Menelisik Kinerja Media di Masa Epidemi Corona
-
Media sosial
Setiap hari situs web Organisasi Kesehatan Dunia mempublikasikan statistik dan informasi tentang penyakit Covid-19 atau Corona dan dengan segera semua media di seluruh dunia menerbitkan ulang statistik ini. Selain media berita dunia, semua media dan jejaring sosial dipenuhi dengan tulisan dan cerita yang berkaitan dengan Corona, penyakit wabah yang telah menciptakan situasi baru bagi kita semua.
Manusia tidak mungkin mengenal dirinya sendiri, alam, dan lingkungan di sekitarnya tanpa bertukar informasi dan komunikasi. Bahkan, dalam terang pertukaran informasi dan komunikasi itulah manusia dapat berpikir, menciptakan dan mencapai realitas baru, dan memainkan peran yang menentukan dalam pemberdayaan dan pertumbuhan dirinya dan masyarakat.
Di bidang teknologi sains baru, dapat diakui bahwa kesehatan adalah fenomena sosial yang paling penting. Jalan menuju kesehatan selalu dipengaruhi oleh dua faktor penting; pengetahuan dan kesehatan, dan media sosial memainkan peran penting dalam meningkatkan kedua faktor ini karena dampak sosial-budaya yang mendalam dan dimensi komprehensif. Dengan menghadirkan norma sosial, budaya, ekonomi, politik, kesehatan, pendidikan, dan lainnya, media memperkenalkan audiens dengan model hubungan manusia, sosial, dan yang berhubungan dengan kesehatan serta mengubah kehidupan manusia dan masyarakat.
Liputan berita dan media atau kekosongan media di bidang pengetahuan dan kesehatan akan memainkan peran penting dalam kinerja audiens, dan karena tren teknologi komunikasi yang berkembang - sebagai inti utama dari media massa - media dari sisi perspektif kesehatan dapat menjadi faktor penting dan mendasar. Saat ini, karena epidemi global coronavirus, media massa memainkan peran penting dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dan audiens, dan di samping bergerak dalam proses kesadaran publik dari mengenal penyakit Corona dapat memperhatikan banyak masalah lainnya.

Untuk lebih memahami kinerja media dalam konteks epidemi virus Corona di dunia, ada baiknya menyebutkan beberapa contoh.
Kita tahu bahwa krisis Corona adalah krisis global saat ini, tetapi di antara ratusan negara yang terlibat dalam krisis, Iran adalah satu-satunya negara yang selain memerangi virus Corona, juga tengah berjuang melawan "perang kombinasi", di mana senjata utama perang ini adalah media. Opini publik di Iran, selama 24 jam sehari terus-menerus dibom dengan banyak surat rahasia palsu, video palsu tentang perawat dan pengamatan staf medis, analisis tidak berdasar, kritikan bias terhadap kualitas kinerja pejabat, berulang kali desas-desus tentang pengunduran diri pejabat, statistik palsu dan agitasi puluhan media asing.
Perang Kombinasi atau Perang Hibrid adalah jenis perang generasi keempat. Generasi perang modern ini memiliki alat, pengaturan dan manajemen khusus, di mana, alih-alih membunuh tubuh manusia, pikiran, benak, kepercayaan, dan keyakinan manusia diserang, yang pada akhirnya mengarah pada keyakinan baru yang diinjeksikan ke opini publik.
Agen utama perang jenis ini dalam krisis Corona dan dengan fokus pada Iran, berusaha untuk meminimalkan manajemen krisis dengan menyuntikkan berita dan informasi palsu, menggambarkan suasana yang tidak realistis, menciptakan harapan yang tidak sesuai lewat pendapat para ahli dan meningkatkan ketidakpercayaan di antara masyarakat dan menambah masalah yang disebabkan oleh penyakit. Media yang terlibat dalam perang - baik yang berbahasa Persia maupun Saudi dan yang berafiliasi dengan rezim Zionis dan Amerika Serikat - telah menjadi faktor utama dalam menciptakan ketakutan sosial di antara rakyat Iran dan menargetkan keamanan sosial dan kesehatan mental dan opini publik.
Teknik dominan hari ini di media yang berpartisipasi dalam perang ini adalah teknik "lebih banyak emosi, kurang berpikir", yang digunakan untuk menipu audiens. Memberi terlalu banyak perhatian pada emosi mencegah audeins dari memahami fakta dengan pemikiran kritis dan objektif. Emosionalisasi berlebihan dari audiens menghentikan bagian logis dari otak, yang dalam kebanyakan kasus mengarah pada distorsi dan perubahan realitas.

Contoh lain adalah penyebaran isu. Begitu virus Corona menyebar di dunia, informasi dan isu palsu yang dibagikan secara online dan dari waktu ke waktu di dunia mayamelebihi penyebaran wabah Corona itu sendiri. Penyebaran informasi palsu ini menjadi sangat penting karena mencegah upaya pencegahan penyebaran penyakit, penyebaran kepanikan dan kebingungan yang tidak perlu di antara orang-orang, solidaritas dan kerja sama untuk menyelamatkan jiwa dan mengakhiri krisis kesehatan.
Tantangan ini tidak terbatas pada komunitas kesehatan. Penyebaran informasi yang salah di internet tentang masalah politik dan bahkan masalah pengasuhan anak adalah salah satu tantangan terbesar di zaman kita. Tetapi dalam keadaan darurat kesehatan publik saat ini, kesalahan informasi dapat mencegah pengendalian penyakit dan memiliki konsekuensi yang mengancam jiwa.
Di tengah penyebaran wabah virus Corona, ketakutan dan kepanikan di berbagai jejaring sosial telah menjadi begitu lazim sehingga perusahaan teknologi telah dipaksa untuk mengatasi apa yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebut "infodemik" atau fenomena informasi yang salah. Organisasi ini memperingatkan bahwa penyebaran informasi yang salah tentang virus Corona dapat memperburuk situasi dan menyebabkan beberapa diskriminasi. Di Amerika Serikat, misalnya, ada banyak laporan tentang informasi yang salah menyebarkan rasisme terhadap orang Amerika-Asia.
Tidak ada keraguan bahwa para ahli media sosial sekarang mencoba untuk mendistribusikan informasi real-time dalam beberapa bahasa yang berbeda sepanjang waktu sehingga orang dapat membagikannya, dan tidak ada banyak celah untuk informasi yang salah dan rumor menyebar di media sosial. Tetapi pada saat peristiwa seperti wabah Corona, kita memiliki tugas yang paling penting. Kita perlu memastikan bahwa kita mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari sumber yang memiliki reputasi dan akurat. Bagikan dengan bijak apa yang kita dapatkan, klik dengan hati-hati, dan jangan menyebarkan isu.
Tidak ada keraguan bahwa informasi dalam situasi saat ini adalah pedang bermata dua. Saat ini, ketakutan akan Corona telah menyebar ke seluruh dunia, dan semua orang mencari berita baru tentang perawatan pasien yang terinfeksi atau kabar baik tentang kontrol penuh atas virus ini. Dapatkan berita terkait dengan virus ini. Semua orang melakukan perjalanan online di karantina rumah mereka untuk mendapatkan informasi terbaru dan berita terkait virus.

Dalam lingkungan masyarakat yang sakit ini, pengendalian Corona terlihat lebih dari apa pun dalam rekomendasi dan kutipan para ahli dan dokter, yang satu mengatakan karantina rumahan dan yang lainnya menggunakan solusi disinfektan dan menghindari orang dengan gejala ini. Tapi bagaimanapun juga, bagian penting dari proses mengendalikan virus epidemi adalah untuk memberi tahu warga bahwa internet, dengan kecepatan dan luasnya jumlah pengguna online, adalah platform yang bagus untuk memberikan kesadaran, tentu saja, jika segala macam saran dan berita tidak profesional dan berita palsu yang membawa kita ke alam khayalan dan membuat kita ketakutan hingga saran penipuan untuk mengeksploitasi dan mencari keuntungan dari kondisi yang ada.
Sekarang, lebih dari sebelumnya, pentingnya mempelajari literasi media dalam keluarga telah digarisbawahi, karena memperoleh informasi dari sumber-sumber yang memiliki reputasi baik dan memperhatikan saran dari otoritas khusus adalah salah satu masalah mendasar dalam menangani berita palsu. Beberapa pakar media sosial selain memperingatkan warga tentang penggunaan tablet dan ponsel, penggunaan kapasitas ruang maya untuk anak yang tidak sekolah, atau orang tua yang tinggal di rumah untuk menghindari wabah penyakit Corona, sebagai cara terbaik untuk mencegah wabah. Banyak yang percaya bahwa kapasitas media dunia maya untuk berurusan secara sadar dan terarah dengan virus Corona baru telah menjadi sangat penting belakangan in, media yang tidak hanya memiliki tingkat penetrasi kapiler di antara pengguna di tempat-tempat paling terpencil, tetapi juga memungkinkan komunikasi dan proses online tanpa kontak tatap muka.
Internet dan dunia maya, di samping kemungkinan memberikan kesadaran juga memiliki kemampuan khusus untuk membentuk kelas pendidikan selama penutupan sekolah dan universitas, dan sebagai contoh di Iran, fitur ini telah digunakan dengan baik. Karena kebutuhan untuk melanjutkan proses belajar dan mendidik siswa, kampanye "Setiap rumah adalah sekolah" telah diluncurkan di dunia maya sehingga siswa Iran dapat mengejar program pendidikan mereka menggunakan program televisi dan program jaringan virtual.
Akhirnya, dalam situasi saat ini, di satu sisi, media diharapkan untuk mencegah, membudayakan dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental masyarakat, dan di sisi lain, untuk mempersiapkan masyarakat bagi era pasca-Corona. Jika stres, kecemasan, ketidakpercayaan, dan kemungkinan komunikasi lolos dari ketakutan Corona dan tantangan yang dihasilkan tidak dikelola, mereka dapat memiliki dampak negatif pada masyarakat dan aktivitas keseluruhannya pada periode pasca-Corona. Tentu saja, kecanduan dunia maya dan kadang-kadang bahkan kecanduan itu harus ditambahkan ke daftar masalah yang disebabkan oleh Corona, serta tekanan psikologis yang disebabkan oleh masalah ekonomi dan konsekuensinya.
Faktanya adalah bahwa krisis virus Corona tidak boleh dikurangi menjadi hanya masalah kesehatan. Krisis ini memiliki implikasi sosial, ekonomi, politik dan budaya yang serius, dan tidak ada keraguan bahwa komunitas manusia, seperti organisme hidup, cepat atau lambat akan bereaksi terhadap peristiwa baru-baru ini. Namun, menganalisis reaksi ini akan menjadi masalah yang kompleks.