Mengapa Eropa Mengkhawatirkan Trump Kembali ke Gedung Putih?
(last modified Sat, 09 Nov 2024 04:34:28 GMT )
Nov 09, 2024 11:34 Asia/Jakarta
  • Donald Trump
    Donald Trump

Konsekuensi kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum presiden AS telah membayangi politik, ekonomi, dan keamanan Eropa.

Sehari setelah pengumuman kemenangan Trump dalam pemilu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan pada KTT Uni Eropa bahwa benua tersebut harus mendeklarasikan independensi keamanannya dari Amerika Serikat dan mempertahankan kepentingannya terhadap kepentingan pesaing geopolitiknya.

Presiden Prancis menyatakan, Eropa tidak boleh memberikan otoritas keamanannya kepada Amerika selamanya dan harus bertindak sekarang agar tidak melemah secara geopolitik. Eropa harus bertindak dalam skala besar untuk membela kepentingan mereka melawan Amerika dan Cina.

Negara-negara Eropa tidak memiliki catatan baik dari empat tahun pertama kepemimpinan Trump antara tahun 2017 hingga 2021.

Uni Eropa, khususnya Jerman dan Prancis sebagai motor penggerak Uni Eropa, mengalami tantangan hubungan dengan Amerika dalam empat tahun tersebut.

Di semua bidang politik, ekonomi, dan keamanan, Trump menantang hubungan kuat antara sekutu di kedua sisi Samudera Atlantik, mulai dari masalah lingkungan hingga kerja sama militer dan keamanan dalam perjanjian NATO.

Kemenangan Joe Biden pada Pilpres 2020 menjadi kabar baik bagi kembalinya hubungan erat antara Eropa dan Amerika Serikat sebelum masa kepresidenan Trump.

Namun kembalinya Trump ke Gedung Putih telah menjadi mimpi buruk bagi negara-negara Eropa. Begitu pula dalam situasi di mana Uni Eropa mempunyai situasi yang rapuh dan tidak stabil dari segi politik, ekonomi dan keamanan.

Berbeda dengan delapan tahun lalu, Uni Eropa sedang menghadapi krisis internal yang kompleks di tingkat Eropa dan global.

Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada KTT Eropa berusaha menunjukkan kesiapan menghadapi kembalinya Trump ke Gedung Putih.

Macron dan Scholz mengucapkan selamat kepada Trump atas kemenangan pemilu pada hari Selasa, tapi dengan cepat menunjukkan tantangan yang ditimbulkan oleh kebijakan perdagangan proteksionis Trump, yang ia sebut sebagai “America First”.

“Uni Eropa harus secara tegas menyatukan barisannya dan bertindak secara terpadu,” kata Schultsch kepada wartawan. Dia menambahkan bahwa dia dan Macron berkoordinasi erat dengan kepala negara dan pemerintahan UE lainnya.

Macron juga mengatakan dalam wawancara yang disiarkan televisi bahwa Berlin dan Paris akan berupaya mewujudkan Eropa yang bersatu dan lebih kuat dalam kondisi baru.

Schultz dan Macron berbicara tentang koordinasi untuk menghadapi tantangan kembalinya Trump ke Gedung Putih, padahal keduanya berada dalam situasi rapuh di dalam negeri.

Sehari setelah pemilihan umum presiden AS, pemerintahan koalisi Jerman runtuh.

Empat menteri dari Partai Demokrat Bebas keluar dari kabinet Jerman sebagai protes atas rencana anggaran Scholz tahun 2025, sehingga Jerman harus menghadapi pemilihan parlemen dini untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II pada akhir Maret tahun depan.

Pada saat yang sama, dalam tiga pemilu negara bagian, partai ekstrim kanan Alternative for Germany meraih kemenangan besar. Kini kemenangan partai ekstrim kanan membayangi suasana politik Jerman.

Kehadiran partai-partai sayap kanan yang berkuasa merupakan tantangan bagi proyek integrasi Eropa. Selain itu, partai-partai sayap kanan cenderung bekerja sama dan menyatu dengan Donald Trump.

Emmanuel Macron juga menghadapi situasi genting di Prancis. Macron menderita kekalahan telak dalam pemilihan Parlemen Eropa dan pemilihan parlemen awal.

Di kancah Eropa, perang di Ukraina telah mengacaukan seluruh keseimbangan politik dan keamanan di Eropa setelah Perang Dunia II.

Ukraina telah menjadi wilayah perang proksi NATO dengan Rusia. Amerika memberikan tujuh puluh persen bantuan keuangan dan militer kepada Ukraina.

Sebelum pemilu, Trump mengumumkan bahwa dia akan mengakhiri perang di Ukraina dua bulan sebelum pelantikannya.

Pada saat yang sama, tidak ada prospek kemenangan tentara Ukraina atas Rusia. Sebaliknya, Rusia membuat kemajuan di Ukraina. Satu-satunya solusi Trump adalah mengakui kemajuan Rusia dan berkompromi dengan Putin.

Di bidang ekonomi, slogan Trump yang menyandang predikat America First merupakan bahaya bagi perekonomian Eropa. Jerman berada dalam resesi untuk tahun kedua.

Defisit anggaran dan tingkat utang Prancis juga telah melampaui indikator UE.

Rencana Trump menaikkan tarif impor akan meningkatkan biaya ekspor dan inflasi di Eropa.

Uni Eropa menghadapi tantangan dalam hubungan dengan Amerika era Trump dalam empat tahun ke depan karena kurangnya kebijakan luar negeri dan keamanan bersama, masalah ekonomi dan risiko munculnya ekstremis sayap kanan ekstrem.(sl)