Lapang Dada; Pesan Doa Hari Kelima Belas Bulan Ramadan
Di hari kelima belas bulan Ramadhan kita membaca: Allahummarzuqni Fiihi Ta'atal Khaasyi'iina Wasyrah Fiihi Shadri Biinabatil Mukhbitiin Biamaanika Yaa Amaanal Khaaifiina.
Ya Allah...
Berilah aku rezeki berupa ketaatan orang-orang yang khusyu. Lapangkanlah dadaku dengan taubatnya orang-orang yang menyesal dengan keamanan-Mu Wahai Keamanan untuk orang-orang yang takut.
Kebanyakan nikmat yang dianugerahkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw diberikan tanpa mengungkit-ungkit, tapi berbeda dengan nikmat lapang dada seperti yang difirmankannya dalam al-Quran, "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?" (QS. 94: 1)
Faktor-faktor yang dapat melapangkan dada
1. Akrab dengan al-Quran
"Yaa Allah! Beri cahaya mataku dengan Kitab-Mu dan lapangkan dadaku dengannya." (Ushul al-Kafi, jilid 2, hal 577)
2. Kehendak ilahi
Allah Swt berfirman, "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam..." (QS. 6: 125)
Pengaruh sifat lapang dada
1. Wajah menjadi ramah
Ketika hati seseorang lapang, maka seluruh anggota tubuhnya juga menjadi lebih ramah dan lapang. Kelapangan dada ini lebih tampak pada wajah seseorang. Begitulah Rasulullah Saw bersabda, "Orang yang paling sering tersenyum adalah yang wajahnya paling ramah." (Tarikh Ya'qubi, jilid 1, hal 513)
2. Lemah lembut
Hati yang lapang membuat sikap seseorang lebih lembut kepada orang lain. Karena seseorang yang memiliki kelapangan dada, maka ia membagi kasih sayangnya dengan orang lain. Sikap lapang dada yang dimiliki oleh Rasulullah Saw membuat beliau begitu menyayangi orang lain dan bersikap lemah lembut dengan mereka. Disebutkan dalam hadis, "Rasulullah adalah orang yang paling menyayangi orang lain." (Mustanad Abu Hanifah, Riyadh, Maktabi al-Kautsar, 1415, hal 51)
3. Menutupi aib orang lain
Salah satu ciri orang yang memiliki sifat lapang dada adalah menutupi aib orang lain. Ia tidak membuka keburukan seseorang kepada orang lain. Begitulah yang dilakukan Rasulullah Saw kepada orang-orang Munafik yang berada di sekelilingnya. Sekalipun ia mengetahui perbuatan buruk mereka, tapi beliau tidak membongkarnya agar hilang kehormatan mereka. Sikap beliau menutupi aib mereka muncul dari kelapangan dadanya. Dalam sebuah hadis Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang menutupi aib saudaranya yang mukmin di dunia, maka Allah Swt akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat." (Tarikh Baghdadi, jilid 10, hal 84) (Saleh Lapadi)