Iran Aktualita, 5 Februari 2022
Perkembangan di Republik Islam Iran selama sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting seperti Rahbar: Jihad Pengusaha dan Pekerja Jaga Benteng Perekonomian.
Selain itu ada isu lainnya seperti Ayatullah Safi Golpaygani Meninggal Dunia, Marja Taklid Syiah Meninggal, Iran Umumkan Hari Berkabung Nasional, Presiden Iran: Imam Khomeini Percaya pada Partisipasi Rakyat, Iran Tolak Akses IAEA ke Fasilitas Baru Sebelum JCPOA Dipulihkan, Raisi dan Macron Bahas Perkembangan Perundingan Nuklir, Panglima IRGC: Iran Berdiri Tegar Hadapi Tekanan AS dan Sekutunya, Iran dan Rusia Sepakat Hapus Dolar dalam Transaksi Bilateral.
Rahbar: Jihad Pengusaha dan Pekerja Jaga Benteng Perekonomian
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam pertemuan dengan para pengusaha dan pekerja industri menyatakan bahwa jihad para pengusaha dan pekerja di sektor produksi menyebabkan AS harus mengakui kekalahannya dalam perang ekonomi menghadapi Iran.
Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei, hari Minggu (30/1/2022) mengatakan, "Menginformasikan kepada masyarakat mengenai keberhasilan dalam perang psikologis melawan musuh melalui bahasa para pelaku ekonomi penting untuk dilakukan,".
"Rencana musuh untuk menaklukkan benteng produksi telah gagal," ujar Rahbar.
"Dalam invasi ekonomi terhadap negara ini, terjadi masalah mengenai mata pencaharian rakyat, tetapi produksi tidak jatuh berlutut, bahkan juru bicara kemenlu AS beberapa waktu lalu secara eksplisit menyatakan bahwa kebijakan tekanan maksimum menyebabkan kekalahan tragis bagi Amerika Serikat sendiri," tegas Ayatullah Khamenei.
Rahbar dalam pidatonya menyebut produksi sebagai jihad, dengan menambahkan, "Resistensi produsen menghadapi serangan ekonomi dan upaya musuh untuk mencegah penjualan minyak dan gas, memotong sumber daya devisa dan memblokir devisa Iran; merupakan jihad sejati dan ibadah yang bernilai,".
"Mereka mengira keruntuhan ekonomi dalam beberapa bulan akan menjadi sarana untuk merealisasikan tujuan politiknya yang jahat. Tetapi setelah sepuluh tahun, sektor produksi dan ekonomi negara akan tetap berjalan. Alhamdulillah," papar Ayatullah Khamenei.
Lompatan dalam produksi, tutur Rahbar, akan mengarah pada peningkatan indikator ekonomi seperti: lapangan kerja yang berkelanjutan, peningkatan ekspor dan pendapatan devisa, serta penurunan inflasi, dan penguatan kemandirian ekonomi, yang akan menjamin martabat dan keamanan nasional, serta meningkatkan kepercayaan diri nasional.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, "Ada perusahaan dan produsen yang tidak menunggu pencabutan sanksi dan hasil negosiasi, tapi dengan kerja kerasnya, mereka menjadi contoh yang sukses".
Ayatullah Khamenei juga menyinggung peran perusahaan berbasis pengetahuan dalam industri nasional, dengan menekankan kemampuan para ahli muda berbakat yang harus digunakan dalam skala nasional, sebagaimana mereka berkiprah di banyak bidang, mulai dari vaksin Corona hingga peluru kendali. Mereka anak-anak muda yang terpercaya jika diberi tanggungjawab, dan bersinar terang,"
Sebelum Rahbar menyampaikan pidatonya, 14 pelaku ekonomi dari berbagai sektor produksi menyampaikan pandangan mereka masing-masing.
Ayatullah Safi Golpaygani Meninggal Dunia
Seorang Marja' Besar Syiah, Ayatullah al-Uzma Lotfollah Safi Golpaygani meninggal dunia pada usia 103 tahun di kota Qom, Iran.
Dikutip dari IRNA, Ayatullah Golpaygani meninggal dunia akibat henti jantung di salah satu rumah sakit di kota Qom pada Senin (31/1/2022) malam.
Ia adalah murid dari para ulama besar Syiah seperti, Ayatullah Hossein Tababataei Borujerdi, Ayatullah Hojjat Kuh-Kamari, dan Ayatullah Khansari. Ia juga belajar dari ulama besar kota Najaf yaitu Ayatullah Mohammad Kazem Shirazi dan Ayatullah Mohammad Ali Kazemi.
Ayatullah Golpaygani telah mengajar selama bertahun-tahun di Hauzah Ilmiah Qom dan menulis berbagai buku di bidang fikih, teologi, dan hadis. Ia pernah menjadi anggota Dewan Ahli Kepemimpinan Iran dan juga anggota Dewan Garda Konstitusi.
Marja Taklid Syiah Meninggal, Iran Umumkan Hari Berkabung Nasional
Pemerintah Iran mengumumkan hari Rabu (2/2/2022) sebagai hari berkabung nasional di negara ini, bentuk duka cita atas meninggalnya Marja Taklid Syiah Iran, Ayatullah Safi Golpaygani.
Ayatullah Lotfollah Safi Golpaygani, salah seorang Marja Taklid Syiah Iran, hari Senin (31/1/2022) malam meninggal dunia di kota Qom.
Pemerintah Republik Islam Iran menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Marja Taklid Syiah itu, dan mengumumkan hari Rabu sebagai hari berkabung nasional di seluruh penjuru Iran, dan hari libur resmi di kota Qom.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei juga menyampaikan pesan belasungkawa atas meninggalnya Ayatullah Safi Golpaygani.
Rahbar mengatakan, "Beliau merupakan salah satu pilar Hauzah Ilmiah Qom, dan merupakan tokoh unggul di bidang ilmu dan amal, serta salah satu ulama agama paling berpengalaman di Hauzah Ilmiah."
Presiden Iran: Imam Khomeini Percaya pada Partisipasi Rakyat
Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi mengatakan, perhatian Imam Khomeini ra kepada rakyat bukanlah sebuah seremonial, tetapi ia percaya pada kekuatan dan partisipasi rakyat.
Raisi dan anggota kabinet berziarah ke Makam Imam Khomeini ra pada Rabu (2/2/2022) pagi dan memperbaiki janji setia mereka dengan cita-cita Imam dan Revolusi Islam.
"Sikap dan perilaku pendiri Republik Islam adalah memperhatikan dan merangkul rakyat serta bertawakal kepada Allah. Ini adalah dua prinsip dasar untuk mewujudkan perubahan yang dimiliki oleh reformis besar abad," kata Presiden Iran dalam sambutannya.
Menurutnya, Imam Khomeini ra percaya pada kekuatan rakyat dan partisipasi mereka, tetapi para politisi dunia tidak memperhatikan rakyat dalam praktiknya.
"Di mana pun ada kesuksesan, masyarakat hadir di lapangan," tambahnya.
Raisi menekankan bahwa rakyat selalu hadir dalam perjalanan revolusi. Memperhatikan rakyat merupakan prinsip bagi semua pemerintah Iran setelah kemenangan Revolusi Islam.
Pada upacara ini, Presiden Raisi, wakil presiden, dan anggota kabinet meletakkan karangan bunga di Makam Imam Khomeini ra dan membacakan surat al-Fatihah untuk untuknya.
Presiden Iran dan anggota kabinet juga memberikan penghormatan kepada para syuhada.
Iran Tolak Akses IAEA ke Fasilitas Baru Sebelum JCPOA Dipulihkan
Duta Besar Iran untuk Organisasi Internasional yang berbasis di Wina mengatakan, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tidak akan memiliki akses ke informasi pengawasan di fasilitas nuklir baru Isfahan sampai perjanjian nuklir JCPOA dipulihkan kembali.
Mohammad Reza Ghaebi menyampaikan hal itu kepada wartawan pada Senin (31/1/2022) sore setelah IAEA diberitahu oleh pejabat Iran bahwa mereka akan memindahkan produksi rotor sentrifugal dan komponen bellow dari Kompleks TESA Karaj ke Isfahan.
Dia menegaskan IAEA tidak akan punya akses ke situs nuklir baru Iran di kota Isfahan sebelum pembicaraan Wina dengan agenda pemulihan JCPOA dan pencabutan sanksi mencapai hasil yang pasti.
IAEA mengumumkan pada hari Senin bahwa Iran telah memberitahu mereka tentang rencananya untuk memindahkan lokasi produksi suku cadang sentrifugal ke fasilitas baru di Isfahan.
IAEA juga mengabarkan bahwa mereka telah memasang kamera pengawas di fasilitas baru tersebut.
Iran dan Kelompok 4+1 masih melanjutkan pembicaraan nuklir di kota Wina dengan tujuan untuk mencabut sanksi terhadap Tehran dan menghidupkan kembali JCPOA.
Tim negosiator Iran menekankan pencabutan sanksi dan verifikasi serta pemberian jaminan bahwa Amerika Serikat tidak akan meninggalkan perjanjian untuk kedua kalinya.
Raisi dan Macron Bahas Perkembangan Perundingan Nuklir
Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara melalui telepon pada Sabtu (29/1/2022) malam.
Kedua pihak membahas cara-cara untuk memperkuat hubungan bilateral, isu-isu regional, dan perkembangan terbaru perundingan nuklir Wina untuk pencabutan sanksi Iran.
Mengacu pada pengakuan Amerika Serikat atas kegagalan kebijakan tekanan maksimum, Raisi mengatakan Iran telah menunjukkan tekad dan keseriusannya untuk mencapai kesepakatan dalam negosiasi, dan segala upaya dari pihak lawan dalam hal ini harus mencakup pencabutan sanksi, verifikasi, dan jaminan yang kredibel.
Dia menekankan bahwa stabilitas dan keamanan di kawasan hanya dapat dicapai melalui solusi intra-regional, bukan intervensi asing.
Presiden Iran menyeru masyarakat internasional untuk memperhatikan krisis kemanusiaan di Yaman dan mencabut blokade terhadap orang-orang yang tertindas di negara itu.
Pada kesempatan itu, Presiden Prancis menekankan bahwa Republik Islam Iran berhak untuk tidak mempercayai AS, karena Amerika telah menyebabkan krisis.
Macron juga mengecam agresi militer terhadap rakyat Yaman, terutama serangan baru-baru ini.
Macron dan Raisi kemudian bertukar pandangan tentang perkembangan di kawasan, termasuk situasi di Lebanon.
Panglima IRGC: Iran Berdiri Tegar Hadapi Tekanan AS dan Sekutunya
Panglima Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Hossein Salami mengatakan, "Iran berdiri tegar menghadapi tekanan maksimum Amerika Serikat dan sekutunya selama 43 tahun."
Mayor Jenderal Hossein Salami pada acara peringatan kesyahidan para pejuang Golpayegan pada Kamis (3/2/22022) malam mengatakan,"Hari ini, seluruh dunia dengan bangga menyebut pemerintahan Islam di Iran, yang menjadi kebanggaan bangsa ini,".
"Kekalahan politik global Amerika Serikat oleh sebuah bangsa, itu pun dalam kondisi sanksi, tidak lain dari karunia ilahi," ujar Mayjen Salami.
"Hari ini, orang-orang secara sadar hadir di arena untuk mendukung Republik Islam. Jika Iran Islam tidak kuat, maka musuh akan menyerang. Tetapi hari ini mereka telah berhenti, dan ketika musuh berbicara tentang kekuatan suatu negara, itu menunjukkan fakta pengakuan atas kekuatannya," tegas panglima Sepah Pasdaran Iran.
Mayjen Hossein Salami mengunjungi Golapeygan untuk menghadiri kongres keempat peringatan gugurnya 373 pejuang di kota Golpayegan dan 60 tahun wafatnya Mujtahid Ayatullah Sadough Golpayegani yang diadakan di aula kota Golpayegan. Selain itu, ia juga menghadiri peresmian ensiklopedia syuhada kota yang berada 156 kilometer wilayah barat laut Isfahan.
Iran dan Rusia Sepakat Hapus Dolar dalam Transaksi Bilateral
Ketua kelompok persahabatan parlemen Iran dan Rusia mengumumkan penghapusan dolar dalam transaksi perdagangan antara kedua negara.
Ebrahim Rezaei, Ketua Kelompok Persahabatan Parlemen Iran dan Rusia di Majelis Syura Islami Iran hari Minggu (30/1/2022) mengatakan bahwa ada kesepakatan yang baik di berbagai bidang, termasuk energi untuk pengembangan ladang minyak dan gas Iran, juga di bidang moneter dan perbankan, untuk mematahkan dominasi dan menghilangkan dolar dalam perdagangan, serta transportasi.
"Presiden Iran dan Rusia percaya bahwa kondisi perdagangan dan hubungan ekonomi antara kedua negara saat ini tidak memuaskan dan harus ditingkatkan," ujar Rezaei
"Saat ini, volume perdagangan antara Iran dan Rusia sekitar $ 4 miliar, dan langkah pertama kedua negara akan meingkatkannya menjadi $ 10 miliar," tegasnya.
Ketua kelompok persahabatan parlemen Iran-Rusia juga menyatakan bahwa kesepakatan yang baik antara Iran dan Rusia dapat dipertimbangkan untuk menetralisir sanksi.
Presiden Republik Islam Iran, Seyed Ebrahim Raisi, melakukan perjalanan ke Moskow pada 19 Januari atas undangan Presiden Rusia Vladimir Putin.