PON XX Papua: Bangkit dan Menang Bersama Menuju Masa Depan
(last modified Sun, 03 Oct 2021 07:04:32 GMT )
Okt 03, 2021 14:04 Asia/Jakarta
  • Stadion Lukas Enembe
    Stadion Lukas Enembe

Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu (2/10/2021) malam.

PON XX Papua akan mempertandingkan 6.442 atlet dari seluruh Indonesia, yang didampingi tim pelatih berjumlah 3.000 orang.

Dalam pidato pembukaan, Jokowi mengajak seluruh partisipan untuk merayakan PON dengan penuh sukacita, sportivitas, semangat persaudaraan, serta kebersamaan, kesetaraan, dan persatuan bangsa Indonesia.

Dengan demikian, bangkit dan menang bersama menuju masa depan, demikian pesan yang tertangkap dalam upacara pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua di Stadion Lukas Enembe, Sentani, Jayapura, Sabtu (02/10/2021).

Aneka pertunjukkan seni budaya yang bernuansa dinamis tersaji di stadion yang juga disebut Stadion Utama Papua Bangkit dan Stadion Harapan itu.

Di hadapan sekitar delapan ribu atau 20 persen dari kapasitas penuh stadion, tarian tradisional bertuliskan "Selamat Datang Papua" membuka awal rangkaian pertunjukan.

Satu per satu kontingen dari 34 provinsi di Indonesia hadir di dalam stadion. Walau hanya diikuti 20 orang maksimal untuk setiap kontingen dalam upacara pembukaan itu, keceriaan dan kemeriahan khas PON tidak luntur lantaran penerapan protokol kesehatan COVID-19.

PON XX Papua

Kontingen muncul berdasarkan urutan abjad yang dimulai dari Aceh, Banten, Bengkulu, sampai seterusnya. Sedangkan kontingen tuan rumah Papua hadir terakhir di stadion yang selesai Mei 2019 itu.

Suguhan tarian adat kembali hadir dan menjadi daya tarik di antara penampilan sejumlah selebritas yang memeriahkan pembukaan PON pertama di Papua itu.

Tarian dari lima wilayah adat di Papua dalam pembukaan itu mencerminkan keberagaman Papua sebagai rumah dari ratusan suku yang mempunyai seni dan budaya berbeda.

Lima wilayah adat yang ditunjukkan dalam tarian itu adalah adat Tabi Manta, adat Saereri, adat La Pago, adat Mee Pago, dan adat Anim Ha.

Walau memiliki beragam wilayah adat, PON menjadi ajang persatuan dalam kompetisi guna menang bersama menuju masa depan.

Menang Bersama

Pesan itu yang disampaikan Gubernur Papua Lukas Enembe dalam sambutannya. "Hari ini dengan penuh harapan, saya mengajak sahabat-sahabat semua, PON XX Papua 2021 ini adalah simbol kemenangan, simbol kemenangan kita bersama. Selamat datang, selamat bertanding. Torang Bisa!".

PON XX, lanjut Lukas, akan menunjukkan kepada sahabat-sahabat di seluruh penjuru Nusantara jika Papua akan senantiasa menjadi bagian Indonesia.

"Kami masyarakat Papua akan senantiasa menjadi bagian tidak terpisahkan dari Bumi Indonesia karena Merah Putih selalu terpatri dalam hati dan jiwa kami," kata Lukas.

Pernyataan menang bersama itu terpadu dalam tema upacara pembukaan yaitu Papua bangkit menuju masa depan dengan uraian pertunjukan Papua masa dulu, masa kini, hingga masa yang akan datang.

Tema pembukaan PON Papua itu sekaligus menjadi momentum bagi anak-anak muda Bumi Cenderawasih untuk bangkit dan berprestasi dalam berbagai bidang kehidupan.

Konsep menang bersama, bangkit, dan menuju masa depan itu juga dapat diambil dari pernyataan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya di Stadion Papua Bangkit itu.

“Pekan olahraga ini menggambarkan kemajuan Papua, menunjukkan kesiapan infrastruktur di tanah Papua, dan kesiapan masyarakat Papua dalam menyelenggarakan acara besar untuk berprestasi di kancah nasional dan internasional,” kata Presiden Jokowi saat membuka PON Papua di Stadion Lukas Enembe di Kabupaten Jayapura itu.

PON, kata Presiden, memiliki makna besar bagi seluruh masyarakat Indonesia. PON adalah panggung persatuan, panggung kebersamaan, panggung persaudaraan, panggung kesetaraan, dan panggung keadilan untuk maju dan sejahtera bersama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pembukaan PON XX Papua diselenggarakan di Stadion Lukas Enembe, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, yang sekaligus menjadi venue utama event olahraga empat tahunan itu.

Stadion Lukas Enembe memiliki kapasitas 40.000 penonton dan disebut sebagai stadion termegah kedua di Indonesia, setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta.

Seperti apa kemegahan Stadion Lukas Enembe?

Bentuknya Seperti Bunga Mekar

Bangunanan Stadion Lukas Enembe terlihat seperti bunga yang mekar dari kejauhan.

Tak hanya itu, fasad penopang bangunannya dihiasi dengan motif khas Papua. Fasad-fasad tersebut terbuat dari baja yang kokoh.

Tak jauh dari stadion utama, terdapat Istora Papua Bangkit. Bangunan tersebut berbentuk menyerupai honai, rumah adat khas Papua.

Lokasi stadion itu sangat strategis, karena berada di jalan poros utama yang menghubungkan Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.

Akses menuju stadion juga mudah. Berjarak sekitar 8,9 kilometer dari Bandar Udara Internasional Sentani, Stadion Lukas Enembe dapat ditempuh dalam 16 menit perjalanan dengan kendaraan roda empat.

Sementara itu, jarak Stadion Lukas Enembe dengan Rumah Sakit Yowari, juga terbilang dekat yakni 15 kilometer dan bisa dicapai dalam waktu 20 menit.

Pembangunan Stadion Lukas Enembe memerlukan waktu selama tiga tahun hingga benar-benar siap.

Stadion ini berdiri di tanah seluas 13 hektare.

Jumlah biaya yang digelontorkan dalam pembangunan stadion tersebut juga tak main-main, yakni Rp 1,3 triliun.