Memperingati Wafat Nabi Yang Pengasih dan Penuh Rahmat
Berabad-abad telah berlalu sejak akhir kehidupan duniawi Muhammad Saw, hamba dan nabi pilihan Allah; tetapi ranah pengaruhnya telah melampaui tahun-tahun kehidupannya. Karena wilayah risalahnya mencakup seluruh sejarah manusia dan upaya manusia, bahkan ia sedang merencanakan masa depan manusia.
Muhammad Saw adalah pemimpin yang unik. Ajarannya bersinar seperti biasa di pagi hari dan irama dakwahnya menyegarkan serta menggembirakan. Nabi penuh rahmat meninggalkan dunia ini pada tanggal 28 Shafar tahun 11 H dan dunia meratapi kepergiannya sebagai guru dan penuntun terbesar umat manusia. Salam untuknya dan ruh sucinya.
Pada saat yang sama dengan peringatan wafat Nabi Saw, diriwayatkan bahwa pada tanggal 28 Shafar 50 Hijriah Qamariah, cucu tercintanya, Hasan bin Ali as juga gugur syahid. Simetri dari dua hari ini mengingatkan pada perintah Nabi Muhammad untuk mencintai keluarga sucinya.
Ketika Nabi Saw berada di tempat tidur dalam kondisi sakit, pria dan wanita Anshar berkumpul di masjid dan menangisi kesedihan karena akan kehilangan Nabi Saw. Ketika berita itu sampai ke Nabi, dia meminta Ali dan Ibn Abbas untuk mengambil tangannya dan membantunya pergi ke masjid.
Nabi, ketika duduk di mimbar, melakukan pujian kepada Allah dan berkata, "Wahai manusia, apa yang membuat Anda menyangkal kematian Nabi Anda? Apakah kematian tidak meliputi saya dan Anda semua? Jika ada yang tetap abadi, aku akan tetap bersamamu selamanya. Ketahuilah bahwa aku akan bergabung dengan Tuhanku, sementara aku telah memberi kamu amanat di antara kamu bahwa jika kamu berpegangan erat dengan mereka, kamu tidak akan pernah disesatkan; Kitab Allah yang berada di tanganmu dan kamu membacanya di pagi dan sore hari dan Itrahku, Ahlulbaitku yang aku rekomendasikan dengan baik tentang mereka kepada kalian..."
Ini adalah pertemuan terakhir yang dihadiri oleh Nabi Islam yang agung. Nabi senang hari itu dapat memetakan jalan masa depan bagi umatnya. Nabi kepada orang-orang yang telah berkumpul di sekitarnya mengatakan, "Wahai manusia, ketahuilah bahwa tidak ada nabi setelah saya dan tidak akan ada Sunnah setelah Sunnahku. Siapa pun yang mengaku sebagai nabi, mengklaim dirinya sendiri dan ia akan berada di Neraka ... Wahai manusia, tegakkan kebenaran, jangan berpencar, dan tetaplah seorang Muslim untuk tetap abadi."
Keberadaan Nabi Muhammad Saw merupakan hujan rahmat Tuhan pada masyarakat manusia dan tiupan nafas kehidupan di dunia. Ketika ia dipromosikan menjadi Nabi, Semenanjung Arab terperosok dalam lautan kebodohan dan korupsi. Nilai-nilai kemanusiaan telah dilucuti dari jubah mereka dan perang, pembunuhan serta penjarahan merupakan cara hidup mereka.
Upaya dua puluh tiga tahun oleh Nabi Saw meninggalkan warisan besar pada umat Islam dalam hal etika, kemanusiaan, sains, kebijaksanaan dan keadilan. Orang-orang yang tidak mengetahui sains dan pengetahuan mereka tertarik untuk belajar dalam terang ajaran Nabi, dan banyak dari mereka menjadi terbiasa dengan membaca dan menulis. Sebuah bangsa yang tidak memiliki peradaban serius, bersama dengan Nabi, bersiap untuk memulai jalan panjang pengembangan ilmiah dan spiritual dan mendirikan lembaga peradaban Islam.
Komunitas manusia di sekolah Nabi Saw berkenalan dengan hakikat keberadaan dan status manusia serta sejumlah manusia paling suci dibesarkan dalam cahaya Islam. Inilah yang digambarkan oleh Fares al-Khoury, politis Kristen Lebanon tentang Nabi Muhammad Saw yang terkasih, "Muhammad adalah salah satu pria terhebat di dunia. Dunia setelahnya belum melihat dirinya seperti apa adanya, dan agama yang dibawanya adalah agama yang paling komprehensif dan lengkap. Muhammad yang ketika Anda mengingatnya ... lebih besar dari tokoh-tokoh terhebat di dunia, baik di masa lalu maupun setelahnya. Dia mampu menyatukan orang-orang Arab dengan semua perbedaan yang mereka miliki dan menciptakan bangsa yang menaklukkan dunia saat ini."
Nabi Suci Islam Saw menghadirkan sistem baru dan paradigma hidup baru serta transenden di mana semua urusan berpusat pada keesaan Allah. Dalam agama ini, solusi baru telah diusulkan untuk hubungan manusia dengan Tuhan, sosial, keluarga, politik, dan hubungan ekonomi.
Poin penting adalah bahwa pada saat itu tidak ada yang menerima Islam karena ketidaktahuan dan kebodohan. Siapa pun yang memeluk Islam tahu bahwa menerima dakwah Nabi akan menjadi awal dari perkembangan penting dalam kehidupan pribadi dan sosialnya. Seperti perubahan ini tercermin dalam kehidupan umat Islam dan meluas ke seluruh dunia.
Nabi sangat prihatin dengan tuntunan dan keselamatan umat. Belas kasih dan upaya Nabi Saw untuk menyebarkan Islam ke titik di mana Allah telah menyebutkannya dan berfirman, "Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran). (QS. al-Kahf: 6)
Bahkan di saat-saat terakhir hidupnya, ketika Nabi Saw berada dalam kondisi kesehatan yang buruk, ia sangat prihatin dengan status masa depan umat Islam dan kesulitan yang dihadapi umat Islam. Nabi melihat orang-orang munafik Madinah yang mencoba membunuhnya, sedang menunggu kematiannya.
Mereka yang memikirkan monarki juga mengembangkan rencana berbahaya untuk era pasca-Nabi. Pada hari-hari terakhir hidupnya di suatu malam, Nabi dengan salah seorang sahabatnya pergi ke pemakaman Baqi'a dan berdoa untuk para syuhada Islam dan Muslim lainnya.
Pada waktu itu, ia berpaling kepada temannya dan berkata, "Allah telah membebaskan saya antara satu dari dua hal; satu adalah kunci harta dunia dan kehidupan kekal, dan yang lainnya untuk bertemu dengan Tuhanku."
Hari ini, berabad-abad telah berlalu sejak kehadiran pria hebat ini dalam kemanusiaan, tetapi ketika nama dan karakternya diucapkan, sebuah pintu baru dibuka untuk manusia. Nabi Saw telah dimakamkan dan umat Islam setelahnya mengikuti jalan yang menanjak dan menurut serta melewati banyak percobaan.
Tetapi kebenaran agama Islam secara bertahap mulai terungkap dan umat manusia semakin mengetahui tentang ajaran Nabi langkah demi langkah melalui sejarah. Apa yang sekarang tinggal dan disebut-sebut di dunia adalah nama tinggi dan agung Muhammad Saw dan agama Islam yang hidup dan bergerak, yang membuka tempatnya di hati manusia lebih banyak dari sebelumnya.
Semoga kedamaian dan berkah Allah diberikan kepada Muhammad, utusan ilahi terakhir dan atas keluarga sucinya.
Pada saat yang sama dengan peringatan wafat Nabi Saw, diriwayatkan bahwa pada tanggal 28 Shafar 50 Hijriah Qamariah, cucu tercintanya, Hasan bin Ali as juga gugur syahid. Simetri dari dua hari ini mengingatkan pada perintah Nabi Muhammad untuk mencintai keluarga sucinya.
Perintah yang berulang kali dikatakan Nabi, "Aku di Hari Kiamat akan berada di hadapanmu dan kamu akan datang kepadaku di Telaga Kautsar. Sadarilah bahwa aku bertanya kepadamu tentang Tsaqalain. Jadi lihat bagaimana Anda memperlakukan keduanya setelah saya. Karena Allah Yang Maha Mengetahuii telah memberi tahu saya bahwa keduanya tidak akan terpisah sampai bertemu saya."
Imam Hasan as menghabiskan delapan tahun hidupnya dalam kepenuhan cinta dan kasih sayang kakeknya, Nabi Saw dan mempelajari kebenaran dan hakikat ilahi. Terkadang Imam Hasan as bersama Nabi pada saat wahyu turun dan mendengar ayat-ayat ilahi dari lisan kakeknya lalu menyampaikannya kepada ibunya, Sayidah Fathimah as. Kekuatan ingatan dan kemampuan untuk menghapal ayat-ayat dan hadits begitu besar pada diri Imam Hasan, sehingga banyak riwayat Nabi Allah yang dikutipnya tanpa perantara dan tercatat dalam buku-buku hadis.
Suatu hari Imam Ali as membawa putranya, Imam Hasan, kepada Nabi. Nabi sangat senang melihat cucunya sehingga ia memeluk Hasan as lalu menempelkannya di dadanya. Kemudian Nabi mengekspresikan kesukaannya akan cucunyanya dan dihadapan Allah, Nabi berkata, "Ya Allah, sesungguhnya, aku sangat mencintainya. Jadi cintai semua orang yang mencintainya."