Bertemu Anggota Majles Khobregan, Rahbar Jelaskan Pilar Kekuatan Nasional
Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyebut menarik diri dalam melawan Amerika Serikat atau kekuatan lain untuk menghindari sanksi sebagai kesalahan besar dan pukulan bagi kekuatan politik.
Hal itu dikatakan Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan anggota Dewan Ahli Kepemimpinan Republik Islam Iran (Majles-e Khobregan-e Rahbari) pada hari Kamis (10/3/2022).
Rahbar menilai menarik diri dan mundur dalam melawan AS atau kekuatan lain mana pun agar aman dari sanksi sebagai kesalahan besar dan pukulan terhadap kekuatan politik.
"Tidak ada yang lebih naif daripada orang yang mengusulkan (dengan mengatakan) bahwa kita harus mengurangi kekuatan pertahanan agar tidak membuat musuh sensitif," kata Ayatullah Khamenei dalam pidatonya seperti dilansir di situs kantor Rahbar.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut kekuatan nasional sebagai suatu kesatuan yang saling berhubungan, dan dia menjelaskan pilar-pilarnya.
"Ilmu pengetahuan dan teknologi, pemikiran, berpikir dan kebebasan berpikir adalah bagian dari pilar kekuatan nasional. Jika tidak ada kebebasan berpikir dan kemajuan intelektual, maka sains dan teknologi bukanlah jalan yang harus ditempuh (bukan solusi)," jelasnya.
Menurutnya, keamanan dan kekuatan pertahanan, ekonomi dan kesejahteraan umum serta kenyamanan mata pencaharian rakyat, kekuatan politik dan tawar-menawar untuk menjamin kepentingan nasional di tingkat regional dan internasional, budaya dan gaya hidup, serta logika yang menarik dan berpengaruh terhadap bangsa-bangsa lain, adalah lengan-lengan kekuatan nasional lainnya.
Rahbar mengatakan, daya tarik bangsa menciptakan kedalaman strategis bagi setiap negara, dan ini sangat penting.
"Jika mereka yang ingin memotong sejumlah lengan kekuatan nasional dibiarkan untuk melakukannya, maka Iran akan menghadapi bahaya besar hari ini. Berkat tekad dan karunia Tuhan, kemungkinan untuk mewujudkan usulan itu tidak datang," tambahnya.
Ayatullah Khamenei menyebutkan beberapa contoh dalam masalah tersebut, dan menilai usulan-usulan seperti penolakan atas kehadiran regional (Iran) agar tidak dijadikan alasan oleh musuh atau pengabaian atas kemajuan ilmiah di bidang nuklir, sebagai pukulan terhadap kekuatan nasional.
"Kehadiran regional (Iran) memberikan kepada kita lebih banyak kedalaman strategis dan kekuatan nasional, lalu mengapa kita harus mengabaikannya? Kemajuan ilmiah di bidang nuklir juga terkait dengan pemenuhan kebutuhan negara dalam waktu dekat, dan jika kita mengabaikannya, beberapa tahun mendatang kepada siapa kita akan memintanya?" ujarnya.
Menurutnya, kuatnya sistem (pemerintah Republik Islam) akan mengarah pada kekuatan nasional.
"Kekuatan nasional sangat penting bagi setiap negara. Setiap bangsa harus kuat jika bangsa itu menginginkan kemerdekaan (kemandirian), kebanggaan, penggunaan sumber daya penting dan vital sesuai keinginannya, dan perlawanan terhadap keinginan pihak lain," tuturnya.
Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menjelaskan unsur-unsur dari satu set kekuatan nasional yang saling berhubungan, dan menyebut masalah mata pencaharian masyarakat dan kelancaran (kemudahan) masalah yang berkaitan dengan rakyat sebagai hal yang penting.
Rahbar juga menyinggung perang lunak dan keras musuh untuk mempengaruhi masyarakat. Menurutnya, cara menghadapi perang yang rumit ini adalah "jihad penjelasan" dengan metode perangkat lunak baru yang didasarkan pada ajaran dan konsep Islam yang dalam dan agung.
Ayatullah Khamenei menuturkan, kubu arogan (mustakbirin) dunia, --dalam perang lunak terberat dalam sejarah dengan bangsa Iran-- berusaha merayu dan mempengaruhi mereka yang memiliki gelar (jabatan) dan (kadang-kadang) terpelajar agar mereka menipu masyarakat dan memalingkan masyarakat dari kebenaran dan fakta.
Rahbar menyebut penciptaan antek-antek dan kaki tangan, intimidasi dan penyuapan sebagai bagian dari metode musuh. Ini, kata Ayatullah Khamenei, adalah perang lunak berat, dan tentunya (pada saat yang sama) menunjukkan kekuatan infrastruktur dan fasilitas Front Kebenaran (Haq), yang telah membuat tantangan melawan Front Kebenaran ini menjadi sulit, sehingga hal ini memaksa musuh untuk pergi ke perang lunak guna merusak dan menyesatkan pikiran masyarakat.
Di bagian akhir pidatonya, Ayatullah Khamenei mengatakan, Majles-e Khobregan-e Rahbari berperan penting dalam memperkuat sistem (pemerintahan) Islam.
"Syarat untuk efektivitas semua lembaga hukum, termasuk Dewan Ahli Kepemimpinan, adalah untuk bertindak sesuai dengan tugas dan batasan yang ditetapkan oleh konstitusi untuk mereka," pungkasnya. (RA)