Survei Terbaru: Mayoritas Pemukim Zionis Tuntut Perang Diakhiri dan Tahanan Israel Segera Dibebaskan
(last modified Sat, 26 Apr 2025 06:27:38 GMT )
Apr 26, 2025 13:27 Asia/Jakarta
  • Survei Terbaru: Mayoritas Pemukim Zionis Tuntut Perang Diakhiri dan Tahanan Israel Segera Dibebaskan

Hasil survei yang dilakukan di wilayah pendudukan menunjukkan bahwa mayoritas pemukim Zionis di wilayah pendudukan menginginkan diakhirinya perang dan kembalinya semua tahanan Israel.

Tehran, Pars Today- Jaringan televisi Qatar, Al Jazeera melaporkan hasil survei terbaru yang dilakukan oleh Saluran 13 Israel, 63,7% pemukim Zionis mendukung diakhirinya perang dan memulangkan semua tahanan Israel.

Jajak pendapat juga menunjukkan bahwa hanya 25,1% warga Israel yang setuju untuk melanjutkan perang di Gaza.

Para penentang perang, khususnya keluarga tawanan perang Israel, berulang kali berdemonstrasi menentang Netanyahu dan anggota kabinetnya yang ekstrem, serta menuntut diakhirinya perang di Gaza.

Ribuan pemukim Zionis menggelar demonstrasi di Tel Aviv pada Senin malam untuk menentang kebijakan Benjamin Netanyahu dan menyerukan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri, serta mendesak otoritas Israel segera mencapai kesepakatan penuh dengan Hamas mengenai pertukaran tahanan.

Keluarga para tahanan Zionis menekankan perlunya mencapai kesepakatan guna pembebasan sandera, dan mengecam Netanyahu karena menciptakan kekacauan di Israel.

Keluarga para tahanan Zionis menekankan perlunya pembebasan segera para sandera Israel di Gaza, dan mengumumkan bahwa demonstrasi protes mereka akan terus berlanjut. 

Rezim Zionis melancarkan perang yang menghancurkan terhadap Jalur Gaza pada tanggal 5 Oktober 2023, dan sejauh ini telah menewaskan lebih dari 50.000 orang Palestina dan puluhan ribu orang terluka.

Perang tersebut tidak hanya menyebabkan kerusakan luas pada infrastruktur di jalur Gaza, termasuk rumah sakit, sekolah, serta jaringan pasokan air dan listrik, bahkan menyebabkan pengungsian ratusan ribu warga Palestina, kekurangan pangan parah, dan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Gambar-gambar yang dirilis dari Gaza menunjukkan kehancuran total permukiman penduduk, antrean panjang orang yang menunggu untuk menerima bantuan kemanusiaan yang sedikit, dan rumah sakit yang tidak dapat menyediakan layanan medis karena kekurangan obat-obatan dan bahan bakar.

Pada Januari 2025, setelah berminggu-minggu negosiasi dengan mediasi intensif Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, perjanjian gencatan senjata dilaksanakan antara rezim Zionis dan kelompok perlawanan Palestina. Perjanjian ini mencakup penghentian permusuhan dan pertukaran tawanan. Namun rezim Zionis melanggar komitmennya, dengan melanjutkan serangan besar-besaran terhadap rakyat Palestina yang tertindas di Gaza.

Menurut laporan, bentrokan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir dan jumlah korban Palestina semakin meningkat dan mengkhawatirkan.(PH)