Ketika Trump Mengakui akan Keruntuhan Amerika
-
Keruntuhan AS
Donald Trump, presiden terpilih Amerika Serikat mengumumkan pada hari Kamis (2/01) setelah insiden teroris di New Orleans, "Negara kita sedang dilanda bencana dan kehancuran, dan kita telah menjadi bahan tertawaan seluruh dunia."
Trump mengritik kepemimpinan yang lemah dan bahkan ketiadaan kepemimpinan di negaranya, serta perbatasan yang terbuka.
Trump menulis di Truth Social Messenger, Negara kita adalah bencana, dan menjadi bahan tertawaan seluruh dunia! Inilah yang terjadi ketika perbatasan terbuka, terdapat kepemimpinan yang tidak efektif dan lemah, dan praktis tidak ada kepemimpinan.
Pada Rabu (1/01) malam, Trump juga bereaksi terhadap insiden truk pickup yang menabrak orang dan penembakan di New Orleans yang menyebabkan 15 orang tewas dan 35 orang luka-luka.
Dia mengaitkan tindakan ini dengan migrasi ilegal dan menyatakan, Saya katakan bahwa para penjahat yang datang [ke Amerika] jauh lebih buruk daripada para penjahat yang kita temui di negara ini. Pernyataan ini menjadi kenyataan.
Trump menambahkan, Tingkat kejahatan di Amerika “berada pada tingkat yang belum pernah dilihat oleh siapa pun sebelumnya”.
Seorang warga negara Amerika berusia 42 tahun bernama Shamsud-Din Bahar Jabbar dari kota Dallas, Texas, pada hari Rabu(1/01), di hari pertama Tahun Baru, di kota New Orleans, Louisiana, datang dengan mobilnya di tengah rombongan orang-orang yang sedang merayakan tahun baru lalu menembak.

Selain bendera “ISIS”, ia membawa sejumlah senjata dan bom di mobil vannya.
Pelaku penyerangan di New Orleans memiliki riwayat bertugas di Angkatan Darat Amerika Serikat, dan dalam video yang dikaitkan dengan penyerang yang dipublikasikan di media sosial, disebutkan riwayat pekerjaannya sebagai pakar real estate.
Presiden AS Joe Biden pada Kamis (2/01) mengatakan ada indikasi pelaku serangan maut di New Orleans terinspirasi ISIS.
Kritik keras Trump terhadap pemerintahan dan lembaga-lembaga Amerika serta pengakuannya bahwa Amerika sedang mengalami keruntuhan, sekali lagi memunculkan persoalan yang berkali-kali ditekankan oleh para ahli dan ilmuwan politik, yaitu keruntuhan Amerika secara bertahap dalam berbagai dimensi.
Tentu saja, Trump menganggap manifestasi dari keruntuhan ini adalah kepemimpinan yang tidak efektif dan lemah serta penyimpangan lembaga-lembaga federal dari tugas utama mereka dalam menangani tindakan-tindakan yang bermotif politik.
Dalam hal ini, dalam serangan keras terhadap lembaga-lembaga federal Amerika, Trump menyatakan, Kementerian Kehakiman, Polisi Federal Amerika, pemerintah Demokrat, dan jaksa penuntut tidak melakukan apa pun. Mereka korup dan tidak kompeten. Alih-alih fokus melindungi warga Amerika dari kekerasan yang telah merasuki setiap aspek pemerintahan dan bangsa kita dari dalam dan luar, mereka malah membuang-buang waktu untuk menyerang saya dan lawan politik mereka secara ilegal.
Trump menambahkan, Partai Demokrat seharusnya malu dengan apa yang terjadi di negara kita. CIA harus melakukan intervensi sebelum terlambat. Amerika sedang runtuh, erosi yang hebat terhadap keamanan, keamanan nasional dan demokrasi terjadi di seluruh negara kita.
Permasalahan berkurangnya peran, kekuasaan dan pengaruh Amerika Serikat secara bertahap dalam berbagai aspek baik di kancah dalam negeri maupun luar negeri dalam kerangka topik bertajuk “America’s Decline” telah menarik perhatian para pemikir politik selama bertahun-tahun dan diangkat dalam literatur politik dan hubungan internasional.
Banyak diskusi mengenai isu ini tidak hanya di kalangan negara-negara penentang dan rival Amerika, tapi juga di kalangan akademisi dan politik Barat.
Mustafa Khosh Chesh, pakar isu-isu Amerika, mengatakan, Keruntuhan Amerika bukanlah masalah yang terjadi dalam semalam, tapi proses kemerosotan Amerika sudah dimulai sejak lama.
Masalah ini juga menarik perhatian pesaing Amerika.
Sehubungan dengan hal ini, pada bulan Juli 2021, Presiden Rusia Vladimir Putin, mengacu pada permasalahan yang dihadapi Amerika serta pendekatannya yang bersifat koersif dan tidak efisien, menyatakan bahwa jumlah permasalahan terus meningkat dan akan tiba saatnya tidak lagi mungkin untuk menyelesaikannya dan musimnya mereka telah tiba. Dengan demikian, Amerika Serikat dengan penuh keyakinan dan langkah tegas mengambil jalan yang sama dengan yang ditempuh Uni Soviet.
Menurut para kritikus, kekuatan Amerika Serikat sedang menurun baik secara internal maupun eksternal.
Di Amerika Serikat, krisis ekonomi, sosial dan bahkan keamanan semakin parah akibat penyebaran terorisme dalam negeri dan kekerasan bersenjata, meningkatnya kesenjangan ras dan kelas, perbedaan politik yang parah, dan polarisasi masyarakat.
Di kancah luar negeri, proses penurunan atau kemunduran kekuasaan secara bertahap tidak hanya terjadi pada bidang hard power yaitu kekuatan militer, dan semi-hard power yaitu kekuatan ekonomi Amerika Serikat, tapi menurut banyak analis, soft power Amerika Serikat juga mengalami kekurangan.
Presiden Rusia Putin juga meramalkan bahwa Amerika Serikat pada akhirnya akan mengalami nasib seperti Uni Soviet, yaitu keruntuhan, mengingat tidak efisiennya pendekatan, kebijakan dan tindakan Amerika Serikat di berbagai bidang.(sl)