Aug 21, 2021 16:59 Asia/Jakarta
  • Peringatan Asyura di Iran
    Peringatan Asyura di Iran

Dinamika di Republik Islam Iran selama sepekan terakhir diwarnai isu seperti peringatan duka Asyura dan pidato Presiden Ebrahim Raisi menyebut Asyura pelajaran untuk keadilan.

Selain itu, masih ada isu lainnya seperti Khatibzadeh: Kedutaan Besar Iran di Afghanistan Tetap Buka, Inilah Respon Iran terhadap Laporan Terbaru IAEA, Raisi: Upaya Musuh Tak akan Goyahkan Hubungan Iran dan Irak, Iran Ajak Komunitas internasional Bantu Pengungsi Afghanistan, Raisi: Iran Kerahkan Semua Upaya untuk Pengadaan Vaksin Corona

Presiden Iran: Asyura, Pelajaran untuk Keadilan

Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi mengatakan, Asyura adalah pelajaran untuk keadilan dan para pencari keadilan serta perang melawan penindasan di semua zaman.

Hal itu disampaikan Raisi dalam pidatonya pada acara peringatan Malam Tasu'a Huseini di kota Tehran, Rabu (18/8/2021) malam.

Peringatan duka Asyura di Iran

"Peristiwa Karbala adalah pelajaran bagi semua orang yang berduka dan para pecinta Imam Husein as," tambahnya.

Raisi menuturkan bahwa kita harus berjuang untuk kemuliaan dan kebahagiaan masyarakat berdasarkan ajaran Imam Husein. Asyura adalah sebuah model untuk gaya hidup dan syiar-syiar Asyura adalah milik semua sejarah, bukan hanya untuk waktu tertentu.

Menurutnya, reformasi di tengah masyarakat manusia tidak bisa lepas dari nama Imam Husein as, dan darah suci para syuhada Karbala akan menciptakan semakin banyak perubahan di dunia. Oleh karena itu, para imam maksum memperhatikan Asyura dan pesan-pesannya.

"Asyura hadir di setiap zaman dan salah satu manifestasinya yang menonjol adalah Revolusi Islam di Iran dan kebangkitan-kebangkitan Islam di kawasan," kata presiden Iran.

"Dari sudut pandang musuh-musuh agama, Asyura adalah hari kematian dan akhir dari para syuhada Asyura, tetapi atas kehendak Allah Swt, periode penting sejarah ini berubah menjadi hari kelahiran dan awal dari sebuah revolusi besar," jelas Raisi.

Khatibzadeh: Kedutaan Besar Iran di Afghanistan Tetap Buka

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan bahwa kedutaan dan konsulat jenderal Iran di Kabul dan Herat, Afghanistan tetap buka dan aktif.

Khatibzadeh mengumumkan hal itu pada hari Selasa (17/8/2021). Sebelumnya, dia menyatakan keprihatinan atas eskalasi pelanggaran di Afghanistan dan menekankan bahwa Taliban menjaga keselamatan dan keamanan para diplomat Iran dan tempat-tempat diplomatik.

"Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran terus menjalin kontak dengan staf diplomatik yang ditempatkan di kedutaan dan konsulatnya di Kabul dan Herat untuk terus-menerus memantau perkembangan," pungkasnya.

Kelompok Taliban menguasai Kabul pada Minggu sore, 15 Agustus 2021 dan secara bersamaan, Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Afghanistan dengan sebuah pesawat.

Taliban kemudian mengumumkan berakhirnya perang setelah menguasai Kabul. Saat ini Taliban menguasai seluruh wilayah Afghanistan kecuali Provinsi Parwan dan Panjshir.

Inilah Respon Iran terhadap Laporan Terbaru IAEA

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Saeed Khatibzadeh mengingatkan bahwa pengurangan dan langkah-langkah perbaikan Iran sehubungan dengan perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) telah dilakukan dalam kerangka perjanjian ini, dan jika Amerika Serikat dan pihak lain kembali untuk melaksanakan kewajiban mereka di bawah JCPOA, maka Iran akan kembali ke jalan tersebut.

"Semua program dan tindakan nuklir yang dilakukan Republik Islam Iran sepenuhnya sesuai dengan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan komitmen Iran di bawah safeguards dan pengawasan IAEA (Badan Energi Atom Internasional) serta hal ini telah diumumkan sebelumnya," kata Khatibzadeh pada Selasa (17/8/2021) malam, seperti dilansir Iranpress.

Iran dan IAEA

Pernyataan jubir Kemlu Iran tersebut merupakan respon terhadap laporan terbaru yang diterbitkan oleh IAEA. IAEA mengumumkan dalam sebuah laporan pada hari Selasa bahwa Iran telah mempercepat pengayaan uraniumnya.

"Penurunan skala dan langkah-langkah perbaikan Iran sehubungan dengan JCPOA juga telah diambil dalam kerangka JCPOA dan seperti yang berulang kali dinyatakan bahwa langkah-langkah ini sebagai tanggapan atas pelanggaran yang meluas terhadap JCPOA dan Resolusi 2231 oleh Amerika Serikat dan kurangnya kepatuhan penuh pihak lain terutama tiga negara Eropa dengan kewajiban mereka di bawah perjanjian nuklir tersebut," tambahnya.

Khatibzadeh menegaskan, jelas bahwa selama implementasi penuh dan tanpa syarat dari kesepakatan nuklir tidak dilanjutkan oleh Amerika Serikat dan pihak JCPOA lainnya, maka Republik Islam Iran akan mengejar program nuklir damainya hanya berdasarkan kebutuhan dan keputusan pemerintah serta dalam kerangka NPT.

Di bagian akhir pernyataannya, jubir Kemlu Iran menegaskan kembali sifat sipil dan damai dari program nuklir negaranya.

"Jika pihak lain kembali ke komitmen mereka di bawah JCPOA dan Washington sepenuhnya dan secara efektif serta dapat diverifikasi mencabut sanksi sepihak dan ilegal terhadap rakyat Iran, maka semua langkah pengurangan Iran dan langkah-langkah perbaikan di bawah JCPOA bisa reversibel," pungkasnya.

Raisi: Upaya Musuh Tak akan Goyahkan Hubungan Iran dan Irak

Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi mengatakan, hubungan antara Iran dan Irak melampaui hubungan bertetangga dan keduanya memiliki aspirasi yang sama, oleh karena itu upaya musuh bersama tidak dapat mengganggu dan menggoyahkan hubungan kedua negara.

"Upaya musuh bersama tidak dapat mengganggu hubungan antara kedua negara," kata Raisi dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kazemi pada hari Selasa (17/8/2021).

Dia menambahkan, Irak yang kuat, mandiri, bersatu, aman, dan maju bukan hanya harapan Iran tetapi juga agenda utama kedua negara untuk mengembangkan kerja sama bilateral dan regional.

"Kami akan selalu mendukung setiap inisiatif dan tindakan yang menstabilkan situasi di Irak dan mempromosikan perannya di kawasan itu," ujarnya.

Presiden Iran juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas undangan PM Irak untuk menghadiri KTT para kepala negara tetangga Irak yang akan digelar di Baghdad.

Presiden Raisi

Pada akhir Agustus, untuk pertama kalinya sejak 1990, Baghdad dijadwalkan mengadakan pertemuan puncak dengan partisipasi hampir 10 negara Arab, regional dan Eropa, termasuk lima tetangga Irak yaitu: Iran, Turki, Arab Saudi, Kuwait dan Yordania.

Presiden Iran lebih lanjut menekankan bahwa negara-negara di kawasan mampu merancang dan mengimplementasikan peta jalan untuk mencapai keamanan, stabilitas, dan perdamaian abadi dalam kerja sama satu sama lain.

"Hanya negara-negara di kawasan yang dapat memutuskan nasib kawasan," tegasnya.

Raisi juga menekankan perlunya menyelesaikan krisis Yaman dan menghentikan perang di negara itu.

"Setiap orang harus berusaha untuk menghentikan perang di Yaman dan menghormati hak rakyat negara ini," tuturnya.

Sementara itu, PM Irak mengatakan, Tehran adalah mitra nyata bagi Baghdad dan selalu bersama pemerintah Irak dan rakyat negara ini dalam kondisi sulit.

Al-Kazemi mengatakan bahwa kawasan sedang menyaksikan tantangan besar hari ini dan memecahkan masalah ini membutuhkan kebijaksanaan, kesabaran, dan kerja sama dari negara-negara di kawasan.

"Saya berharap untuk bertemu dengan Presiden Iran di KTT negara-negara tetangga Irak di Baghdad," pungkasnya.

Iran Ajak Komunitas internasional Bantu Pengungsi Afghanistan

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh mengatakan bahwa peningkatan kekerasan di Afghanistan telah menyebabkan gelombang baru pengungsi dari negara ini, sehingga komunitas internasional harus ikut bertanggung jawab untuk menangani masalah ini.

Saeed Khatibzadeh, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran hari Senin (16/8/2021) menyikapi perkembangan terbaru di Afghanistan dan posisi Republik Islam Iran dengan mengatakan,"Republik Islam Iran berharap semua pihak melakukan dialog untuk menyelesaikan masalah yang ada secara politik,".

"Iran menegaskan kembali kesiapannya untuk memfasilitasi penyelesaian masalah Afghanistan melalui dialog antar-Afghan," tegas Khartibzadeh.

Bulan lalu, delegasi pemerintah Kabul dan Taliban bertemu di Tehran dengan mediasi Iran untuk merealisasikan perdamaian di Afghanistan yang berlangsung pada 7-8 Juli 2021.

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif  Rabu (7/7/2021) mengatakan Tehran menjadi tuan rumah perundingan bersahabat dengan perwakilan tinggi Afghanistan.

Delegasi politik Afghanistan di perundingan Tehran dipimpin oleh mantan menteri dalam negeri Younus Qanooni dan delegasi kelompok Taliban dipimpin oleh, Wakil kantor milisi ini, Abbas Stanikzai.

Iran sebagai negara tetangga Afghanistan memiliki perbatasan panjang dengan negara ini, memiliki perhatian khusus terkait perkembangan di negara ini.

Sebelum krisis baru meletus di Afghanistan, Iran telah menerima jutaan pengungsi dari negara tetangganya itu.

Raisi: Iran Kerahkan Semua Upaya untuk Pengadaan Vaksin Corona

Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi menekankan penggunaan seluruh kemampuan negara untuk menyiapkan, menyediakan dan mengimpor Vaksin Corona.

Penegasan itu disampaikan Raisi selama pertemuan dengan para kepala komite khusus Badan Nasional Penanganan Virus Corona pada hari Jumat (20/8/2021).

Dia menyinggung percakapan telepon dirinya dengan Presiden Cina Xi Jinping dan mengatakan, dalam percakapan ini telah ditegaskan mengenai percepatan penyediaan vaksin yang dipesan oleh Iran.

Raisi menambahkan, presiden Cina telah berjanji bahwa kerja sama yang diperlukan di bidang ini akan dilakukan oleh produsen vaksin di Cina dengan Iran.

Setelah laporan pelaksanaan protokol kesehatan selama liburan terakhir, presiden Iran mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah mengikuti instruksi kesehatan yang disetujui oleh Badan Nasional Penanganan Virus Coron.

"Saya berharap dengan meningkatkan level kepatuhan terhadap peraturan (protokol) kesehatan oleh masyarakat umum, kita akan dapat mengendalikan penyebaran Virus Corona secepat mungkin," pungkasnya.

Kementerian Kesehatan Iran mengumumkan bahwa hingga hari Jumat (20/8/2021), 16.378.331 orang telah disuntik vaksin Virus Corona dosis pertama, dan 5.427.548 orang telah disuntik vaksin Virus Corona dosis kedua. Dengan demikian, total vaksin yang telah disuntikkan di Iran adalah 21.805.879 dosis.

 

 

Tags