Usaha Pemerintah Mengatasi Potensi Lonjakan Omicron
Kepala Pusat Penyakit Menular di Rumah Sakit Huashan Universitas Fudan yang berbasis di Shanghai, Zhang Wenhong mengatakan pertempuran umat manusia dan varian Omicron yang menyebar lebih cepat dibandingkan Delta saat ini berada pada "momen terberatnya".
Dalam sebuah blog di platform microblogging Cina Weibo pada Kamis (13/1), seperti dilansir Xinhua, Jumat, Zhang mengatakan jumlah kasus impor COVID-19 di Shanghai mencatatkan rekor tertinggi.
Varian Omicron, yang menyebar lebih cepat dibandingkan Delta, akan menyebabkan lonjakan jumlah rawat inap dan membuat sistem perawatan kesehatan kewalahan.
Ia menuturkan vaksin dan obat-obatan COVID-19 merupakan landasan ilmiah inti dalam mengatasi pandemi dan kembali ke kehidupan normal di masa mendatang.
Setelah membandingkan gejala klinis pasien-pasien yang terinfeksi varian baru Omicron dan Delta, tim Zhang menemukan bahwa Omicron lebih menular, lebih sulit terdeteksi, dan memiliki tingkat kematian yang tidak dapat diabaikan.
Kerja Sama Pemerintah dengan Telemedisin
Pemerintah jalin kerja sama telemedisin hingga menambah fasilitas isolasi sebagai upaya mengatasi lonjakan gelombang kasus varian Omicron yang berpotensi terjadi di Tanah Air.
"Pemerintah melakukan kemitraan dengan platform telemedisin serta rumah sakit rujukan untuk meningkatkan aksesibilitas kasus positif dengan pelayanan kesehatan yang berkualitas," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito melalui keterangan tertulis yang dikonfirmasi di Jakarta. Sebagaimana dikutip Parstodayid dari Antaranews, Jumat (14/01/2022).
Wiku mengatakan pelayanan kesehatan yang disediakan seperti jasa konsultasi medis dan pengiriman obat gratis bagi pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Wiku mengatakan langkah ini ditempuh menyusul kenaikan kasus positif COVID-19 dalam dua pekan terakhir di dunia secara signifikan. Bahkan kenaikan kasus harian mencapai 2,7 kasus pada 7 Januari 2022. Angka ini lebih tinggi dari rekor kenaikan kasus pada lonjakan sebelumnya yaitu 1 juta kasus dalam sehari.
Menyusul makin banyaknya pelaku perjalanan internasional baik yang positif COVID-19 saat kedatangan maupun menjalani karantina maka pemerintah menambah sedikitnya empat hotel isolasi di Jakarta.
Fasilitas hotel isolasi ini menjadi opsi lain untuk melakukan isolasi selain Rumas Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) yang saat ini berjumlah 93 RS di DKI Jakarta berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 14 Tahun 2021, kata Wiku.
Kehadiran hotel isolasi tambahan membantu pemerintah memfasilitasi kapasitas kamar menjadi 400 yang tersebar di berbagai hotel seperti Hotel Alia, Gran Cempaka, D’Arcici Cempaka Putih, dan D’Arcici Plumpang.
Banyak Anak Dirawat Karena Omicron
Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau berbagai pihak untuk menahan diri melanjutkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen di tengah kasus Omiron yang kian meningkat.
Menurutnya, vaksinasi COVID untuk anak 6-11 tahun baru saja digulirkan pekan kedua Desember, sehingga semua anak baru mendapatkan satu dosis vaksin, bahkan ada yang belum mendapatkan dosis pertama.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, PTM 100 persen pada anak-anak yang belum vaksinasi lengkap, terlebih pada anak-anak kecil yang belum begitu pandai melakukan protokol kesehatan 100 persen, dinilainya sangat mengkhawatirkan. (Antaranews/Kompas)