Kelanjutan Negosiasi Wina; Agitasi Barat terus Berlanjut
Hari ke-29 dari babak kedelapan perundingan Wina soal pencabutan sanksi terhadap Iran berlanjut dengan pertemuan juru runding senior Iran dan perwakilan Kelompok 4+1 (Rusia, Cina, Inggris, Prancis dan Jerman).
Juru runding senior Iran, Ali Bagheri Kani Ahad (23/1/2022) bertemu dengan Enrique Mora, wakil ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa dan koordinator Eropa untuk perundingan JCPOA. Bagheri Kani juga menggelar lobi dengan juru runding senior Kelompok 4+1.
Juru runding senior Rusia, Mikhail Ulyanov di Wina usai pertemuan ini mengatakan, lobi politik selangkah demi selangkah tengah berlangsung dan kami memiliki pertemuan yang efektif dalam berbagai bentuk antara peserta perundingan.
Ia mengisyaratkan pertemuan perwakilan Kelompok 4+1 dan Iran serta mengatakan, "Berbagai pihak di pertemuan ini membahas salah salah satu isu terpenting dan dengan prioritas tinggi. Dialog mengalami kemajuan dan pertemuan akan dilanjutkan hari Senin. Kami selangkah demi selangkah meraih kemajuan."

Meski terlihat tanda-tanda kemajuan di perundingan dan proses lobi pun mengalami kemajuan, tapi pihak Barat dengan menggulirkan sejumlah isu, berusaha mencitrakan Iran sebagai pihak yang bersalah atas kelambanan proses perundingan dan juga dengan merusak fakta serta apa yang ada tengah berlangsung di perundingan, terus meningkatkan tekanan terhadap Iran guna meraih konsesi dari negara ini.
Pengguliran isu kesepakatan sementara dan juga penentuan tenggat waktu termasuk isu yang digulirkan Barat selama beberapa hari terakhir dengan tujuan memproyeksi dan meningkatkan represi terhadap Iran.
Televisi NBC News Amerika Sabtu (22/1/2022) mengutip sebuah sumber mengklaim, sekaitan dengan perundingan Wina, Rusia selama beberapa pekan terakhir mengusulkan kesepakatan sementara dengan Iran. Televisi ini mengutop sumbernya menambahkan, kesepakatan sementara ini mencakup pencabutan terbatas sanksi dengan imbalan penerapan kembali sejumlah pembatasan di program nuklir Iran.
Sementara itu, tim juru runding Iran sejak awal perundingan di Wina menegaskan bahwa perundingan harus logis dan negosiasi di bawah tekanan dalam bentuk apa pun tertolak dan akan memberi hasil sebaliknya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh sebelumnya juga menekankan, "Kami berunding berdasarkan draf soal pencabutan sanksi dan langkah kompensasi pihak seberang yang telah kami berikan sebelumnya, dan pada dasarnya tidak ada isu yang digulirkan mengenai kesepakatan selangkah demi selangkah atau sementara."
Salah satu tujuan pihak Barat menggulirkan isu kesepakatan sementara adalah membatasi kemampuan nuklir Iran; Padahal mempertahankan prestasi ilmiah dan riset merupakan salah satu urgensitas kesepakatan potensial dan hak Iran untuk melanjutkan riset serta pengembangan tidak boleh dilanggar.
Abbas Aslani, pakar politik luar negeri terkait hal ini mengatakan, "Barat berusaha membatasi kemampuan nuklir Iran, sehingga dapat memberi konsesi paling minimal JCPOA kepada Iran dengan mengikis proses perundingan, dan sebaliknya meraih konsesi di luar JCPOA dari Iran; Kesepakatan sementara tidak dapat diverifikasi, dan juga tidak ada jaminan."
Wajar jika pembahasan kesepakatan tidak dicantumkan diagenda kerja juru runding Iran dan tim juru runding Iran fokus untuk meraih kesepakatan berkesinambungan, dapat diandalkan dan yang pasti. Selain itu, mengingat bahwa menurut peserta perundingan di Wina, proses lobi berada di jalur yang semestinya, dan juga telah diraih kemajuan signifikan, pada dasarnya tidak membutuhkan kesepakatan sementara dan jika pihak Barat, khususnya Amerika menunjukkan tekad politik dan keseriusannya untuk mencabut sanksi Iran, maka ada peluang untuk meraih kesepakatan final di Wina. (MF)