Reaksi Negatif Dunia Menghadapi Perang Tarif Trump
(last modified Sat, 05 Apr 2025 06:34:37 GMT )
Apr 05, 2025 13:34 Asia/Jakarta
  • Presiden AS Donald Trump
    Presiden AS Donald Trump

Pars Today - Pengumuman tarif baru AS oleh Presiden Donald Trump, yang mencakup hampir semua negara di dunia, telah menuai reaksi negatif di seluruh dunia. Reaksi beragam dari mitra Barat Amerika Serikat seperti Uni Eropa dan Kanada hingga negara pesaing seperti Cina. Sebanyak 180 negara akan terkena dampak tindakan Trump. Tentu saja, Rusia telah dikecualikan dari tarif baru karena sanksi AS yang luas.

Terkait hal ini, Komisioner Perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovic menyebut tarif AS "destruktif dan tidak dapat dibenarkan" serta mengatakan bahwa UE siap membela kepentingannya.

Sefcovic menulis di jejaring sosial X, Hubungan perdagangan UE-AS membutuhkan pendekatan baru. Uni Eropa berkomitmen pada negosiasi yang bermakna, tapi pada saat yang sama, kami juga siap untuk membela kepentingan kami sendiri.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut tarif baru AS sebagai pukulan telak bagi ekonomi global dan menekankan bahwa jika negosiasi dengan AS gagal, tindakan balasan akan diambil untuk melindungi kepentingan UE dan perusahaan-perusahaan di dalam UE.

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga meminta perusahaan-perusahaan dari negara-negara anggota Uni Eropa untuk berhenti berinvestasi di Amerika Serikat sebagai tanggapan atas tarif yang dikenakan oleh Donald Trump.

Perang tarif Donald Trump

Cina, ekonomi terbesar kedua di dunia, juga mengenakan tarif pembalasan sebesar 34 persen terhadap impor dari Amerika Serikat pada hari Jumat (04/04). Sebuah langkah yang menandai eskalasi serius perang dagang yang dimulai oleh Donald Trump dan telah meningkatkan kekhawatiran tentang resesi global.

Komisi Tarif Dewan Negara Cina mengatakan, Pemberlakuan tarif timbal balik oleh Amerika Serikat terhadap barang-barang Cina tidak konsisten dengan aturan perdagangan internasional, yang sangat merugikan kepentingan sah Cina, dan merupakan contoh intimidasi sepihak AS."

Cina sebelumnya berjanji untuk "menanggapi dengan tegas" tarif Trump, yang mencakup tarif dasar sebesar 10 persen pada semua impor ke Amerika Serikat dan tarif yang lebih tinggi pada beberapa negara, termasuk Cina.

Trump menulis di akun media sosialnya Truth Social pada hari Jumat, Cina membuat kesalahan, mereka panik, dan ini adalah satu hal yang seharusnya tidak mereka lakukan!

Pada tanggal 2 April, yang ditetapkan sebagai "Hari Kebebasan Nasional", Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif global "dasar" sebesar 10 persen pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat. Ia juga mengenakan tarif 20% pada impor dari Uni Eropa.

Pengumuman tarif Trump pada hari Rabu menyebabkan pasar global anjlok dan meningkatkan kekhawatiran mengenai resesi.

Bank investasi JPMorgan sekarang memperkirakan 60% kemungkinan bahwa ekonomi global akan jatuh ke dalam resesi pada akhir tahun, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 40%.

Meningkatnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina, dua ekonomi terbesar dunia, menyebabkan pasar saham berjangka AS turun tajam pada hari Jumat dan indeks Wall Street mengalami penurunan lebih lanjut.

Diperkirakan tarif ini sejauh ini telah mengurangi nilai saham AS sekitar $2,4 triliun.

Tentu saja, pasar saham Wall Street AS juga menyaksikan penurunan nilai saham yang besar pada hari Kamis karena tarif yang diberlakukan pemerintahan Trump.

Investor Amerika khawatir bahwa eskalasi tajam perang dagang akan mendorong ekonomi AS dan global ke dalam resesi.

Harga minyak dunia juga turun sekitar 8% setelah Cina mengumumkan kenaikan tarif atas barang-barang Amerika, yang merupakan harga minyak terendah sejak pertengahan pandemi virus Corona pada tahun 2021.

Sejak Donald Trump kembali berkuasa pada tanggal 20 Januari 2025, ekonomi global dan hubungan perdagangan telah menghadapi tantangan mendasar. Sementara itu, kebijakan unilateralis dan nasionalis Trump semakin meningkat selama masa jabatan keduanya sebagai presiden.

Trump telah meningkatkan ketegangan perdagangan dengan mengenakan tarif besar-besaran pada impor, termasuk tarif dasar 10% pada semua barang impor dan tarif yang lebih tinggi pada negara-negara seperti Cina (34%), Uni Eropa (20%), dan Jepang (24%).

Tindakan-tindakan ini, selain menyebabkan volatilitas parah di pasar keuangan global dan melemahkan nilai dolar AS, telah meningkatkan kekhawatiran tentang resesi ekonomi global.

Beberapa analis telah memperingatkan bahwa tindakan ini dapat mengancam tatanan perdagangan internasional.

Mengacu pada keputusan Trump baru-baru ini untuk mengenakan tarif perdagangan yang besar, New York Times melaporkan, Amerika Serikat sedang membongkar tatanan perdagangan global yang dibangunnya, mengantarkan era ketidakpastian baru.

Para ahli percaya bahwa perang dagang Trump sebagai alat untuk menekan negara-negara mencerminkan keinginan Trump untuk menggunakan alat ekonomi untuk memajukan kepentingan nasional.

Tindakan Trump ini akan berdampak luas bagi rakyat Amerika, juga bagi produsen Amerika, dan secara lebih luas bagi ekonomi dan perdagangan global.

Hal ini akan menandai dimulainya periode ketidakstabilan dan ketidakpastian dalam ekonomi dan perdagangan global, sekaligus mengganggu rantai produksi global dan mengakibatkan kenaikan harga barang dan produk.(sl)