Jubir Hamas: Senjata Perlawanan, Garis Merah Palestina!
Juru Bicara Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) mengatakan bahwa senjata perlawanan adalah garis merah Palestina dan pelucutan senjata tidak dapat diterima.
Tehran, Parstoday melaporkan, Juru Bicara Hamas, Abdul Latif Al-Qanou hari Rabu (19/2/2025) mengatakan,"Rezim Zionis telah menggunakan senjata terlarang untuk membunuh rakyat Palestina".
Al-Qanou menunjukkan bahwa perubahan klausul tahap pertama perjanjian gencatan senjata untuk mewujudkan kepentingan rakyat dan memenuhi kebutuhan mereka, sekaligus menekankan keseriusan gerakan Hamas di awal tahap kedua negosiasi.
"Penarikan penuh militer Israel dan gencatan senjata permanen adalah dua isu tahap kedua gencatan senjata, dan kami siap untuk membebaskan semua tahanan musuh, sekaligus jika kedua tuntutan ini dipenuhi," ujar Jubir Hamas.
"Pemerintahan Jalur Gaza setelah perang adalah tanggung jawab Palestina, dan kami tidak akan membiarkan siapa pun mencampuri urusan internal negeri ini," tegasnya.
Al-Qanou menekankan bahwa penjajah Al-Quds masih berpikir untuk mengambil kembali tawanan mereka tanpa membayar, tetapi tuntutan ini tidak praktis.
Juru bicara Hamas mengatakan,"Kedatangan rumah prefabrikasi, peralatan dan perkakas, serta penyelesaian perumahan dan pengiriman bantuan merupakan prioritas gerakan Hamas, dan kami sedang berupaya untuk mencapainya".
Amerika Serikat dan Qatar pada tanggal 15 Januari 2025 mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan gencatan senjata, dan perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal 19 Januari 2025, dan fase pertamanya akan berlangsung selama enam pekan.(PH)