STFI Sadra Gelar Prosesi Wisuda Ketiga
(last modified Sun, 15 Mar 2020 09:54:04 GMT )
Mar 15, 2020 16:54 Asia/Jakarta
  • Prosesi Wisuda Ketiga STFI Sadra.
    Prosesi Wisuda Ketiga STFI Sadra.

Kampus Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra menggelar prosesi Wisuda ketiga Program Sarjana Strata-1. "Tantangan Islam di Era Dunia Baru 4.0" menjadi tema yang diangkat dalam acara yang berlangsung pada Sabtu (14/3/2020) pagi itu.

Menurut Press Release STFI Sadra, tema tersebut menjadi penting menggingat tampil beragam isu dan persoalan baru yang tidak terbayangkan sebelumnya, hadir sedemikian cepat dan mempengaruhi ruang-ruang kehidupan umat manusia, bahkan agama menjadi "korban" pertama atas ekses era dunia baru 4.0 yang sedang dihadapi saat ini.

Acara wisuda yang berlangsung di gedung STFI Sadra di Jl. Lebak Bulus 02 No. 2, Jakarta Selatan itu diawali dengan lantunan ayat suci al-Qur’an yang dibawakan oleh mahasiswa semester II Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir STFI Sadra, dan setelah itu, Sidang Terbuka Senat STFI Sadra Jakarta dibuka langsung oleh Ketua STFI Sadra, Dr. Kholid al-Walid, M.Ag.

Prosesi wisuda ke-3 STFI Sadra dilanjutkan dengan sambutan laporan pelaksana kegiatan yang diwakilkan oleh PK. III Bidang Kemahasiswaan, Bpk. Hasyim Adnani, MA. Dalam sambutannya, beliau mengucapkan terima kasih kepada semua tamu undangan yang hadir, terutama kepada orangtua wisudawan-wisudawati yang datang dari jauh, karena mahasiswa STFI Sadra terdiri dari Sabang sampai Merauke. Tentunya, perjuangan tanpa lelah bisa terobati dengan melihat prosesi wisuda putra putri terbaik mereka yang terlaksana pada pagi ini.

Hasyim Adnani lebih lanjut memberikan laporan mengenai prestasi-prestasi yang ditorehkan wisudawan-wisudawati selama menempuh jenjang S1 di STFI Sadra baik tingkat lokal, nasional hingga mancanegara.

"Alhamdulillah Wisudawan-wisudawati berhasil menorehkan beragam prestasi yang gemilang selama menjadi anak didik kami. Dan perlu kami informasikan dihadapan bapak/ibu bahwa anak anak bapak dan ibu adalah anak anak yang luar biasa, selain cerdas secara keilmuan, bersih dalam hati juga memiliki akhlak yang Islami," ujarnya.

Sambutan berikutnya dari Ketua Yayasan Hikmat al-Mustafa yang dalam hal ini disampaikan oleh Prof. DR. Hossein Muttaqhi. Beliau memberikan apreasiasi yang setinggi-tingginya kepada para wisudawan-wisudawati STFI Sadra selaku para generasi muda bangsa Indonesia yang pada hari ini telah memberikan kebanggaan bagi ayah dan ibu mereka. Dan wujud dari semua prosesi yang akan dilaksanakan hari ini merupakan wujud syukur atas rahmat dan limpahan karunia Allah SWT.

Prof. DR. Hossein Muttaqhi juga memberikan tujuh pesan penting. Dari beberapa pesan tersebut, dia menggarisbawahi bahwa akhlak dan spiritualitas merupakan dua unsur utama dan tak-tergantikan dalam dunia modern dan masa depan. Tanpa dua unsur ini, masyarakat dunia tidak akan meraih kesempurnaan. Selain belajar, para mahasiswa sebagai simbol ilmu dan profil spiritualitas harus selalu menjadi lentera petunjuk masa depan dengan inspirasi Islam dan al-Quran.

Selain itu, beliau menekankan bahwa kebahagiaan bangsa Indonesia dicapai dengan kompetensi generasi muda yang terus meningkat dan menjelma sebagai elemen penentu yang melandasi kemajuan negara.

"Jangan sampai kalian tertinggal. Perkuat tekad kalian dan dedikasikan diri kalian dengan bekal pengetahuan Islam untuk kemajuan bangsa muslim Indonesia," tegasnya.

Kopertais Wil I DKI Jakarta, yang diwakili oleh Wakorpertais Prof. Dr. Tibb Raya, MA juga menyampaikan sambutannya dalam prosesi wisuda tersebut. Beliau mengucapkan selamat dan sukses untuk para wisudawan-wisudawati, dan selamat kepada Civitas Akademika STFI Sadra karena telah menjalankan Tri Darma Perguruan Tinggi dengan menyelenggarakan prosesi wisuda ini.

Selain memberikan arahan terkait dengan skala prioritas Kopertais Wil I DKI Jakarta dan terobosan-terobosan yang dicapai, Prof. Dr. Tibb Raya juga memberikan informasi bahwa ruang lingkup Kopertais kita menjadi bertambah dengan Banten, semoga ini adalah bentuk pengkhidmatan kita untuk semua lembaga dan perguruan tinggi di DKI dan Banten.

Beliau lebih lanjut mengutip beberapa nasihat untuk wisudawan-wisudawati dengan membawakan beberapa riwayat dari Sayidina Ali Karamallahu Wajhah bahwa kita sebagai seseorang yang awam terhadap sesuatu, kemudian ada yang mengajarkan kepada kita sesuatu ilmu, maka sebetulnya kita adalah budak dari orang tersebut.

Prof. Dr. Tibb Raya juga berpesan bahwa kita mesti dapat membaca zaman dan pengetahuan di setiap masa. Dengan demikian kita bisa berpikir untuk masa depan. Di ujung sambutannya, beliau berpesan bahwa jangan pernah lelah untuk menuntut ilmu, raihlah predikat ilmu hingga batas paling akhir, lanjutkan studi anda pada jenjang berikutnya.

Acara dilanjutkan Orasi Ilmiah yang dibawakan oleh Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Perguruan Tinggi Keagamaan Islam  RI  Bpk. Dr. Suwendi, M.Ag. dengan tema "Tantangan dan Strategi PTKI Dalam Menghadapi Era Industri 4.0".

Beliau menjelaskan, Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi. Konsep penerapannya berpusat pada konsep otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya.

Indonesia, menurutnya, memiliki demografic bonus karena usia produktifnya lebih banyak dari usia non produktifnya di era industri 4.0, akan tetapi tantangan era ini sedemikian beratnya, karena beberapa pijakan; hidup dalam lautan data/informasi,  dihadapkan pada pilihan-pilihan rumit  di era pascakebenaran (post-truth); banyak dibantu oleh teknologi,  sekaligus di-degradasi nilai-rasa  sosial kemanusiaannya; buramnya sumber kebenaran, hilangnya keahlian/profesionalisme,  semua menjadi narasumber; semakin positivistik, materialistik, ada penurunan values dan keimanan dan terakhir menempuh cara instan dan berpola pikir hitam-putih. Jika hal ini terjadi sangat membahayakan bagi perkembangan bangsa pada era berikutnya. Bahkan data tentang gen milenial dan ekstrimisme sedemikian meningkat tinggi.

Dr. Suwendi lebih lanjut mengutipThe Abu Dhabi Declaration  (Dokumen Persaudaraan Kemanusiaan) dan mengatakan bahwa "Musuh bersama kita saat ini sesungguhnya adalah ekstremisme akut (fanatic extremism), hasrat saling memusnahkan (destruction), perang (war), intoleransi (intolerance), serta rasa benci (hateful attitudes) di antara sesama umat manusia, yang semuanya mengatasnamakan agama".

Acara dilanjutkan dengan pemberian Sadra Awards, sebuah ajang bergengsi yang digelar STFI Sadra untuk memberikan penghargaan kepada Insan Akademisi, cendikiawan, tokoh Indonesia atas kiprah dan peranannya dalam mengembangkan pemikiran keislaman di Nusantara dan dunia.

Pada kesempatan tersebut, Sadra Awards diberikan kepada Yang Mulia Prof. Dr. Rdn Mulyadi Kartanagara atas peran dan kiprahnya yang luar biasa dalam keilmuan di tanah air. Beliau dikenal sebagai tokoh pemikir dan filosof di tanah air yang telah menuliskan karyanya yang produktif, di mana hingga saat ini sekitar 60 karya orisinal adalah tulisan tangan beliau.

Setelah itu, Ketua STFI Sadra membacakan SK Lulusan STFI Sadra Tahun 2019-2020, yang terdiri dari 60 wisudawan dari dua prodi. Prodi Akidah dan Filsafat Islam berjumlah 25 orang dan prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir berjumlah 35 orang.

Setelah itu, dilangsungkan prosesi wisuda dan diumumkan pula beberapa mahasiswa berprestasi yang terdiri dari enam kategori: kategori wisudawan  dengan IPK terbaik, kategori wisudawan berprestasi seni dan kebudayaan, wisudawan berprestasi bahasa Inggris, wisudawan berprestasi bahasa Arab, wisudawan berprestasi organisasi dan kemahasiswaan, wisudawan berprestasi kaligrafi, dan wisudawan berprestasi hafalan 30 juz al-Qur’an.

Puncak dari pengumuman wisudawan berprestasi ini kemudian diumumkan wisudawan Teladan STFI Sadra tahun 2020. Wisudawan Teladan 2020 merupakan  Wisudawan Teladan adalah predikat bagi seorang lulusan STFI Sadra yang memiliki sejumlah kualitas unggul yang terintegrasi dalam dirinya secara berimbang dan proporsional, baik kompetensi akademik, kemampuan berbahasa asing, kemampuan meneliti dan menghasilkan karya ilmiah produktif, kepiawaian berorganisasi, kecerdasan sosial dan terutama memiliki kepribadian islami.

Tahun ini yang mendapatkan predikat Wisudawan Teladan adalah Lufaefi, wisudawan prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Dia adalah putra pertama dari empat bersaudara yang lahir pada tanggal 15 September 1991.

Bersama kedua orang tuanya, Lufaefi bertempat tinggal di Jl. KH. Asrori, RT 04 RW 01, Desa Prapag Kidul, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Wisudawan teladan ini adalah lulusan MA Khas Kempek Cirebon, putra dari pasangan Bp. Abd Mu'thi dan Ibu Rokhimah yang akrab disapa "Eef".

Agenda dilanjutkan dengan pelepasan wisudawan oleh Ketua STFI Sadra. Dr. Kholid memberikan sepatah kata nasihat dan "wasiat" bagi para wisudawan-wisudawati tentang perjalanan panjang dan penuh perjuangan yang diraih hingga bisa sampai saat ini dengan predikat seorang sarjana.

Beliau lebih lanjut menggingatkan bahwa predikat tersebut tidak mungkin bisa diraih tanpa perjuangan dan doa seorang ibu, darah dan air mata telah tertumpahkan untuk putra dan putrinya. Sakit dan beban berat dalam membesarkan putra-putrinya tidak pernah terungkap dalam lisan ibu. Hadirnya ibu merupakan sebab awal mereka bisa sampai tahap ini.

Dr. Kholid mengatakan, dengan wasilah ibu, kalian bisa tegar dan duduk dengan gagah disini, keringat, untaian air mata dan perjuangan ibu kalian akan dapat terobati ketika melihat kalian sukses meraih cita cita kalian sebagai seorang sarjana. Semoga dengan bekal kalian yang sedikit ini bisa memberikan rasa terima kasih kalian kepada ibu dan ayah kalian.

Sambutan tersebut kemudian diiringi dengan lagu "Umi" yang dibawakan oleh Tim Padus STFI Sadra dengan untaian kata-kata mutiara dalam bahasa Arab tentang kemuliaan dan kedudukan terhormat seorang ibu yang menyisakan isak tangis ditengah para hadirin yang hadir.

"Kampus STFI Sadra adalah rumah kalian untuk selama-lamanya, kapanpun kalian akan pulang, kami senantiasa menantikan kalian, ketika kalian lelah dalam perjalanan kalian, mampirlah kembali ke rumah kalian ini. Jangan pernah lupakan orang-orang yang telah berjasa menjadikan kalian hingga saat ini, terlebih khusus ibu dan ayah kalian. Doakan kami yang hanya sedikit bisa berkhidmat dalam perjalanan hidup kalian, semoga menjadi amal shaleh di alam akhirat kelak," pungkasnya.

Prosesi Wisuda ketiga Program Sarjana Strata-1 di Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra ditutup dengan pembacaan doa oleh Ust. Abdullah Beik, MA. (RA)