Sikapi Isu Myanmar, Indonesia Utamakan Dialog
(last modified Sat, 08 Jul 2023 03:25:32 GMT )
Jul 08, 2023 10:25 Asia/Jakarta
  • Sikapi Isu Myanmar, Indonesia Utamakan Dialog

Indonesia sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini, mengutamakan dialog dalam penyelesaian isu Myanmar.

Situs Antara melaporkan, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, selama hampir tujuh bulan masa keketuaan di ASEAN, Indonesia telah melakukan 110 pendekatan (engagements) dengan seluruh pemangku kepentingan di Myanmar—baik melalui pertemuan secara langsung, virtual, maupun pembicaraan telepon.

“Saya pun telah bertemu langsung baik dengan menlu yang ditunjuk NUG (Pemerintah Persatuan Nasional) maupun menlu SAC (Dewan Administrasi Negara) Myanmar dalam beberapa kali kesempatan,” kata Retno dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Pendekatan juga dilakukan Indonesia melalui kantor utusan khusus ASEAN dengan organisasi perlawanan etnis (EROs), wakil-wakil politik, serta organisasi masyarakat sipil di Myanmar.

Menurut Retno, pendekatan yang intensif dan inklusif merupakan kunci untuk membangun kepercayaan, mendengarkan posisi masing-masing pihak, menjembatani perbedaan, mendorong deeskalasi kekerasan, mendorong dialog inklusif, serta mengajak semua pihak untuk membantu dan mendukung pemberian bantuan kemanusiaan.

“Engagements bukan merupakan tujuan namun merupakan alat untuk mencapai tujuan yaitu dialog inklusif untuk mencapai perdamaian yang tahan lama,” tutur Retno.

Setelah membangun pendekatan dengan semua pihak, kata dia, kini tiba waktunya bagi ASEAN untuk mendorong dialog inklusif nasional di Myanmar.

“Dialog inklusif merupakan satu-satunya jalan ke depan. Jika para pihak menginginkan perdamaian yang tahan lama di Myanmar, semua pihak luar harus mendorong dilakukannya dialog inklusif di Myanmar,” kata Retno.

Selain mendorong dialog inklusif di Myanmar, yang merupakan salah satunya mandat Konsensus Lima Poin (5PC), ASEAN juga menuntut penghentian kekerasan di Myanmar, yang mengakibatkan jatuhnya korban sipil dan hancurnya fasilitas umum.

Dalam semua pendekatan yang dilakukan Indonesia dengan semua pihak di Myanmar, kata Retno, dorongan untuk menghentikan tindakan kekerasan ini terus disampaikan dan menjadi prioritas.(PH)