Galant Akui Israel Faktor Keterlambatan dalam Kesepakatan
Pars Today- Menteri Perang rezim Zionis Israel, Yoav Galant dalam sebuah statemen resminya mengakui bahwa rezim ini menjadi alasan tertundanya penandatanganan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan muqawama Palestina.
Seperti dilaporkan IRNA Senin (13/8/2024), ketika para pejabat kabinet Israel berusaha mencitrakan muqawama Palestina pimpinan Hamas sebagai pihak yang bersalah dalam kegagalan meraih kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan, Menteri Perang Israel, Yoav Galant kemarin mengatakan: Israel adalah faktor tertundanya kesepakatan pertukaran tawanan, dan pembicaraan mengenai kemenangan mutlak sekedar omong kosong.
"Ancaman Iran dan Hizbullah setiap saat dapat berubah menjadi kenyataan, dan kita harus mempersiapkan diri menghadapai segala bentuk eskalasi tensi, dan kita harus mempersiapkan kondisi pemulangan para tawanan dengan tekanan militer," papar Galant.
Statemen Galant ini dan pengakuan resminya bahwa Israel menjadi alasan tertundanya kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza telah membangkitkan kemarahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Kantor Netanyahu dalam statemennya terkait hal ini menyatakan: Galant menerima narasi anti-Israel, sehingga merugikan peluang mencapai kesepakatan untuk membebaskan para tahanan.
Sebelumnya Koran Yediot Aharonot melaporkan terjadi friksi antara Netanyahu dan ketua Dinas Keamanan Internal (Shin Bet) dan Dinas Intelijen Mossad terkait perundingan tidak langsung dengan pejabat muqawama Palestina untuk meraih kesepakatan gencatan senjata di gaza dan pertukaran tawanan. Poin ini membenarkan hal ini bahwa perdana menteri Israel menjadi penghalang tercapainya kesepakatan dengan faksi muqawama Palestina di Jalur Gaza.
Rezim Zionis Israel sejak 7 Oktober 2023 dengan dukungan penuh AS dan sejumlah negara Barat, melakukan pembantaian besar-besaran di Jalur Gaa dan Tepi Barat terhadap warga tak berdaya dan tertindas Palestina, dan kebungkaman masyarakat internasional serta organisasi HAM terhadap kejahatan rezim ilegal ini telah membuat mesin-mesin perang Israel semakin leluasa melanjutkan pembantaiannya terhadap perempuan dan anak-anak Palestina. (MF)