengumumkan, "Perang yang dipimpin Saudi melawan Yaman telah berakhir, dan ada kesepakatan tentang masalah kemanusiaan dan penyerahan hak untuk bertindak telah diambil dan perpanjangan gencatan senjata akan segera diumumkan."

Image Caption

Oleh karena itu, kita dapat berharap bahwa perang di Yaman akan segera berakhir, kecuali perkembangan di kawasan Asia Barat sekali lagi mengalami metamorfosis dan suasana positif yang tercipta dalam beberapa bulan terakhir sekali lagi bergerak ke arah kekacauan dan ketegangan.