Pars Today
Perkembangan di Republik Islam Iran selama sepekan terakhir diwarnai sejumlah hal penting, di antaranya, tanggapan negara ini atas penempatan kapal perusak dan jet tempur Amerika Serikat di Selat Hormuz.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei menyebut aksi penistaan al-Quran di Swedia sebagai peristiwa pahit dan konspirasi serta ancaman.
Menteri luar negeri Irak dalam kontaknya dengan sejawatnya dari sejumlah negara Islam termasuk Iran, menekankan perlawanan terhadap Islamphobia di dunia dan mengambil langkah yang diperlukan terkait hal ini.
Warga Qazvin, Rasht dan Qom, Republik Islam Iran unjuk rasa mengecam pelecehan al-Quran di Swedia.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa mengutuk intoleransi, kekerasan dan tindakan Islamofobia, serta menyatakan solidaritas dengan komunitas Muslim.
Mengacu pada penghinaan berulang kali terhadap Al-Qur'an di Swedia, Imam salat Jumat Tehran mengatakan, "Negara-negara Muslim harus membuat pemerintah Swedia menyesali perbuatannya."
Al-Azhar, Mesir dalam pernyataannya pada Kamis (20/07/2023) malam, menanggapi penodaan Al-Qur'an di Swedia, menyerukan pemboikotan produk buatan negara ini.
Untuk kedua kalinya dalam beberapa pekan terakhir, para pelaku pembakaran Al-Qur'an di Swedia menghina Al-Qur'an dengan lampu hijau polisi dan setelah mendapat izin unjuk rasa anti-Islam di Stockholm.
Negara-Negara Islam Harus Menanggapi Penghinaan Berulang terhadap Al-Qur'an.
Sayid Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon mengutuk kejahatan keji pembakaran Al-Qur’an di Swedia dan mengatakan, “Semua negara Islam harus mengusir duta besar Swedia.”