Des 12, 2021 16:44 Asia/Jakarta
  • JCPOA
    JCPOA

Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi dalam pertemuan dengan para wakil Iran di luar negeri yang berfokus pada negara-negara tetangga hari Sabtu (11/12/2021), menekankan, "Jika pihak lain bertekad untuk mencabut sanksi yang menindas terhadap Iran, kesepakatan yang baik akan dicapai dan Republik Islam Iran pasti akan mencari kesepakatan yang baik."

“Sebagian mengatakan bahwa Republik Islam tidak bernegosiasi dan beberapa mengklaim bahwa Iran tidak berpartisipasi dalam negosiasi serius atau tidak memiliki rencana. Namun Republik Islam berpartisipasi dalam negosiasi dengan bermartabat dan menunjukkan dengan menghadirkan teks yang diusulkan bahwa Iran serius dalam negosiasi," ungkap Sayid Raisi mengacu pada dua strategi Republik Islam untuk menetralisir dan mencabut sanksi.

Menlu Hossein Amir-Abdollahian dan Presiden Sayid Ebrahim Raisi

Setelah beberapa hari konsultasi politik, putaran baru pertemuan Komisi Bersama Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) dilanjutkan pada hari Kamis (09/12/2021) di tingkat ketua delegasi negosiasi kelompok 4 + 1, Uni Eropa dan Iran. Dalam putaran baru pembicaraan, Republik Islam Iran telah membuat proposal konstruktif tentang masalah pencabutan sanksi dan tindakan nuklir.

Meskipun beberapa analis telah mengkritik keengganan pemerintah Biden untuk bergerak mencapai kesepakatan di Wina, tetapi mereka telah memprediksi bahwa pembicaraan saat ini tidak akan mencapai kesimpulan yang komprehensif, sekalipun tetap saja beberapa percaya masih ada waktu untuk mencapai kesepakatan.

Terlepas dari keraguan dan spekulasi ini, diskusi tentang teks-teks Iran yang diusulkan di berbagai tingkatan terus berlanjut. Hal ini menunjukkan bahwa apa yang terjadi sejak para delegasi kembali dari ibu kotanya adalah, tidak seperti minggu lalu, pihak lain telah mengakui tuntutan dan teks asli Iran, dan pada kenyataannya pihak lain telah mundur dari posisinya yang keras kepala dan tidak realistis.

sekalipun demikian, pergerakan politik dan agitasi media sebelum dan selama pembicaraan Wina menunjukkan bahwa, selain pihak-pihak utama dalam pembicaraan, arus lain juga berusaha mempengaruhi suasana positif pembicaraan. Pergerakan rezim Israel dan perjalanan antara Washington dan Tel Aviv signifikan dalam hal ini.

Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi dalam pertemuan dengan para wakil Iran di luar negeri yang berfokus pada negara-negara tetangga hari Sabtu (11/12/2021), menekankan, "Jika pihak lain bertekad untuk mencabut sanksi yang menindas terhadap Iran, kesepakatan yang baik akan dicapai dan Republik Islam Iran pasti akan mencari kesepakatan yang baik."

Sehubungan dengan itu, bersamaan dengan kunjungan Menteri Perang Israel ke Amerika Serikat, media Israel mengklaim bahwa dalam kunjungan ini disepakati bahwa akan diadakan latihan bersama antara Amerika Serikat dan rezim Zionis untuk menyerang fasilitas militer Iran.

Media-media ini juga merilis kabar bohong tentang ultimatum AS terhadap Iran agar segera mengambil kesimpulan dan mengakhiri pembicaraan dengan cepat. Aksi ini diaktifkan sebelum dimulainya pembicaraan Wina dengan sikap klaim Troika Eropa terhadap kegiatan nuklir Iran.

Prancis, Jerman dan Inggris, dalam sebuah pernyataan bersama sebelum dimulainya pembicaraan putaran ketujuh pada 29 November di Wina, menyatakan keprihatinan atas apa yang mereka sebut "ketegangan nuklir sistemik Iran".

Agitasi dan pembentukan suasana ini menunjukkan bahwa arus yang tidak puas dengan kemajuan dan pembicaraan berorientasi hasil di Wina, bermaksud untuk menghancurkan suasana perundingan dengan cara apa pun yang mungkin dengan menciptakan suasana dan ancaman.

Ali Bagheri Kani, Deputi Menlu Iran dan Juru Runding Senior Iran

Suasana di luar ruang perundingan, bagaimanapun, tidak dapat melemahkan tekad delegasi Iran untuk mencapai kesepakatan yang menjamin hak dan kepentingan rakyat Iran. Seperti yang ditekankan oleh Ali Bagheri Kani, negosiator senior Republik Islam Iran dalam negosiasi dengan kelompok 4 + 1, Iran tidak akan menerima apa pun selain JCPOA.

Delegasi Iran hadir di Wina dengan kapasitas dan kekuatan yang sangat tinggi dan dengan pendekatan profesional difokuskan untuk memajukan pembicaraan sebanyak mungkin. Oleh karena itu, jika pembicaraan berlangsung dan niat baik pihak lain terbukti, Iran siap untuk melanjutkan negosiasi kapan pun diperlukan.

Tags