Sep 13, 2021 20:55 Asia/Jakarta
  • bumi
    bumi

Pada awal dekade 70-an untuk pertama kalinya para ilmuwan menyadari bahwa gas Klorofluorokarbon, CFC, bahan kimia yang banyak digunakan pada lemari pendingin, inhaler, dan detergen, menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon, hal itu mengakibatkan sampainya radiasi ultraviolet, UV ke muka bumi dalam jumlah banyak.

Pada tahun 1985 ditemukan lubang pada lapisan ozon di atas Kutub Selatan, dan lubang ini setiap tahun terus membesar. Kerusakan ini memaksa para pemimpin negara dunia untuk mengambil langkah serius dalam melindungi lapisan ozon. Pada tahun 1985, 28 negara dunia berkumpul di Wina, Austria untuk membahas masalah ozon, dan memutuskan untuk melindunginya. Pada pertemuan itu disepakati kerja sama internasional untuk menangani masalah ozon. Dua tahun kemudian yaitu 1987, Protokol Montreal yang ditandatangani 46 negara dunia disahkan.
 
Berdasarkan Protokol ini, semua bahan yang dapat merusak lapisan ozon diidentifikasi, dan metode untuk mengurangi penyebarannya diumumkan. Republik Islam Iran pada tahun 1988 bergabung dengan Protokol Montreal. Kelanjutan dari upaya ini, pada 19 Desember 1994, Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 16 September, hari ditandatanganinya Protokol Montreal, sebagai Hari Perlindungan Lapisan Ozon Sedunia, sehingga hari itu bisa diperingati setiap tahun sebagai peluang untuk membangkitkan kesadaran masyarakat internasional, dan meningkatkan perhatian mereka pada upaya melindungi lapisan ozon, dan menangani masalah lingkungan hidup ini. 
 
Lapisan ozon adalah lapisan yang berada di ketinggian 20-35 kilometer di atas permukaan bumi, dan memiliki ketebalan 300 Dobson setara dengan tiga millimeter, ia terletak di Atmosfer Bumi, dan memiliki molekul ozon (O3) dengan tingkat kepadatan yang tinggi. Meski lapisan ozon merupakan bagian kecil dari Atmosfer Bumi, tapi ia sangat penting, dan menjadi penjamin kelanggengan hidup bumi.
 
Lapisan ozon yang pertama kali ditemukan oleh dua fisikawan Prancis bernama Charles Fabry, dan Henri Buisson pada tahun 1913, pada kenyataannya adalah lapisan pelindung bumi, karena dengan kemampuannya menyerap 97-99 persen frekuensi menengah sinar ultraviolet Matahari, ia membuka kesempatan berlanjutnya kehidupan di muka bumi. Lapisan ozon menyerap sinar ultraviolet berenergi tinggi, dan mengubahnya menjadi bentuk sinar inframerah, dan mengirimnya ke muka bumi. 
 
Hari Perlindungan Lapisan Ozon Sedunia

 

Jika lapisan ozon hilang, maka generasi umat manusia, vegetasi dan kehidupan binatang akan punah dalam waktu cepat secara mengerikan. Saat ini lapisan ozon sudah rusak, radiasi sinar ultraviolet yang sampai ke muka bumi semakin meningkat, dan masalah ini menyebabkan munculnya berbagai jenis penyakit kanker, melemahkan mekanisme pertahanan dan sistem imun tubuh manusia, juga menyebabkan penyakit katarak.
 
Selain itu, kerusakan lapisan ozon akan menyebabkan keteraturan ekosistem di seluruh permukaan bumi akan terganggu, dan mengakibatkan hilangnya keseimbangan serius yang terus meningkat. Sebagian besar ilmuwan percaya, kerusakan dan berlubangnya lapisan ozon serta masuknya sinar ultraviolet tanpa terkontrol ke bumi, akan meningkatkan suhu bumi, dan mencairkan es di Kutub, serta menaikkan permukaan air laut yang pada akhirnya akan menyebabkan tenggelamnya daratan.
 
Kerusakan lapisan ozon dapat memperlambat pertumbuhan tanaman, dan mengancam struktur genetik makhluk hidup. Hasil sejumlah penelitian menyebutkan 25 persen pengurangan dan kerusakan ozon menyebabkan punahnya akuatik atas laut, dan 25 persen akuatik permukaan laut.
 
Dampak lain dari kerusakan ozon adalah berkurangnya kesuburan fitoplankton yang merupakan bagian pertama dari rantai makanan laut. Jika fitoplankton yang merupakan makanan utama ikan-ikan yang lebih besar, punah, maka bukan saja rantai makanan laut akan terganggu, bahkan manusia sebagai konsumen tingkat akhir, akan mengalami kekurangan makanan laut. Dengan demikian harus dikatakan bahwa lapisan ozon adalah perisai yang melindungi kehidupan di muka bumi.
 
Penelitian yang dilakukan para ilmuwan menunjukkan bahwa CFC, adalah penyebab utama berkurangnya molekul ozon di stratosfer bumi (lapisan kedua Atmosfer).
 
CFC ditemukan pertama kali pada awal tahun 1930 di Amerika Serikat, dan digunakan dalam industri, perdagangan dan keperluan rumah tangga, dan tidak lama lagi akan tersebar ke seluruh penjuru dunia. CFC tahan lama dan tidak bisa terbakar, ia juga tidak bereaksi terhadap senyawa kimia lain, serta memiliki harga murah. Karakteristik inilah yang meyebabkan CFC banyak digunakan, dan dari hari ke hari penggunaannya semakin banyak.
 

 

Pada awal tahun 1970, para ilmuwan memulai penelitian terkait dampak sejumlah bahan kimia terutama CFC yang mengandung klorin, terhadap lapisan ozon. Jika klorin yang ada di kolam-kolam renang, tanaman industri, garam laut dan gunung berapi, sampai ke stratosfer, ia akan mudah larut dalam air hujan yang ada di Atmosfer. Akan tetapi klorin-klorin yang terkandung dalam CFC karena memiliki daya tahan tinggi, ia tidak akan larut dalam air hujan, dan seiring berlalunya waktu ia akan bergerak ke stratosfer, dan tidak ada peristiwa alam apa pun yang mampu mencegahnya.
 
Senyawa kimia ini memiliki atom-atom klorin tidak stabil dan reaktif, ketika bergerak ke lapisan-lapisan atas, karena terkena sinar Matahari, gas klorin akan terlepas, dan atom klorin yang terlepas itu mampu memusnahkan molekul-molekul ozon dengan cepat. Terlepasnya setiap atom klorin sebelum sampai ke muka bumi, akan memusnahkan 100.000 molekul ozon. Selain itu, daya tahan CFC memungkinkannya untuk bertahan di Atmosfer, dan selama beberapa waktu setelah terlepas, ia akan terus merusak lapisan ozon.
 
Penggunaan terus menerus klorin, dan Klorofluorokarbon (CFC) menyebabkan sekelompok ilmuwan Inggris pada tahun 1985 secara tidak sengaja menemukan area luas lapisan ozon di Kutub Selatan yang sudah rusak berat, dan mereka khawatir meluasnya kerusakan ini akan mengancam kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Para ilmuwan itu mengatakan, gas Hydrochlorofluorocarbons (HCFCs) yang memiliki dampak rumah kaca, dianggap sebagai penyebab berlubangnya lapisan ozon ini. Situasinya sedemikian krisis, sehingga para ilmuwan Inggris secara tegas mengatakan jika kondisi saat ini berlanjut, maka hingga tahun 2050, gas HCFC akan memusnahkan seluruh lapisan ozon.
 
Oleh karena itu untuk mencegah bertambahnya tingkat kerusakan lapisan ozon, sejak tahun 1987 dan dengan disahkannya Protokol Montreal, sebagian besar negara dunia, terutama negara-negara industri dan semi industri berkomitmen untuk berhenti memproduksi bahan-bahan kimia yang merusak lapisan ozon. Bahan-bahan kimia itu adalah CFC, gas Halon, dan Karbon Tetraklorida, sehingga rantai alami pembentukan ozon bisa kembali ke kondisi semula.
 

 

Sejak saat itu diterapkan pembatasan-pembatasan ketat untuk memproduksi CFC sehingga setiap dekade pada Abad 21, bagian-bagian dari lapisan ozon mengalami pemulihan dengan kecepatan 1-3 persen. Menurut para ilmuwan jika hal ini berlanjut, maka diperkirakan ozon di Belahan Bumi Utara dan di garis lintang sedang, hingga tahun 2030 akan sepenuhnya pulih seperti sedia kala.
 
Belahan Bumi Selatan akan pulih pada dekade tahun 2050, dan wilayah kutub hingga tahun 2060. Upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk melindungi lapisan ozon telah mencegah penyebaran miliaran ton karbondioksida, dan hal ini memainkan peran terpenting dalam melawan perubahan iklim. Jika proses ini berlanjut, diprediksi hingga tahun 2030 setiap tahun dua juta kasus kanker kulit dapat dicegah, dan bumi akan semakin sejuk daripada sebelumnya.
 
Keberhasilan semacam ini merupakan buah dari kerja keras yang dilakukan hampir empat dekade, dan kerja sama signifikan negara-negara dunia untuk melindungi lapisan ozon sehingga menghidupkan kembali harapan hidup yang lebih baik, dan lebih sehat di bumi.
 
Dengan memperhatikan masalah ini, tema peringatan Hari Perlindungan Lapisan Ozon tahun 2021 adalah “Ozon untuk Kehidupan: 36 Tahun Melindungi Lapisan Ozon". Dipilihnya tema ini menunjukkan bahwa kerja sama berkelanjutan di antara negara-negara dunia dapat menyelesaikan banyak masalah lingkungan hidup terutama terkait perubahan iklim, dan menciptakan dunia yang lebih baik untuk kehidupan umat manusia.(HS)

Tags