Kedutaan Besar Swiss Dibuka Kembali di Tehran
-
Bendera Swiss dan Republik Islam Iran
Pars Today - Kedutaan Besar Swiss di Tehran, yang sempat menghentikan kegiatannya menyusul serangan teroris rezim Zionis terhadap Iran, secara resmi dibuka kembali dengan kehadiran duta besar Swiss.
Menurut laporan hari Minggu (06/07/2025) Pars Today mengutip IRNA, Kementerian Luar Negeri Swiss mengumumkan dalam sebuah pernyataan resmi bahwa keputusan untuk membuka kembali kedutaan negara itu di Tehran dibuat setelah analisis risiko yang komprehensif dan berkonsultasi dengan Iran dan Amerika Serikat.
Duta Besar Swiss Nadine Olivieri Lozano tiba di Tehran melalui jalur darat dari Republik Azerbaijan hari Sabtu, (06/07) dengan sebuah tim kecil. Aktivitas kedutaan akan dilanjutkan secara bertahap.
Menurut pernyataan tersebut, keputusan untuk membuka kembali kedutaan dibuat setelah penilaian risiko yang komprehensif dan berkoordinasi dengan Iran dan Amerika Serikat, di mana Swiss bertindak sebagai kekuatan penjamin kepentingan Iran.
Situasi saat ini memungkinkan untuk dimulainya kembali aktivitas kedutaan secara bertahap. Namun, layanan konsuler, termasuk penerbitan visa, tidak akan disediakan saat ini. Semua misi Swiss di luar negeri memiliki rencana kontinjensi untuk situasi keamanan dan krisis yang terus ditinjau dan diperbarui.
Pada tanggal 13 Juni, dengan jelas melanggar hukum internasional dan kedaulatan nasional Republik Islam Iran, rezim Zionis menargetkan wilayah di Tehran dan beberapa kota lain, termasuk fasilitas nuklir negara itu, dengan serangan militer. Dalam aksi teroris ini, sejumlah ilmuwan, tentara, dan warga sipil gugur syahid.
Setelah agresi ini, Amerika Serikat juga bergabung dengan perang rezim Zionis terhadap Iran pada Minggu pagi, 22 Juni, dengan langsung menyerang situs nuklir Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Menanggapi agresi tersebut, Menteri Luar Negeri Iran Sayid Abbas Araghchi, mengutip Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, menegaskan bahwa Republik Islam Iran memiliki semua opsi untuk mempertahankan kepentingan nasionalnya dan keamanan rakyatnya.
Setelah itu, Presiden AS mengklaim adanya perjanjian gencatan senjata antara Iran dan rezim Zionis. Republik Islam Iran, yang menyatakan bahwa pihaknya tidak memulai perang, mengklarifikasi bahwa jika rezim Israel menghentikan agresi ilegalnya, Iran tidak berniat untuk terus menanggapi.
Terkait hal ini, Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran menegaskan dalam sebuah pernyataan, Angkatan bersenjata Republik Islam Iran, tanpa sedikit pun mempercayai kata-kata musuh dan tangan tetap pada pelatuk, akan siap memberikan tanggapan yang tegas dan penuh penyesalan terhadap setiap tindakan agresi oleh musuh.(sl)