Mengapa Zionis Harus Sembunyikan Identitasnya di Luar Negeri?
https://parstoday.ir/id/news/west_asia-i175728
Di tengah meningkatnya krisis Gaza dan protes global terhadap Israel, semakin banyak warga Israel yang menyatakan bahwa mereka terpaksa menyembunyikan identitas aslinya saat bepergian ke luar negeri dan berbicara dengan bahasa selain Ibrani.
(last modified 2025-08-15T01:42:55+00:00 )
Aug 15, 2025 08:34 Asia/Jakarta
  • Mengapa Zionis Harus Sembunyikan Identitasnya di Luar Negeri?

Di tengah meningkatnya krisis Gaza dan protes global terhadap Israel, semakin banyak warga Israel yang menyatakan bahwa mereka terpaksa menyembunyikan identitas aslinya saat bepergian ke luar negeri dan berbicara dengan bahasa selain Ibrani.

Tehran, Pars Today-Surat kabar Haaretz dalam sebuah laporan membahas bagaimana perang Gaza dan perkembangan politik terbaru membuat banyak warga Israel yang tinggal di wilayah pendudukan mengubah perilaku mereka saat bepergian ke luar negeri, hingga terpaksa menyembunyikan identitasnya, bahkan bahasa mereka.

Menurut Haaretz, perubahan ini paling terlihat dari meningkatnya jumlah orang yang secara sengaja menghindari berbicara dalam bahasa Ibrani di tempat-tempat umum di luar Israel, dan lebih memilih berbicara dalam bahasa Inggris atau bahasa lain agar tidak dikenali.

Surat kabar ini menyinggung Dvora Lerch, seorang mahasiswa Israel, yang setelah kembali dari perjalanan ke London mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya ia menghindari berbicara dalam bahasa Ibrani di luar wilayah pendudukan. Ia dan pasangannya, sebelum bepergian, khawatir akan reaksi publik akibat “demonstrasi besar anti-Gaza” di Inggris, dan sepakat untuk berbicara dalam bahasa Inggris jika merasa tidak aman.

Selain itu, Stephanie Jonah, yang juga memiliki kewarganegaraan Kanada dan pernah berada di Italia serta Prancis, mengatakan bahwa selama perjalanan ini ia jarang menyebut identitas aslinya, dan terkadang mengaku berasal dari Kanada. Ia bahkan, ketika berbicara dengan pasangannya di tempat umum, menghindari menyebut kata “Israel” atau “Israelis” dan menggantinya dengan istilah seperti “pemerintah kami” atau “bangsa kami.”

Laporan tersebut mengingatkan bahwa kecenderungan menyembunyikan identitas ini semakin kuat di tengah peristiwa terbaru, termasuk perang dengan Iran pada awal tahun ini, penutupan total wilayah udara rezim Zionis, serta liputan media yang luas tentang krisis kelaparan di Gaza.

Gambar anak-anak kelaparan dan antrean panjang untuk mendapatkan makanan di Gaza tersebar luas di dunia, dan masyarakat internasional memandang rezim Zionis bertanggung jawab atas krisis kemanusiaan ini. Hal tersebut membuat perjalanan warga rezim Zionis di seluruh dunia menghadapi banyak kesulitan.

Berdasarkan survei Institut Demokrasi Israel yang dikutip Haaretz, laporan-laporan tentang meningkatnya kritik terhadap warga Israel membuat 38 persen responden mengubah rencana perjalanan mereka, dan 18 persen membatalkan rencana perjalanan ke luar negeri dalam waktu dekat.(PH)