Jubir Kemlu Iran: Sanksi-Sanksi Baru AS adalah Suap bagi Israel
Parstoday - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, mengecam sanksi-sanksi baru Amerika Serikat, atas sektor energi Iran, dengan dalih langkah pertahanan Angkatan Bersenjata negara ini menyerang target-target Rezim Zionis.
Esmaeil Baghaei, Minggu (13/10/2024) menyebut operasi rudal Iran, terhadap Rezim Zionis, sebagai langkah legal, dan sesuai dengan hukum internasional dalam kerangka hak membela diri yang sah.
Ia menambahkan, oleh karena itu langkah AS menjatuhkan sanksi terhadap beberapa perusahaan, dan kapal yang dituduh terlibat memindahkan produk minyak Iran, sama sekali tidak sesuai dengan asas hukum atau logika apa pun, dan merupakan suap yang diberikan kepada Rezim penjahat Israel.
Jubir Kemlu Iran, juga mengingatkan peran destruktif dan negatif AS dalam keamanan dan stabilitas kawasan Asia Barat, dan menuturkan, "AS sebagai pendukung politik utama, dan pemasok senjata terbesar bagi Rezim Zionis, untuk melakukan genosida di Gaza, dan agresi Lebanon, adalah sekutu Israel, dalam melakukan kejahatan-kejahatan internasional paling keji."
Pada saat yang sama, Baghaei, menekankan hak Iran, dalam membalas sanksi-sanksi AS, dan menjelaskan, "Kecanduan Rezim AS, untuk menerapkan kebijakan ancaman dan tekanan maksimum terhadap rakyat Iran, sama sekali tidak mempengaruhi tekad Republik Islam, untuk membela kedaulatan, integritas teritorial, kepentingan nasional, dan warganya dari segala bentuk agresi serta serangan asing."
Pada awal Oktober 2024, setelah bersabar atas teror Kepala Biro Politik Hamas, Syahid Ismail Haniyeh, di Tehran, Sekjen Hizbullah Lebanon, Syahid Sayid Hassan Nasrullah, Penasihat militer Iran, Brigjen Abbas Nilforoushan, dan anak-anak serta perempuan tertindas Gaza, Iran, melancarkan serangan rudal ke Israel, dalam operasi Wa'd Sadiq 2. (HS)